Kuota 560 Tabung Elpiji 3 Kg Diserbu Warga Kuta Selatan
MANGUPURA, NusaBali.com – Operasi Pasar Elpiji 3 kilogram di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada Kamis (15/6/2023), dilakukan serentak pada empat titik, dengan total keseluruhan 560 tabung elpiji yang ludes dalam waktu 3,5 jam.
Operasi Pasar yang diprakarsai Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung tersebut digelar serentak mulai pukul 08.30 Wita di Ex Balai Desa Adat Jimbaran, Wantilan Werdi Ulangun Desat Adat Pecatu, Wantilan Desa Adat Ungasan, dan Balai Desa Adat Kampial.
Koordinator Elpiji 3 Kg Badung, I Made Anom Putra menerangkan pihaknya telah menyediakan tabung gas elpiji 3 kilogram sebanyak 560 yang dijual seharga Rp 18.000 sesuai dengan HET Gubernur Nomor 63 tahun 2022.
“Karena operasi pasar untuk pengguna langsung, kami menjatahkan satu KTP Badung maksimal membeli dua tabung,” terang Anom saat ditemui di Ex Balai Desa Adat Jimbaran, Kamis (15/6/2023) pagi.
Sementara, ditanya soal kelangkaan gas melon tersebut, terang Anom, sudah terjadi sejak awal bulan Juni. Hal ini dikatakan dia disebabkan karena libur panjang dan juga adanya peningkatan penggunaan gas elpiji 3 kilogram di masyarakat.
Stok yang sudah dijatahkan pada operasi pasar kali ini, lanjut Anom, tidak akan ditambah jika stok sudah habis pukul 13.00 Wita. Namun, kegiatan operasi pasar khusus gas elpiji 3 kilogram masih akan tetap berlanjut hingga Jumat (16/6/2023) di daerah Kuta dan juga Legian.
“Ini baru pertama kali saya ikut Operasi Pasar di daerah Badung Selatan. Operasi pasar minggu lalu di Badung Utara tidak seramai ini. Stoknya juga kalau habis tidak akan ditambah, namun akan berlanjut besok di daerah Kuta dan juga Legian,” tuturnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, salah satu warga asal Desa Adat Jimbaran, Meri Astini, 31, mengungkapkan dirinya sudah kehabisan gas sejak dua hari yang lalu. Informasi adanya Operasi Pasar pun ia dapat dari media sosial.
“Kalau beli di warung-warung, harganya Rp 23.000-Rp 25.000, jadi lebih baik datang ke sini langsung. Karena sebagai ibu rumah tangga, saya cari yang harganya lebih murah supaya ngurangin pengeluaran,” ujar Meri.
Ia juga membeberkan, sejak kelangkaan gas melon itu, ia pernah tak mendapat pasokan gas sampai lima hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari ia terpaksa membeli makanan di luar rumah atau terpaksa membeli gas melon dengan harga yang lebih mahal.
“Saya sebelumnya kena dampak kelangkaan gas juga, bisa lima hari nunggu. Jadi beli makan di luar dan akhirnya terpaksa beli gas yang mahal di harga Rp 25.000,” ungkap dia.
Atas banyaknya keluhan warga setempat, Lurah Jimbaran, I Wayan Kardiasa merespons hal tersebut. Ia mengaku digelarnya Operasi Pasar khusus gas elpiji 3 kilogram itu karena banyaknya warga yang mengadu kepada dirinya.
“Kelangkaan gas di sini sangat langka, dari awal Juni sudah kosong, kemudian masyarakat mengadu. Paling murah itu harganya Rp 25.000 di pengecer, tetapi ada juga warga yang beli di harga Rp 35.000- Rp 40.000,” ungkap Kardiasa saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Uluwatu I, Jimbaran, Kuta Selatan.
Ia juga menargetkan, pihaknya akan melakukan kegiatan Operasi Pasar kembali jika kelangkaan gas melon tersebut belum juga usai. Namun, ia belum bisa memastikan kapan akan digelar kembali operasi pasar tersebut.
“Nanti kami akan diskusikan bagaimana regulasinya untuk mengadakan Operasi Pasar ini kembali,” tutupnya. *ris
Komentar