Dipanggil DPP PDIP, Gibran Hanya Diberi Nasihat
Buntut Temani Capres Prabowo Bertemu Relawan
JAKARTA, NusaBali - Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka memenuhi panggilan DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (22/5) untuk menjelaskan perihal menemani Capres sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu relawan di Omah Semar, Jajar, Solo, Jumat (19/5) malam lalu.
Di DPP PDIP, Gibran menemui Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto didampingi Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun. Gibran menceritakan bahwa dirinya hanya turut menyambut capres Prabowo Subianto sekaligus menerima relawan pendukungnya di Solo. Gibran pun mengaku banyak mendapat nasihat dari petinggi PDIP tersebut.
"Terima kasih, sekali lagi, pagi hari ini saya sudah diterima di kantor DPP PDIP. Hari ini, saya sudah mendapat banyak sekali masukan, nasihat. Saya juga sudah menjelaskan kronologi dari A sampai Z terkait pertemuan kemarin," kata Gibran. Tak lupa Gibran mengucapkan terima kasih terhadap semua nasihat dari elite PDIP.
Dia sekaligus menekankan akan tetap tegak lurus dengan kebijakan ketum parpolnya, Megawati Soekarnoputri berkaitan Pilpres 2024. "Sekali lagi terima kasih untuk masukan dan nasihatnya dan sekali lagi saya sebagai kader PDIP, sebagai kader muda, saya akan tetap tegak lurus sesuai arahan ibu ketua umum. Terima kasih. Matur nuwun," ucap Gibran.
Sementara Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka sudah memberikan penjelasan lengkap ke DPP PDIP terkait pertemuannya dengan Prabowo Subianto. DPP PDIP mengingatkan agar Walikota Solo tersebut hati-hati terhadap adanya manuver politik atau dansa-dansa politik yang menyesatkan. Hasto memastikan Gibran hanya diberikan berbagai macam nasihat.
"Kalau di Solo ini yang ada gamelan bukan dansa. Yang ada tari-tarian, tari gambyong, nggak ada dansa-dansa di Solo. Tapi yang datang ke Solo itu kan ada yang membawa dansa-dansa itu. Kalau Solo itu kan ada selonya, ada dinamiknya. Tapi keharmonian, Solo itu Mewayu Hayuning Bawono. Sehingga tadi yang kita sampaikan kepada mas Gibran adalah nasihat-nasihatnya," kata Hasto.
Hasto menyampaikan, Komarudin sebagai senior juga memberikan berbagai macam masukan kepada Gibran. Gibran telah memberikan penjelasan pula secara komperhensif. Bahkan, Gibran sudah meminta maaf dan memberikan klarifikasi terhadap berbagai framing yang terjadi melalui media. "Kemarin mas Gibran sudah membuat pernyataan, melakukan klarifikasi terhadap berbagai framing yang terjadi. Beliau juga meminta maaf, melalui media dan kami sudah menerima seluruh penjelasan-penjelasan itu. Sehingga mari kemudian turun ke bawah semuanya membangun prestasi yang terbaik di wilayah kerjanya masing-masing," tutur Hasto.
Ketika ditanya, apakah Gibran diberikan sanksi atau tidak dalam pemanggilan itu, Hasto memastikan PDIP sebagai partai gotong royong dan mengedepankan musyawarah, hanya memberikan nasihat saja kepada Gibran. "Sudah diberikan nasihat-nasihat. Kita ini kan partai gotong royong. Partai musyawarah," terang Hasto.
Berbeda bila sudah senior partai, tetapi tidak memahami perintah ketua umum. "Tadi Pak Komarudin memberikan penjelasan, kalau sudah senior partai kemudian tidak memahami perintah ibu ketua umum, kebijakan partai itu lain persoalan," tutur Hasto. Menurut Hasto, kapasitas Gibran saat ini bukan sekedar Walikota Solo, melainkan juga anak dari Presiden Jokowi, sehingga banyak yang kemudian mencoba untuk menggunakan posisi itu sebagai cara dalam me-leverage (memanfaatkan), berbagai kepentingan politiknya.
Hasto pun, menyampaikan pesan Megawati kepada Gibran agar tetap membangun peradaban, membumi dan tetap berwaspada terhadap berbagai manuver-manuver politik yang terjadi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Terlebih, saat ini berbagai dinamika politik akan terus terjadi, sehingga kewaspadaan akan hal itu harus terus ditingkatkan. "Tadi kami jelaskan pesan-pesan dari Ibu Megawati Soekarnoputri kepada Mas Gibran, bahwa berpolitik itu membangun peradaban, berpolitik itu merawat pertiwi, dan berpolitik itu juga harus waspada dari berbagai manuver-manuver politik. Kita tahu, bahwa 2024 memang mendorong dinamika politik sangat tinggi sehingga semua harus waspada," kata Hasto.
Politisi asal Jogjakarta ini menambahkan, dirinya juga memberikan ilmu kepemimpinan dan ilmu perjuangan dari Megawati kepada Gibran. Terutama, di masa-sama Megawati berjuang membesarkan PDI di era orde baru dan tekanan pemerintahan Presiden Soeharto, kala itu. Hasto mengatakan, dalam pertemuan dengan Gibran, juga dibahas berbagai dialektika terkait dengan Pemilu 2024.
Apalagi, kata Hasto, Gibran selain kader partai, juga sebagai Walikota Solo yang memegang peranan penting terhadap episentrum politik nasional. "Memang suka tidak suka, Solo menjadi kandang banteng, PDIP. Juga sekaligus sebagai episentrum politik nasional, sehingga sebagai walikota beliau banyak menerima tamu-tamu tingkat nasional, apalagi Solo kulinernya juga luar biasa," jelas Hasto.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto memberikan dua buah buku kepada Gibran. Pertama, buku tentang geopolitik Soekarno berjudul Progressive Geopolitical Coexistence ke Gibran. Buku itu, memuat hasil disertasinya di Universitas Pertahanan yang diluncurkan pada Sabtu, (20/5/2023) lalu.
Kedua, buku berjudul 'Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam’. Buku ini mengulas perjalanan Presiden RI ke-5 itu, tentang kecintaannya terhadap lingkungan dan kegemarannya pada tanam-tanaman. 7 k22
1
Komentar