870 Ribu Ha Lahan Terancam Kekeringan
JAKARTA, NusaBali - Sebut dampak dari El Nino, Mentan akan mapping lokasi daerah merah, kuning dan hijau.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan el nino berpotensi menyebabkan 870 ribu hektar lahan pertanian kekeringan, di mana puncaknya akan terjadi pada Agustus 2023.
"Kejadian el nino ekstrem berpotensi menyebabkan kekeringan 560-870 ribu hektar, sedangkan pada tahun normal hanya 200 ribu hektar," kata Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (16/6).
Selain kekeringan, el nino juga berpotensi menyebabkan kebakaran pada lahan pertanian, gagal panen, hingga peningkatan intensitas serangan hama serta penyakit tanaman.
Sebab itu, ada beberapa upaya yang akan dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengantisipasi el nino.
Pertama, mengidentifikasi dan mapping lokasi yang terdampak kekeringan serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.
Kedua, mempercepat tanam untuk mengejar sisa hujan.
Ketiga, meningkatkan ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mempercepat tanam.
Keempat, meningkatkan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi, jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi.
Kelima, menyediakan benih tanah kekeringan.
"Keenam pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri. Ketujuh dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian," kata Syahrul.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan ancaman el nino berkorelasi terhadap penurunan produksi pertanian RI. Padahal, inflasi pangan berkontribusi besar terhadap inflasi keseluruhan.
"Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrem di tahun tersebut," kata Luhut di akun Instagram resminya, Rabu (26/4) lalu.
Ia pun berjanji pemerintah bakal bersiap menghadapi ancaman paling ekstrem. Luhut meminta seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah memulai persiapan 'perang' melawan el nino sejak dini.
Ia tak mau kecolongan seperti 2015 lalu, di mana Indonesia diterjang el nino dan dilanda kekeringan luas hingga kebakaran hutan di beberapa daerah Indonesia.
Terlebih, ia sudah mengantongi prediksi waktu terjadinya el nino yakni pada Agustus 2023 mendatang.
"Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi el nino," imbuh Luhut.7
1
Komentar