Karauhan Warnai Mlaspas di Pura Ayung
AMLAPURA, NusaBali - Krama pangempon Pura Ayung di Banjar Adat Puseh, Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem, menggelar prosesi Mlaspas, Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (3/6) pukul 20.00 Wita. Upacara ini diwarnai salah satu pangayah, Jro Istri Nyoman Wiskara, karauhan.
Saat itu yang masih ada di Pura Ayung, Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug Jro Wayan Artana, dan sejumlah pamedek. Selanjutnya, Jro Wayan Artana berharap agar Kelian Desa Adat Bugbug I Nyoman Purwa Ngurah Arsana kembali hadir di Pura Ayung. Maka, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana datang ke Pura Ayung, langsung berkomunikasi dengan Jro Istri Nyoman Wiskara.
Awalnya, Jro Istri Nyoman Wiskara dalam kedaan karauhan mempermasalahkan nyala api di depan palinggih Ida Bhatara Sri di Pura Ayung, terlalu kecil. Maka, Jro Istri Nyoman Wiskara meminta agar lebih besar lagi, agar sesuai dengan palinggih baru yang telah terbangun cukup megah. Sehingga pangayah bergegas mencari serabut kelapa dan langsung membakar hingga memunculkan kobaran api cukup besar, menyebabkan Jro Istri Nyoman Wiskara merasa puas.
Saat itu juga mengingatkan, Baga Parahyangan Jro Wayan Artana, dan Kelian I Nyoman Pura Ngurah Arsana agar ngayah, dengan pemikiran yang jernih, iklas, tidak mendengarkan hal-hal yang tidak perlu.
Selanjutnya, Jro Istri Nyoman Wiskara mendekat, lalu memegang kening dan bagian kepala Kelian I Nyoman Purwa Ngurah Arsana. "Ini anugerah, agar dirimu lebih tegas, lurus dan jernih memimpin desa," jelas Jro Istri.
Usai ritual itu, Kelian I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengakui, merasakan pikirannya lebih jernih dan termotivasi memimpin desa, untuk melanjutkan pembangunan. "Benar, saya merasakan aura gaib, masuk ke dalam pikiran, terasa lebih jernih dan lebih tenang," ucapnya.
Terpenting, kata Purwa Ngurah, selama ini tulus ngayah, melakukan perbaikan palinggih agar lebih baik, menata parahyangan, dan menata palemahan. Sehingga krama yang berasal dari 12 banjar adat lebih khusyuk ngayah, melaksanakan upacara.
Saat upacara melaspas di Pura Ayung, Jro Mangku Merta yang mengkoordinasikan prosesi itu.
Sebelumnya, krama setempat merehab total Pura Ayung berbiaya Rp 500 juta. Pembongkaran Pura Ayung, berawal Maret 2023, target tuntas akhir Mei 2023, yang terdiri dari palinggih Ratu Ayung, Jineng, palinggih Padmasana, palinggih penyawangan, candi kurung, dan tembok panyengker. Palinggih beratap kayu ulin dari Kalimantan, di lahan seluas 20 meter x 22 meter.7k16
1
Komentar