Stres pada Ibu Hamil Pengaruhi Plasenta
STRES selama pandemi Covid -19 mengubah struktur, tekstur, dan kualitas dari plasenta atau organ yang berfungsi memberikan oksigen dan nutrisi kepada janin selama masa kehamilan.
Peneliti dari Developing Brain Institute Children's National Hospital mengatakan, selama pandemi, ibu hamil mengalami beberapa hal yang menyebabkan stres seperti pembatasan sosial, perasaan takut akan kematian, kondisi keuangan yang tidak stabil, dan lain-lain.
Dalam Medical Daily, yang dilansir dari antaranews, Selasa (16/5/2023), Direktur Developing Brain Institute Catherine Limperopoulos, mengatakan, perubahan plasenta terjadi pada beberapa ibu hamil dan perlu adanya penelitian untuk mengetahui dampak dari perubahan tersebut terhadap anak-anak yang lahir selama pandemi Covid-19.
Dalam penelitiannya tim riset membandingkan hasil pemeriksaan radiologi dari 165 wanita yang hamil sebelum Maret 2020 dengan 63 wanita yang hamil selama pandemi.
Partisipan yang hamil selama pandemi tidak terkena Covid-19 memiliki skor tinggi dalam kuisioner yang mengukur tingkat stres dan depresi.
Sebelumnya para peneliti menemukan plasenta dapat beradaptasi dengan perubahan negatif pada kondisi mental ibu hamil. Namun gangguan pada fungsi plasenta juga menunjukkan dampak negatif terhadap perkembangan otak janin dan neurobehavior serta temperamen anak.
Hasil dari penelitian baru menunjukkan gangguan pada perkembangan plasenta dalam rahim dapat memengaruhi kemampuan plasenta dalam mendukung kesehatan janin.
Para peneliti memperhatikan keterkaitan antara perubahan pada struktur plasenta dan peningkatan stres selama kehamilan.
Mereka berharap faktor stres ini dapat dicegah jika diketahui lebih awal dan dapat memperbaiki kesehatan plasenta serta kehamilan.
"Jika diketahui lebih awal, stres kehamilan adalah faktor risiko yang dapat diubah yang bisa ditangani dengan psikoterapi, dukungan sosial, dan intervensi berbasis bukti lainnya yang dipersonalisasi," kata Catherine.
Plasenta terbentuk sekitar 2 minggu setelah proses pembuahan. Organ dengan bobot sekitar 500 gram ini dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta melindunginya dari penyakit.
Fungsi plasenta atau ari-ari bayi dilansir dari laman ibudananak.com, berperan penting dalam menjaga pertumbuhan janin dengan baik, karena semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhan janin dihantarkan melalui plasenta.
Menyalurkan oksigen dan nutrisi pada janin. Janin membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk dapat hidup dan berkembang selama dalam kandungan. Untuk mendapatkannya, bukan berarti janin harus bernapas melalui hidung atau makan melalui mulut. Maka dari itu, fungsi plasenta sangat penting untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi kepada janin yang diperoleh dari tubuh sang ibu.
Oksigen dan nutrisi dari tubuh ibu akan dibawa oleh darah dan dialirkan ke dalam plasenta. Setelah itu, asupan tersebut akan ditransfer langsung ke janin melalui tali pusat yang terhubung dari plasenta ke janin. Proses ini mulai terjadi pada usia kehamilan 2 bulan.
Selain menyalurkan oksigen dan nutrisi, fungsi plasenta juga sangat penting untuk membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. Zat sisa tersebut akan dialirkan kembali ke aliran darah ibu dan kemudian dikeluarkan bersamaan dengan sisa metabolisme yang dihasilkan oleh ibu.
Fungsi plasenta yang tidak kalah penting yaitu dapat memproduksi hormon pendukung kehamilan, seperti hormon estrogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon-hormon kehamilan ini sangat penting dalam mendukung perkembangan janin dan menjaga kehamilan ibu.
Plasenta juga sebagai penghalang bagi bakteri yang mungkin saja ada di dalam tubuh ibu. Jadi, kalau si ibu mengalami infeksi bakteri, fungsi plasenta akan melindungi janin agar tidak tertular infeksi tersebut.
Satu lagi fungsi plasenta adalah dapat menyalurkan antibodi yang dimiliki si ibu ke janin. Antibodi ini bisa memberikan kekebalan tubuh si kecil agar terhindar dari penyakit. Setelah dilahirkan, antibodi dari ibu hanya bisa bertahan sampai usianya mencapai 3 bulan. Jadi, penting bagi si kecil untuk tetap mendapatkan imunisasi dan rutin mengonsumsi ASI eksklusif agar tumbuh kembangnya lebih optimal.
Melalui plasenta, selain nutrisi, obat-obatan yang dikonsumsi ibu dapat dihantarkan ke dalam tubuh si Kecil. Walaupun beberapa obat yang dikonsumsi semasa kehamilan tidak berdampak buruk, namun harus diperhatikan dan sebaiknya dikonsultasikan pada dokter obat apa yang sebaiknya ibu konsumsi, karena banyak obat-obatan yang dapat dengan mudah dihantarkan melalui plasenta.
Walaupun salah satu fungsi plasenta yaitu sebagai sawar (barrier) atau penghalang terhadap bakteri dan virus, namun fungsi plasenta ini bisa kurang efektif karena banyak kuman dan virus juga dapat melalui plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah si kecil. Salah satu contoh virus yang dapat menembus plasenta dan menimbulkan cacat lahir adalah virus rubella.
Vitamin-vitamin yang dikonsumsi ibu dapat melewati plasenta dan mendukung pertumbuhan janin. Vitamin yang mudah larut dalam air akan dihantarkan lebih mudah daripada vitamin yang larut dalam lemak.
Demikian juga daya tahan ibu dapat melindungi si kecil secara pasif, termasuk vaksin yang didapatkan semasa kehamilan. Melihat banyaknya fungsi plasenta menunjukkan organ ini termasuk komponen yang sangat penting dalam kehamilan. Gangguan pada plasenta bisa berbahaya bagi kesehatan janin. Jadi, ibu perlu melakukan check up atau kontrol rutin termasuk pemeriksaan kondisi plasenta ibu. 7
1
Komentar