Akulturasi Budaya Bali saat Perayaan Waisak di Vihara Dharmayana Kuta, Canang dan Gebongan Jadi Sarana Persembahan
Uniknya, perayaan Trisuci Waisak 2567 BE di Vihara Dharmayana Kuta itu terlihat kental akan budaya Bali. Terlihat umat berdatangan dengan membawa sarana persembahyangan berupa canang dan juga terdapat sarana persembahan gebogan.
Penanggungjawab Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma menerangkan, akulturasi Budaya Bali itu sudah dilakukan sejak dulu. Sebab, dalam keyakinannya pun, terang Adi tetap mempersembahkan sarana puja berupa bunga dan juga buah-buahan yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan yang indah.
“Di sini akulturasi budaya Bali sudah kental sekali, kalau tidak melakukan persembahyangan menggunakan canang rasanya kurang lengkap. Sehingga itu selalu menjadi bagian dari kami sebagai sarana persembahan,” terang Adi saat ditemui di Vihara Dharmayana Kuta, di Jalan Blambangan, Legian, Badung, Bali pada Minggu (4/6/2023) pagi.
“Setelah itu kegiatan ramah tamah. Jika umat yang tidak bisa mengikuti detik-detik Waisak akan silih berganti melaksanakan persembahyangan hari ini sampai pukul 23.00 WITA,” terang Adi.
Ia juga mengapresiasi para Bhante gabungan dari Thailand dan Asia yang melakukan Thudong atau perjalanan rohani ke Borobudur sangat luar biasa. Bahkan, terangnya sambutan dari masyarakat Indonesia pun terlihat menjunjung tinggi nilai toleransi dan menghormati perbedaan.
“Ini merupakan toleransi yang mulia. Semoga pesan Waisak ini membawa perdamaian bagi kami semua dan juga untuk membawa kebahagiaan lahir dan batin untuk semuanya,” pungkas Adi. *ris
Komentar