Mei, Penjualan Eceran Diprediksi Tumbuh Positif
JAKARTA, NusaBali - Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan eceran tumbuh positif pada Mei 2023, yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2023 sebesar 234,2 atau tumbuh sebesar 0,02 persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, seperti yang dilansir Antara Rabu (14/6), mengungkapkan kinerja penjualan eceran tersebut didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta subkelompok sandang yang diperkirakan tetap tumbuh.
Kendati demikian secara bulanan, penjualan eceran pada bulan Mei 2023 diperkirakan berada pada fase kontraksi sebesar 3,6 persen (month-to-month/mtm).
Penurunan kinerja penjualan terjadi pada seluruh kelompok, terutama pada subkelompok sandang, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta peralatan informasi dan komunikasi sejalan dengan normalisasi konsumsi masyarakat setelah periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Sementara, pada bulan April 2023, ia menyebutkan IPR tercatat sebesar 242,9 atau tumbuh sebesar 1,5 persen (yoy). Kinerja penjualan eceran yang positif terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada kelompok budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang.
Secara bulanan, penjualan eceran tercatat tumbuh sebesar 12,8 persen (mtm). Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, dengan peningkatan tertinggi pada subkelompok sandang, kelompok peralatan informasi dan komunikasi, serta makanan, minuman, dan tembakau sejalan dengan periode Ramadhan dan Idul Fitri, strategi potongan harga yang dilakukan ritel, serta kelancaran distribusi sehingga mendorong peningkatan permintaan dalam negeri.
Dari sisi harga, kata Erwin, responden memperkirakan tekanan inflasi akan menurun pada Juli 2023 dan relatif stabil pada Oktober 2023. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli 2023 tercatat sebesar 118,5, lebih rendah dari 124,5 pada periode sebelumnya.
Sementara, IEH Oktober 2023 tercatat sebesar 121,6, relatif stabil dari periode sebelumnya sebesar 121,5. Tekanan harga yang terjaga tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi barang. 7
1
Komentar