Desa Pengastulan Lokasi Sekolah Lapang Gempa Bumi
Rambu Peringatan dan Rambu Evakuasi Perlu Ditambah
SINGARAJA, NusaBali - Keberadaan rambu peringatan bencana dan rambu evakuasi di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, yang menjadi lokasi Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) masih perlu ditambah.
Saran dan masukan itu disampaikan Stasiun Geofisika Denpasar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), usai melakukan simulasi gempa bumi dan tsunami, Rabu (31/5).
Sekolah Lapang Gempa Bumi yang digelar 30-31 Mei lalu dimaksudkan BMKG untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat untuk siaga terhadap potensi bencana di daerah tempat tinggalnya.
Selain diberikan pemahaman secara teori, perwakilan masyarakat dan komunitas lainnya juga dilibatkan langsung dalam simulasi gempa bumi dan tsunami.
Seluruh peserta berkumpul di pinggir pantai dan kemudian melakukan simulasi evakuasi mandiri. Mereka pun berlarian menuju titik kumpul dengan mengikuti petunjuk jalur evakuasi. BMKG pun langsung mengecek efektivitas jalur evakuasi yang telah dibuat dan membandingkannya dengan risiko potensi tsunami.
Pemetaan BMKG berdasarkan keberadaan sesar Seririt, dampak terburuk potensi gempa bumi bisa mencapai magnitudo 7,4 dan dapat menimbulkan tsunami. Meski ketinggian tsunami hanya 0,5 meter-3 meter, tetapi waktu sampai ke daratan sangat cepat, yakni 4 menit. Sedangkan daerah genangannya 200-400 meter dari garis pantai.
Kepala Stasiun Geofisika Denpasar Arief Tyastama usai simulasi mengatakan yang perlu ditambah dan disempurnakan yakni pemenuhan rambu-rambu peringatan termasuk rambu jalur evakuasi.
“Rambu-rambu beberapa memang perlu ditambah di beberapa titik diantaranya di persimpangan jalan, di dekat pura, ada yang ditutupi pohon dan sudah usang warnanya, ini perlu peremajaan,” ucap Arief.
Menurut Arief pemenuhan rambu-rambu peringatan bencana ini dapat dianggarkan dari Dana Desa (DD) atau dari APBD melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Setelah SLG ini dia pun meminta Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Pengastulan yang sudah dibentuk, meneruskan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh warga desa.
Ketua FPRB Desa Pengastukan Hilman Eka Rabbana mengatakan SLG yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Pengastulan. “Tentu kami yang berada di zona rawan bencana dan sejarah masa lalu bencana gempa bumi hebat memiliki rasa trauma. Sehingga SLG ini sangat perlu bagi kami untuk tahu bagaimana menyiapkan diri menghadapi dan mengevakuasi diri,” jelas dia.
Menurutnya rambu peringatan dan rambu evakuasi serta penentuan titik kumpul di Desa Pengastulan sudah ada sejak lama. Masyarakat pun sudah mengetahui. Hanya saja perlu edukasi lebih dalam terutama simulasi evakuasi mandiri.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi menyabut untuk penambahan rambu-rambu peringatan bencana dan jalur evakuasi akan dikoordinasikan dengan pemerintah desa. “Yang sudah ada ini memang sudah lama dipasang, nanti kami koordinasi dulu dengan Pemdes, perlu berapa dimana saja ditambah. Itu bisa dianggarkan dari APBDes atau dari APBD juga bisa,” terang Ariadi. 7k23
Komentar