Ketua Fraksi Golkar Tabanan Dicopot
Made Asta Dharma ditunjuk gantikan Nyoman Wirama Putra sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan
Pasca Ditangkap Polda Metro karena Kasus Narkoba
TABANAN, NusaBali
DPD II Golkar Tabanan akhirnya mengambil sikap atas kasus Nyoman Wirama Putra, 35, yang ditangkap polisi akibat masalah narkoba. Wirama Putra yang kini ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta telah dilengserkan dari jabatan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan, Jumat (16/6). Golkar tunjuk Made Asta Dharma, 40, menggantikan Wirama Putra
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Golkar Tabanan, Gede Budiatmika, mengakui keputusan untuk mencopot Wirama Putra dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan ini dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan DPD I Golkar Bali. Menurut Budiatmika, Wirama Putra dicopot agar bisa lebih fokus menghadapi kasus hukum yang menimpanya.
Surat penunjukan Asta Dharma sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan tersebut ditandatangani Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana, dan Gede Budiatmika selaku Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Golkar Tabanan. Budiatmika tandatangan setelah mendapat mandat dari Ketua DPD II Golkar Tabanan, Ketut Arya Budi Giri, yang kini tengah berlibur di Amerika Serikat.
“Kami tunjuk Dek Asta (Made Asta Dharma, Red) sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan,” ungkap Budiatmika saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin. Penunjukan Asta Dharma ini, kata Budiatmika, sudah disampaikan secara resmi kepada seluruh anggota Fraksi Golkar DPRD Tabanan di Sekretariat DPD II Golkar Tabanan.
“Sore nanti (kemarin) kami sampaikan kepada seluruh anggota fraksi atas keputusan ini. Mereka kami berikan pemahaman dan alasan mengapa Asta Dharma yang ditunjuk gantikan Wirama Putra,” tegas mantan Ketua KPU Tabanan dua periode ini.
Namun, Budiatmika enggan merinci apa alasan penunjukan Asta Dharma sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Asta Dharma sendiri sebelumnya sempat dipercaya menjabat Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Tabanan 2014-2017. “Yang jelas, pergantian posisi ketua fraksi ini langkah strategis untuk menyelamatkan partai. Surat segera kami kirim ke DPD I Golkar Bali,” ujar Budiatmika.
Budiatmika menegaskan, langkah awal yang dilakukan Golkar hanya sebatas reposisi jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Bila ada perkembangan terbaru dalam kasus yang menimpa Wirama Putra---politisi muda asal Banjar Bangah, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan---, DPD II Golkar Tabanan akan kembali mengkaji dan mengambil langkah strategis. “Tentu partai akan terus memantau perkembangan kasusnya,” kata Budiatmika.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, mengingatkan Wirama Putra memang sebaiknya dicopot dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Alasannya, Wirama Putra saat ini tidak bisa melaksanakan tugas-tugasnya karena ditahan Polda Metro Jaya pasca ditangkap bersama calon istrinya, LOS, 19, di Hotel Alila Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6) siang.
“Pencopotan ini bukan berarti hukuman partai, tapi untuk pelaksanaan kinerja fraksi di DPRD Tabanan. Biarkan Saudara Wirama Putra fokus mengikuti proses hukum. Kalau hukuman resmi partai, itu nanti sesudah ada putusan hukum yang berkekuatan hukum tetap dari lembaga peradilan,” ujar politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang kini anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali ini.
Gus Adhi sendiri berencana akan cek ke Polda Metro Jaya, terkait kasus Wirama Putra. Pihaknya ingin tahu persoalan yang sebenarnya. Namun, Gus Adhi menyarankan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta dan DPD II Golkar Tabanan, Ketut Arya Budi Giri, sebaiknya ambil langkah-langkah strategis. “Supaya jabatan Ketua Fraksi DPRD Tabanan tidak vakum,” kata Gus Adhi yang niotabene putra dari politisi senior mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapoil Bali 2009-2014, I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Sementara, Wakil Bendahara Umum DPP Golkar yang sekaligus Korwil Bali DPP Golkar, I Wayan Geredeg, menyerahkan sepenuhnya kasus Wirama Putra kepada Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta. “Soal Wirama Putra, sanksi itu sepenuhnya kita serahkan kepada Ketua DPD I Golkar Pak Sudikerta. Nanti kan Ketua DPD I Golkar yang memberikan keputusan,” ujar Geredeg saat dihubungi terpisah, Jumat kemarin.
Di sisi lain, mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Wirya, mengaku prihatin atas musibah yang menimpa Wirama Putra. Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Tabanan dua kali periode ini berharap berharap Wirama Putra bisa direhabilitasi sesuai harapan keluarganya.
Nyoman Wirya juga mengajak kader Golkar di DPRD Tabanan dan pengurus DPD II Golkar Tabanan untuk tes urine, pasca kasus yang menimpa Wirama Putra. “Mari sama-sama menunjukkan kita bersih dari narkoba, sehingga kasus yang menimpa Saudara Wirama Putra tidak membuat image Golkar rusak di mata masyarakat. Kader Golkar lainnya harus buktikan diri bersih narkoba,” pinta politisi Golkar asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Sementara itu, sejumlah kader Golkar bersuara keras terkait kasus Wirama Putra. Salah satu kader menyebutkan, seharusnya Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkar Bali langsung mencopot Wirama putra dari keanggotaan DPRD Tabanan melalui usulan PAW. Apalagi, kata dia, Wirama tersandung kasus narkoba dan beritanya disiarkan televisi nasional.
”Yang bergini masih dipertahankan? Videonya sudah beredar luas sebagai pelaku narkoba. Kalau ada kader mengkritisi organisasi langsung dipecat, ini pengguna narkoba masa nggak ada sanksi? Ini namanya pembiaran,” ujar kader tersebut. *k21,nat
TABANAN, NusaBali
DPD II Golkar Tabanan akhirnya mengambil sikap atas kasus Nyoman Wirama Putra, 35, yang ditangkap polisi akibat masalah narkoba. Wirama Putra yang kini ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta telah dilengserkan dari jabatan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan, Jumat (16/6). Golkar tunjuk Made Asta Dharma, 40, menggantikan Wirama Putra
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Golkar Tabanan, Gede Budiatmika, mengakui keputusan untuk mencopot Wirama Putra dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan ini dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan DPD I Golkar Bali. Menurut Budiatmika, Wirama Putra dicopot agar bisa lebih fokus menghadapi kasus hukum yang menimpanya.
Surat penunjukan Asta Dharma sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan tersebut ditandatangani Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana, dan Gede Budiatmika selaku Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Golkar Tabanan. Budiatmika tandatangan setelah mendapat mandat dari Ketua DPD II Golkar Tabanan, Ketut Arya Budi Giri, yang kini tengah berlibur di Amerika Serikat.
“Kami tunjuk Dek Asta (Made Asta Dharma, Red) sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan,” ungkap Budiatmika saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin. Penunjukan Asta Dharma ini, kata Budiatmika, sudah disampaikan secara resmi kepada seluruh anggota Fraksi Golkar DPRD Tabanan di Sekretariat DPD II Golkar Tabanan.
“Sore nanti (kemarin) kami sampaikan kepada seluruh anggota fraksi atas keputusan ini. Mereka kami berikan pemahaman dan alasan mengapa Asta Dharma yang ditunjuk gantikan Wirama Putra,” tegas mantan Ketua KPU Tabanan dua periode ini.
Namun, Budiatmika enggan merinci apa alasan penunjukan Asta Dharma sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Asta Dharma sendiri sebelumnya sempat dipercaya menjabat Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Tabanan 2014-2017. “Yang jelas, pergantian posisi ketua fraksi ini langkah strategis untuk menyelamatkan partai. Surat segera kami kirim ke DPD I Golkar Bali,” ujar Budiatmika.
Budiatmika menegaskan, langkah awal yang dilakukan Golkar hanya sebatas reposisi jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Bila ada perkembangan terbaru dalam kasus yang menimpa Wirama Putra---politisi muda asal Banjar Bangah, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan---, DPD II Golkar Tabanan akan kembali mengkaji dan mengambil langkah strategis. “Tentu partai akan terus memantau perkembangan kasusnya,” kata Budiatmika.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, mengingatkan Wirama Putra memang sebaiknya dicopot dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Alasannya, Wirama Putra saat ini tidak bisa melaksanakan tugas-tugasnya karena ditahan Polda Metro Jaya pasca ditangkap bersama calon istrinya, LOS, 19, di Hotel Alila Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6) siang.
“Pencopotan ini bukan berarti hukuman partai, tapi untuk pelaksanaan kinerja fraksi di DPRD Tabanan. Biarkan Saudara Wirama Putra fokus mengikuti proses hukum. Kalau hukuman resmi partai, itu nanti sesudah ada putusan hukum yang berkekuatan hukum tetap dari lembaga peradilan,” ujar politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang kini anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali ini.
Gus Adhi sendiri berencana akan cek ke Polda Metro Jaya, terkait kasus Wirama Putra. Pihaknya ingin tahu persoalan yang sebenarnya. Namun, Gus Adhi menyarankan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta dan DPD II Golkar Tabanan, Ketut Arya Budi Giri, sebaiknya ambil langkah-langkah strategis. “Supaya jabatan Ketua Fraksi DPRD Tabanan tidak vakum,” kata Gus Adhi yang niotabene putra dari politisi senior mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapoil Bali 2009-2014, I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Sementara, Wakil Bendahara Umum DPP Golkar yang sekaligus Korwil Bali DPP Golkar, I Wayan Geredeg, menyerahkan sepenuhnya kasus Wirama Putra kepada Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta. “Soal Wirama Putra, sanksi itu sepenuhnya kita serahkan kepada Ketua DPD I Golkar Pak Sudikerta. Nanti kan Ketua DPD I Golkar yang memberikan keputusan,” ujar Geredeg saat dihubungi terpisah, Jumat kemarin.
Di sisi lain, mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Wirya, mengaku prihatin atas musibah yang menimpa Wirama Putra. Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Tabanan dua kali periode ini berharap berharap Wirama Putra bisa direhabilitasi sesuai harapan keluarganya.
Nyoman Wirya juga mengajak kader Golkar di DPRD Tabanan dan pengurus DPD II Golkar Tabanan untuk tes urine, pasca kasus yang menimpa Wirama Putra. “Mari sama-sama menunjukkan kita bersih dari narkoba, sehingga kasus yang menimpa Saudara Wirama Putra tidak membuat image Golkar rusak di mata masyarakat. Kader Golkar lainnya harus buktikan diri bersih narkoba,” pinta politisi Golkar asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Sementara itu, sejumlah kader Golkar bersuara keras terkait kasus Wirama Putra. Salah satu kader menyebutkan, seharusnya Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkar Bali langsung mencopot Wirama putra dari keanggotaan DPRD Tabanan melalui usulan PAW. Apalagi, kata dia, Wirama tersandung kasus narkoba dan beritanya disiarkan televisi nasional.
”Yang bergini masih dipertahankan? Videonya sudah beredar luas sebagai pelaku narkoba. Kalau ada kader mengkritisi organisasi langsung dipecat, ini pengguna narkoba masa nggak ada sanksi? Ini namanya pembiaran,” ujar kader tersebut. *k21,nat
Komentar