7 Nelayan Terseret Ombak, Satu Hilang
Musibah Saat Para Nelayan Dorong Jukung ke Laut
Diperkirakan korban terseret arus ombak besar yang tiba-tiba datang saat mendorong jukung ke tengah, apalagi informasinya korban tak bisa berenang.
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 7 nelayan terseret ombak saat hendak menurunkan perahu untuk dibawa melaut di Pantai Banjar Bugbug Kelod, Desa Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Minggu (11/6) dinihari pukul 03.00 Wita. Satu dari tujuh nelayan tersebut hilang dan enam lainnya berhasil selamat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan sebanyak 7 orang nelayan yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sorog (dorong) jukung pada Minggu dinihari menurunkan sebuah perahu milik nelayan untuk melaut. Saat itu cuaca di laut dengan kondisi gelombang cukup tinggi berkisar 3-5 meter.
Saat ketujuh nelayan mendorong jukung, tiba-tiba ombak besar datang menghantam hingga ketujuh nelayan terseret, hanya 6 orang yang berhasil menyelamatkan diri. Sementara satu orang lainnya terseret ombak hingga ke dalam laut dan hilang. Kondisi di lokasi juga gelap dan ombak terus mengganas.
Keenam nelayan yang selamat berasal dari Banjar Dukuh Tengah, Desa Bugbug, yakni I Gede Patriaris,32, I Komang Risno,17, I Wayan Gelgel, I Nyoman Ada, I Nyoman Totot,50, dan I Made Sudiarta, 33. Sedangkan nelayan yang hilang atas nama I Dewa Gede Puja,52, warga yang tinggal di Banjar Bukit Asah, Desa Bugbug. Dewa Gede Puja sendiri aslinya berasal dari Banjar Tembuku Kawan, Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli. Warga Desa Bugbug, I Nengah Suardika kemudian melaporkan musibah itu ke Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Karangasem pada pukul 08.00 Wita berlanjut dilakukan pencarian.
Kakak korban Dewa Gede Puja, yakni I Dewa Nyoman Meranggi,72, yang kemarin ikut memantau proses pencarian di Pantai Bugbug Kelod menuturkan adiknya sehari-hari bekerja sebagai buruh dorong jukung sejak 20 tahun lalu setelah menikah dengan warga Desa Bugbug atas nama Ni Nyoman Raiani. Sejak itu pula dia tinggal di Desa Bugbug. Sebelumnya, sempat bekerja di percetakan foto di Denpasar. Pernikahan Dewa Gede Puja dengan Nyoman Raiani telah dikaruniai tiga orang putri.
Foto: Keluarga korban hilang lakukan ritual matur piuning di Pantai Bugbug. -NANTRA
"Terkait masih belum ditemukannya adik, kami di keluarga besar telah matur piuning di Pura Merajan, juga matur piuning di Pantai Bugbug Kelod, dengan harapan adik ditemukan terdampar dalam kondisi selamat," harapnya. Sejumlah anggota keluarga korban terlihat hadir saat matur piuning di Pantai Bugbug Kelod dengan banten pejati persembahan untuk Ida Bhatara Baruna sebagai dewa penguasa lautan.
"Sebelum kejadian tidak ada firasat apa-apa, saya dapat kabar adik hilang pukul 08.00 Wita, kan punya WA grup keluarga, informasinya cepat nyampai," lanjut Dewa Nyoman Meranggi. Selama ini katanya sang adik sering pulang terutama jika ada piodalan. Juga sering saling kontak di WA grup keluarga. Keponakan korban, yakni I Dewa Gede Antarga, mengharapkan pamannya itu bisa ditemukan dalam kondisi selamat. "Saya berharap Tim Pencarian dan Pertolongan menemukan paman saya, dalam kondisi selamat," harapnya.
Keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini. Apalagi istri dan anaknya sempat memperingatkan agar pagi itu korban tak turun ke laut untuk menjalankan pekerjaannya sebagai tukang dorong jukung. Keluarga pun berharap korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
Koordinator Pos SAR Karangasem, Gusti Ngurah Eka Widnyana mengatakan korban diperkirakan terseret arus saat hendak mendorong jukung untuk dibawa nelayan melaut. Saat ombak besar datang korban Dewa Gede Puja terseret arus ke tengah, apalagi informasinya korban tak bisa berenang. Untuk proses pencarian dilibatkan tim gabungan terdiri dari Basarnas, Polair Polres Karangasem, Balawista, Bakamla, BPBD. Tim gabungan melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.
"Pencarian kita fokuskan sekitar lokasi kejadian. Sampai sore hari (kemarin) belum ada tanda-tanda yang bersangkutan. Pencariannya akan dilakukan lagi pada besok (hari ini),” ujar Gusti Ngurah Eka. Tim gabungan juga akan menurunkan rubber boat untuk menyisiri Perairan Bugbug. Dia juga mengungkapkan kondisi ombak yang cukup ganas dan air laut dari tepi pantai sekitar 50 meter dari bibir pantai terlihat keruh, sehingga menyulitkan pencarian.
Foto: Korban hilang I Dewa Gede Puja (kanan). -IST
Terkait ombak besar yang terjadi di perairan Bali, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan angin yang bertiup secara konstan dari Australia menuju daratan Asia berkontribusi memicu gelombang tinggi di sejumlah perairan di Bali.
“Angin jauh dari Australia konstan bertiup sampai di Bali menjadi cukup kencang juga,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar. Menurut dia, angin menjadi salah satu indikator yang signifikan mendorong gelombang tinggi di sejumlah perairan di Pulau Dewata. BMKG memperkirakan saat ini sebagian besar wilayah di Bali sudah memasuki musim kemarau dan diperkirakan pada Juli-Agustus 2023 merupakan puncak musim kemarau. Ada pun angin saat musim kemarau itu merupakan angin timur yang bergerak dari Benua Australia.
“Saat kemarau itu angin timuran istilahnya, yang umumnya dari sekitar Australia menuju daratan Asia,” ujarnya dilansir antara. BMKG terus memantau pergerakan cuaca termasuk potensi gelombang tinggi setiap hari. Berdasarkan pengamatan BMKG, gelombang laut di Bali diperkirakan masih tinggi yakni hingga empat meter di antaranya berpotensi di Selat Bali dan Selat Lombok pada 10-12 Juni 2023 dengan kecepatan angin diperkirakan hingga 40 kilometer per jam yang bergerak dari timur-tenggara. Bahkan di perairan Samudera Hindia selatan Bali diperkirakan sangat tinggi yakni hingga enam meter.
Ada pun Selat Bali adalah jalur penyeberangan Bali-Jawa yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana-Pelabuhan Ketapang, di Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan di Selat Lombok adalah jalur penyeberangan Bali-Lombok yang menghubungkan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem dan Pelabuhan Lembar di Lombok, NTB.
Selat Lombok juga menjadi jalur perlintasan kapal penumpang dan nelayan dari Pelabuhan Benoa Denpasar menuju Indonesia Timur. Sedangkan di sejumlah perairan wisata Bali di antaranya Nusa Dua, Kabupaten Badung diperkirakan ketinggian gelombang hingga tiga meter. Potensi gelombang laut hingga 2,5 meter juga berpotensi terjadi di Tanah Lot dan Kuta. 7 k16
Komentar