Menparekraf Genjot Event untuk Dongkrak Okupansi Hotel
Targetkan Festival Musik Jazz Serap 10-15 Persen Wisman
JAKARTA, NusaBali - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong agar lebih banyak event yang digelar di Indonesia, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, guna mendongkrak okupansi hotel atau tingkat hunian kamar hotel.
“Kita harus menggenjot lebih banyak event,” kata Sandiaga saat bertemu media di Jakarta, Jumat (2/6/2023).
Sandiaga mengatakan, alokasi dana oleh pemerintah sudah bisa kembali normal di tahun 2024–2025, setelah sebelumnya dana yang ada direalokasikan untuk penanganan Covid-19. Sehingga diharapkan lebih banyak event-event yang diselenggarakan di Tanah Air, termasuk yang digelar oleh pemerintah, yang dapat berkontribusi pada okupansi hotel.
“Sekitar 10 persen dari total event nasional yang dilakukan oleh pemerintah ini bisa mendongkrak kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kepada ekonomi kita, termasuk tingkat keterisian kamar hotel,” ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, semakin banyak event yang digelar di Indonesia akan semakin baik untuk perputaran ekonomi, termasuk okupansi hotel. Sebagai contoh, kata dia, bertepatan dengan gelaran festival musik jazz di JIExpo Kemayoran Jakarta pada 2–4 Juni 2023, hotel-hotel di sekitar area tersebut sudah terpesan sekitar 90 persen bahkan penuh.
“Bicara data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), (okupansi pascapandemi Covid-19) kita sudah ada di 50 persen. Hotel-hotel berbintang ini mendekati angka sebelum Covid-19, masih sekitar 20 persen di bawah angka sebelum Covid-19. Tapi kalau ada event seperti festival musik jazz ini, sekitar area Kemayoran sudah terpesan 90 persen sampai fully booked,” imbuh Sandiaga.
Dia menargetkan festival musik jazz internasional mampu menyerap 10-15 persen wisatawan mancanegara (wisman) dari total jumlah pengunjung.
“Targetnya 10–15 persen. Jadi, kalau ada 110 ribu pengunjung, diharapkan 10–15 persen wisatawan mancanegara bisa terserap dan hadir di acara ini,” kata Sandiaga.
Dengan begitu, ujar dia, festival musik jazz dapat membantu pencapaian target 8,5 juta wisatawan mancanegara tahun ini.
Sandiaga pun optimistis bahwa wisatawan mancanegara yang hadir ke festival musik jazz dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih tinggi dari biasanya, mengingat wisatawan biasanya menghabiskan lebih banyak uang mereka ketika mengunjungi sebuah festival.
Dengan asumsi 10–15 ribu wisatawan mancanegara yang hadir ke festival jazz internasional, Kemenparekraf menaksir dampak ekonomi senilai 15-20 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 222,8 miliar sampai Rp 297,1 miliar.
Jumlah tersebut, dikatakan Sandiaga, akan sangat membantu Indonesia untuk mencapai target ekonomi sebesar Rp 162 triliun dari total 3.000 acara yang digelar sepanjang tahun 2023.
“Jadi kuncinya, semakin banyak orang yang datang ke event (acara) semakin baik untuk perputaran ekonomi. Semakin kita memberikan kemudahan kepada event, dampak ekonominya besar sekali. Ini sudah tervalidasi dengan berbagai penyelenggaraan lain seperti G20 tahun lalu dan keketuaan ASEAN tahun ini,” kata Sandiaga.
Di samping itu, Sandiaga juga mengatakan festival musik jazz juga berpotensi membantu mencapai target 4,4 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2024.
Sandiaga pun optimistis bahwa Indonesia sebenarnya sangat memiliki potensi untuk menggelar event berkelas internasional. Hal itu dibuktikan dengan kesuksesan Presidensi G20 tahun lalu dan keketuaan ASEAN tahun ini.
“Kita mampu menjadi tuan rumah G20 dan ASEAN. Acara musik juga, apalagi nanti ada band besar yang akan manggung di sini seperti Coldplay. Ini bukti bahwa kita siap menyelenggarakan event-event berkelas dunia,” kata Sandiaga. 7 ant
1
Komentar