Tarung karena Passion hingga Catatkan Sejarah untuk Leluhur
Perjuangan Peserta Seleksi Calon KPU Bali Periode 2023-2028
DENPASAR, NusaBali - Seleksi Calon Anggota KPU Provinsi Bali Periode 2023-2028 memasuki tahap tes tulis yang digelar di Kampus ITB STIKOM Bali, Rabu (7/6).
Para kandidat yang ikut seleksi adalah pendatang baru dan juga sejumlah wajah lama yang sudah pengalaman sebagai komisioner di kabupaten/kota. Apa motivasi mereka bertarung lagi?
Seperti pengakuan salah satu kandidat yang sudah pengalaman sebagai penyelenggara, I Made Kariada. Dia mengaku bertarung dalam seleksi kali ini karena memang sudah passion (panggilan hati,red). Sebagai mantan Ketua KPU Kabupaten Klungkung, dirinya merasa menjadi penyelenggara di tingkat provinsi adalah satu keberlanjutan.
Kariada yang berprofesi sebagai advokat ini sempat mengikuti seleksi Anggota KPU Bali Periode 2018-2023, namun gagal di tahapan 8 besar. Untuk periode 2023-2028 ini, Kariada kembali mecoba peruntungan. Pegiat pemilu yang sempat menjajal seleksi KPU RI sampai tes tulis ini mengaku memiliki ketertarikan tinggi pada penyelenggaraan pemilu.
“Saya passion-nya memang ada di ranah penyelenggara. Pendidikan saya juga fokusnya di kepemiluan. Kesehariannya juga sebagai pegiat pemilu,” tegas Koordinator Bidang Pembelaan Profesi Advokat, DPC Peradi Suara Advokat Indonesia Kota Denpasar ini di sela-sela mengikuti seleksi tes tulis, Rabu.
Terungkap juga Kariada adalah salah satu alumni Bimbingan Teknis (Bimtek) Hukum Acara Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu 2019 bagi KPU Angkatan I di Mahkamah Konstitusi RI. Saat itu, dia sedang berada di ujung masa keanggotaan KPU Klungkung. Sebagai wajah lama, Kariada mengaku optimis bahwa kali ini dia akan menjadi satu dari lima Komisioner KPU Provinsi Bali Periode 2023-2028. Mengingat sudah dua periode sebagai komisioner di KPU Klungkung, Kariada juga menunjukkan dirinya sudah paham tugas-tugas penyelenggara pemilu di Pemilu 2024 yang kompleks.
Foto: Eks Ketua KPU Klungkung, I Made Kariada. -DOK.NusaBali
“Setiap pemilu memiliki kompleksitas tersendiri. Saya rasa manajemen pemilu itu sudah terbentuk cukup baik karena sudah dilakukan beberapa kali. Apalagi teman-teman yang sudah menjadi penyelenggara, sudah punya pengalaman untuk itu,” beber Komisioner KPU Klungkung 2009-2019 ini.
Selain itu, Kariada juga meyakini bahwa siapa pun yang terpilih nanti sudah pasti memiliki kompetensi sebagai penyelenggara pemilu. Sebab, sebagian besar peserta seleksi adalah petahana dan komisioner KPU dari tingkat kabupaten/kota yang sudah berpengalaman. Termasuk kalangan akademisi, praktisi hukum, dan pers yang bakal membawa angin segar.
Sementara kandidat pendatang baru I Nyoman Suka Artha Negara mengaku bertarung dalam seleksi calon KPU Bali karena ingin mengukir sejarah sekaligus melaksanakan titah (mandat,red) leluhur. Artha sendiri adalah pendiri LBH Surya Artha Bali dari Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Dia baru pertama kali mengikuti seleksi untuk menjadi penyelenggara pemilu. Sebagai pendatang baru, Artha ingin menjadi pelaku sejarah sebagai Anggota KPU Bali di pemilu paling kompleks sepanjang sejarah kepemiluan. “Ikut seleksi Anggota KPU Bali karena saya ingin mencoba sesuatu yang baru. Harapannya ikut menjadi bagian dari pelaku sejarah,” kata Artha kepada NusaBali, usai mengikuti tes tulis di Kampus ITB STIKOM Bali, Rabu.
Lanjut Artha, motivasinya menjadi pelaku sejarah tidak terlepas dari bagian menunaikan tugas atau pitra yadnya (melaksanakan kewajiban untuk leluhur,red). Menurutnya, apabila leluhur belum mampu mencatatkan nama di sejarah bangsa, sebagai penerus dia merasa punya kewajiban mewujudkan sejarah tersebut.
“Ketika leluhur belum tercatat dalam sejarah, tentu saya ingin membuat sejarah baru. Di mana? Di KPU Provinsi Bali. Ketika nanti diberikan kesempatan selaku penyelenggara di KPU Provinsi Bali tentu saya akan bekerja dengan baik dan benar,” ungkap Artha yang juga sempat menangani kasus sengketa Pura Majapahit di kawasan Garuda Wisnu Kencana, Desa Ungasan, Badung. ol1
1
Komentar