DBD di Denpasar Mencapai 1.132 Kasus
DENPASAR, NusaBali - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar sejak Januari hingga 3 Juni 2023 mencapai 1.132 kasus, dengan angka kematian sebanyak 4 orang. Dari total jumlah tersebut, kasus yang paling tinggi berada di Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Rabu (7/6). Menurutnya, kasus DBD tertinggi terjadi di Kelurahan Sesetan dengan jumlah 120 kasus, disusul Kelurahan Padangsambian dengan 73 kasus, dan ketiga adalah Desa Sidakarya dengan 70 kasus.
Sementara data per bulan yakni Januari 2023 sebanyak 296 kasus, Februari 255 kasus, Maret 230 kasus, April 186 kasus, Mei 157 kasus, dan hingga 3 Juni sebanyak 8 kasus. Jumlah ini mengalami peningkatan drastis dibanding tahun 2022 lalu, dimana Januari 2022 terdapat 137 kasus, Februari 73 kasus, Maret 115 kasus, April 148 kasus, dan Mei 124 kasus.
Selain itu, untuk menekan kasus DBD, Denpasar akan menerapkan metode Wolbachia. Bekerja sama dengan World Mosquito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk mencegah DBD di Denpasar. “Kami lakukan berbagai upaya seperti fogging fokus, maupun pemberantasan jentik nyamuk oleh para kader jumantik,” kata Dharmayuda.
Kegiatan kampanye metode Wolbachia dimulai pada Juni 2023 yang rencananya akan dilaksanakan sampai November 2023 di 24 desa di Kota Denpasar. “Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penerimaan masyarakat mengenai metode Wolbachia untuk pencegahan DBD di Kota Denpasar,” katanya.
Menurut Dharmayuda, Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat di 5.096 serangga seperti lalat buah, lebah, dan kupu-kupu. Wolbachia tidak terdapat di nyamuk Aedes aegypti sehingga nantinya dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes aegypti yang akan menghambat perkembangan virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
Selain itu metode Wolbachia ini sudah teruji aman untuk manusia, lingkungan, dan hewan. Di Denpasar, Wolbachia akan disebarkan ke seluruh kecamatan dan sebagian desa selama 10-20 minggu, sebelum nyamuk bisa berkembang-biak tanpa perlu pelepasan lagi. Nyamuk ber-Wolbachia akan kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan yang ber-Wolbachia.
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan selama 5 tahun terakhir kasus DBD di Denpasar masih cukup tinggi dengan angka insiden kasus tertinggi yaitu 92,67 per 100.000 penduduk pada 2018. Angka ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk. Dengan metode Wolbachia diharapkan akan mampu menurunkan kasus DBD di Kota Denpasar secara signifikan.
“Saya harap di seluruh kecamatan, desa, dan kelurahan mendukung upaya perluasan metode Wolbachia ini, dan selalu menyisipkan informasi tentang metode ini di dalam kegiatan atau event di masyarakat,” ujar Wawali Arya Wibawa. 7 mis
1
Komentar