Transisi Pendidikan PAUD-SD, Disdikpora Badung Gelar Sosialisasi
MANGUPURA, NusaBali - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung menggelar seminar penguatan masa transisi belajar dari PAUD-SD di Ruang Rapat Kertha Gosana, Kantor Bupati Badung, Senin (12/6).
Kegiatan seminar ini diikuti oleh 150 guru SD dan 100 guru PAUD.
Kabid Pendidikan Sekolah Dasar, Disdikpora Badung Rai Twistyanti Raharja, mengatakan seminar ini digelar karena maraknya pandangan yang kurang tepat terkait transisi siswa dari PAUD ke SD. Pandangan yang berkembang yakni, para siswa harus bisa membaca saat sudah masuk ke SD, sehingga Kemendikbud mengeluarkan program-program salah satunya adalah seminar transisi tersebut.
“Jadi nanti anak-anak saat naik dari PAUD ke SD akan diberikan waktu dua minggu untuk masa transisi. Ini adalah untuk anak-anak tidak langsung belajar dari buku, tapi anak-anak belajar baca tulis yang lebih menyenangkan. Begitu juga di PAUD, anak-anak akan diajarkan sesuai dengan usianya. Jadi tidak memaksa, yang penting anak-anak memiliki pondasi untuk penguatan karakter pada anak-anak,” ujarnya.
Menurut Rai Twistyanti, kegiatan sosialisasi ini lanjutan dari program sebelumnya yang telah diberikan kepada para kepala sekolah. Dirinya berharap, para guru yang ikut dalam kegiatan ini dapat menyampaikan kepada masyarakat terkait adanya program tersebut. “Setelah ini akan dilanjutkan dengan program road show ke masing-masing kecamatan dengan target bukan hanya guru saja tapi juga orang tua. Tujuan kami agar bisa sama-sama memahami apa sih esensi transisi PAUD-SD,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan PAUD dan PNF Disdikpora Badung Wayan Wirawan, menjelaskan pendidikan kepada anak-anak di tingkat PAUD adalah membangun kemampuan pondasi. Meliputi kemampuan sosial emosional, literasi dan numerasi dasar, memiliki ahlak dan moral, bernalar kritis, serta memiliki wawasan cara berkomunikasi dengan orang lain.
“Itulah yang paling penting dibangun. Ketika nanti di SD, kelas I dan II itu masih dalam masa transisi mereka masih diajarkan bagaimana ketika di PAUD anak-anak menyesuaikan,” jelas Wirawan.
Pihaknya pun berharap guru SD kelas I dan II dapat untuk mengintegrasi pembelajaran awal. Bukan serta merta siswa diajarkan secara langsung seperti di kelas lainnya, namun para siswa diberikan pembelajaran dengan cara bermain atau bercerita. @ ind
1
Komentar