Koleksi Buku dan Foto Lengkapi RTH Bung Karno
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 129 eksemplar buku tentang Bung Karno melengkapi perpustakaan mini Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno.
Puluhan foto tentang Bung Karno dan keluarganya juga menghiasi dinding. Foto-foto itu pun dilengkapi dengan narasi yang dapat diakses melalui pemindaian barcode yang ada di bagian bawah foto.
Perpustakaan Bung Karno ini memanfaatkan wantilan RTH Bung Karno yang berlokasi di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng. Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Buleleng bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng selaku pengelola aset bersinergi mewujudkan perpustakaan mini ini.
Pengadaan koleksi buku dan foto sudah dilakukan DAPD Buleleng sejak awal tahun lalu. Hingga perpustakaan yang khusus diperuntukkan mengenang jasa Bung Karno dan orangtuanya, Raden Soekemi dan I Nyoman Rai Srimben sudah dibuka sejak sebulan terakhir.
Sejumlah buku-buku tentang Bung Karno disusun rapi di rak pojok utara gedung. Sedangkan foto-foto dokumentasi Bung Karno dan keluarganya terpajang di dinding perpustakaan. Pada bagian selatan gedung sudah terpasang patung Bung Karno sungkeman dengan ibundanya Rai Srimben. Patung berskala 1:1 ini sudah ada sejak pembangunan RTH Bung Karno tuntas 2022.
Kepala Dinas DAPD Buleleng Made Era Oktarini, Jumat (2/6), menjelaskan koleksi di perpustakaan Bung Karno itu didapatkan dari beberapa instansi. DAPD sebelumnya memang sudah melakukan pendekatan dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), UPT Perpustakaan Bung Karno Blitar, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Badung. Beberapa diantaranya juga disumbangkan dari keluarga besar Bale Agung, asal Nyoman Rai Srimben (ibunda Bung Karno) dan pegiat literasi.
“Kalau melihat buku tentang Soekarno memang banyak sekali, kami baru bisa mengumpulkan 129 buku. UPT Bung Karno Blitar sebenarnya menyumbang banyak buku tetapi kami masih terkendala belum bisa membawa semua ke sini,” ujar Era.
Dari ratusan buku yang sudah ada, ada beberapa buku yang memang disimpan khusus dalam lemari kaca. Buku-buku itu sudah tua. Seperti buku Di Bawah Bendera Revolusi, kumpulan pidato Bung Karno versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Yang itu (buku Di Bawah Bendera Revolusi, Red) memang kami taruh di tempat khusus karena sudah buku lama, rentan rusak dan termasuk buku langka,” imbuh Era.
Tiga buku ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ itu disebutnya milik (DPAD), ada juga sumbangan dari Murtini S Pendit (pengelola perpustakaan Idayu pada masa pemerintahan Bung Karno), dan dari satu lagi dari kerjasama pinjam silang dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Badung.
Perpustakaan Bung Karno mini ini mengedepankan tentang lokalitas Buleleng. Yang lebih banyak ditonjolkan adalah sosok orangtua putra Sang Fajar yakni Nyoman Rai Srimben. Beberapa foto lawas termasuk surat-surat silaturahmi dari Raden Soekemi dan Rai Srimben didapatkan dari keluarga Bale Agung. 7k23
1
Komentar