SMA/SMK Swasta Khawatir Krisis Siswa
AMLAPURA, NusaBali - SMA dan SMK swasta di Karangasem mulai khawatir akan mengalami krisis jumlah siswa baru untuk tahun ajaran 2023/2024. Sebab sekolah negeri tanpa batasan menerima siswa, walaupun ruang kelas tidak mencukupi.
Terbukti, tahun ajaran 2022/2023, banyak siswa yang telah mendaftar di SMA dan SMK swasta, malah lari ke sekolah negeri. Kasek SMA PGRI Amlapura I Ketut Jelantik mengungkapkan kekhawatiran itu di ruang kerjanya, Jalan Sudirman, Amlapura, Selasa (30/5).
Kata dia, di tengah proses PPDB (penerimaan peserta didik baru), belum ada kebijakan dari pemerintah, agar sekolah negeri membatasi menerima siswa. "Kalau tetap tidak ada pembatasan sekolah negeri menerima siswa, sekolah swasta bisa tutup," katanya.
Kata Jelantik, tahun ajaran 2022/2023, sekolahnya selain kehilangan 60 siswa baru, juga kehilangan 10 guru. Mulanya telah resmi mendaftar sebagai siswa baru di SMA PGRI, tiba-tiba jelang MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) ada kebijakan sekolah negeri bisa menampung siswa lagi, maka siswa tersebut batal sekolah di SMA PGRI.
Jelantik mengaku, pengelola sekolah swasta benar-benar panik dan terkesan terjadi penggembosan. Selain siswa yang hilang, guru juga hengkang. "Mestinya sekolah swasta juga dapat dukungan agar berkembang, sama-sama memajukan pendidikan. Sehingga nantinya terjadi persaingan sehat di bidang akademik," katanya.
Menurut Jelantik, tahun ajaran 2022/2023 sekolahnya kehilangan 70 siswa, mulanya mendaftar 200 siswa, tersisa 130 siswa. Bahkan kehilangan 10 guru, dari 30 guru yang ada tersisa 20 guru. "Guru yang hilang menjadi PPPK, merupakan guru andal. Mestinya guru tersebut kembali bertugas di SMK PGRI," harapnya.
Berbeda dengan Kasek SMK Nusa Dua Toya Anyar Kecamatan Kubu I Gede Putu Suardana, hanya mengaku kehilangan 4 guru pengajar, operator sekolah, guru matematika, PPKn (Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan), dan BK (Bimbingan dan Konseling).
Setelah kehilangan 4 guru, menurut Suardana, belum ada penggantinya. Agar pembelajaran bisa berjalan, maka guru yang bukan bidangnya mengisi, walau ada kesesuaian. Seperti mengisi kekurangan guru Matematika, memanfaatkan guru akuntansi. Hanya saja guru bersangkutan tidak bisa masuk dapodik (data pokok pendidikan), kalau guru bersangkutan ikut PPG (pendidikan profesi guru) tidak bisa karena tidak liner (bersesuaian).
Tahun 2017, tercatat 448 siswa baru tinggalkan SMA/SMK swasta di Karangasem. Mulanya mendaftar 2.709 siswa, kemudian mendaftar ulang 1.935 siswa, akhirnya yang benar-benar bersedia siap mengikuti MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) 1.487 siswa, berarti sekolah swasta kehilangan 448 siswa.7k16
1
Komentar