Bali Gelar Sport Tourism Arung Jeram Internasional
Terus Galakkan Regenerasi, Incar Atlet dari Pelajar dan Mahasiswa
MANGUPURA, NusaBali - Pengprov Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Bali akan menggelar program sport tourism pada akhir tahun 2023 ini. Rencana tersebut sebagai upaya mengulang kesuksesan sebelumnya, saat lomba internasional di Bali pada 1994. Rencananya, kegiatan sport tourism itu akan mengundang puluhan dan banyak peserta dari luar negeri.
Ketua Harian FAJI Bali, Wayan Suweca, Senin (5/6) mengatakan, kepastian event sport tourism masih menunggu hasil audensi dengan Gubenur Bali Wayan Koster dan izin Pemerintah Provinsi Bali.
"Dulu sempat suskes membuat kegiatan internasional, tapi saat itu wadahnya lewat klub. Sekarang ini klub sudah terwadahi di FAJI Bali, saya yakin akan lebih sukses gaungnya," kata Suweca, yang owner Alaska Adventure, Bongkasa.
Suweca mengatakan rencananya nanti ada puluhan negara yang akan diundang. Dia juga yakin cabor arung jeram sangat digemari wisatawan. Buktinya, tiap hari di Bali tercatat ada dua ribu wisatawan China yang melakukan olahraga arung jeram. Hal itu, kata Suweca, belum termasuk wisatawan asal negara lainnya. Data itu didapatkan dari perkumpulan klub arung jeram di Bali.
"Semoga pada Oktober 2023 nanti bisa mewujudkan sport tourism, ini akan benar-benar luar biasa. Sebab, fasilitas dan kegiatan penunjang lainnya sudah kita miliki, dan dari tiga negara yang memiliki standar dunia, Indonesia masuk di dalamnya Bali,”kata Suweca.
Suweca juga menegaskan, sarana dan prasarana sudah tidak diragukan lagi untuk mensukseskan gelaran sport tourism. Bahkan dari segi wasit dan perangkat pertandingan juga sudah mumpuni dan sangat siap.
“Sekarang tinggal respon dan dukungan pemerintah, jika disetujui kita dapat agendakan digelar di aliran Sungai Ayung, Bongkasa, Badung menuju Ubud Gianyar. Dua daerah itu akan sangat merasakan dampak kunjungan atlet, keluarga dan wisatawan yang ikut event sport tourism,”kata Suweca.
Sementara itu, Pengprov FAJI Bali sendiri kini terus mengembangkan olahraga arung jeram dengan menyasar atlet dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Langkah itu sebagai upaya pembinaan dan regenerasi atlet dengan usia lebih muda. Yakni, menyasar atlet dari kalangan siswa dan mahasiswa perlahan dilakukan.
Menurut Suweca, selama ini atlet arung jeram adalah para pemandu. Hal itu membuat mudah mencari atlet karena banyaknya klub arung jeram di Bali, bahkan di daerah Bongkasa Badung ada 20 klub.
Suweca pun mengatakan, pengembangan harus dilakukan agar regenerasi atlet berjalan baik. Saat ini atlet arung jeram di Bali rata - rata usianya 30 tahun, sedangkan syarat tampil di Pra PON maksimal 35 tahun. Dengan demikian FAJI Bali harus siap regenerasi atlet.
"Kita mulai perkenalkan cabor arung jeram ke sekolah-sekolah, untuk ke mahasiswa dalam hal ini Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kita juga masuk ke Mahasiswa Pengenal Alam (Mapala),”kata Suweca, yang juga Pembina FAJI Badung.
Sementara itu misi lain menuntaskan kepengurusan Pengcab FAJI Bali di seluruh kabupaten/kota di Bali. Saat ini baru terbentuk diantaranya Pengcab FAJI Badung, Denpasar, Karangasem, Gianyar dan Klungkung. Harapannya pada akhir 2023 semua daerah terbentuk Pengcab FAJI.
"Terdekat kita akan akan bentuk di Tabanan yang sudah bakal rampung, berlanjut ke Singaraja dan Jembrana," papar Suweca. dek
1
Komentar