Ketahui Fenomena El Nino dan Dampaknya
MANGUPURA, NusaBali.com - Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi fenomena El Nino akan terjadi di tahun 2023. El Nino ini juga akan memicu terjadinya penurunan curah hujan di wilayah Bali.
Prakirawan Cuaca Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah menerangkan fenomena El Nino merupakan fenomena interaksi antara atmosfer dan lautan.
Selain itu, fenomena ini bisa terjadi karena meningkatnya suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Ekuator tengah, sehingga suhu muka laut dan potensi wilayah tersebut meningkat.
“Dari informasi BMKG dan juga beberapa pusat meterologi dunia lainnya saat ini memprediksi El Nino akan terjadi pada semester kedua di tahun 2023 dengan intensitas lemah hingga menengah. Jadi ada potensi El Nino yang akan memengaruhi pengurangan curah hujan di Indonesia,” tutur Diana saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Raya Tuban, Kuta, Kamis (15/6/2023) siang.
Menurutnya, El Nino dengan musim kemarau adalah hal yang berbeda. Diana mengungkapkan, musim kemarau sifatnya adalah musiman yang akan terjadi setiap tahunnya.
“Dari informasi BMKG dan juga beberapa pusat meterologi dunia lainnya saat ini memprediksi El Nino akan terjadi pada semester kedua di tahun 2023 dengan intensitas lemah hingga menengah. Jadi ada potensi El Nino yang akan memengaruhi pengurangan curah hujan di Indonesia,” tutur Diana saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Raya Tuban, Kuta, Kamis (15/6/2023) siang.
Menurutnya, El Nino dengan musim kemarau adalah hal yang berbeda. Diana mengungkapkan, musim kemarau sifatnya adalah musiman yang akan terjadi setiap tahunnya.
Sementara El Nino merupakan sebuah fenomena terjadi di Samudera Pasifik Ekuator tengah, yaitu menguatnya suhu laut di daerah tersebut sehingga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia karena suhu laut di wilayah Indonesia akan mendingin.
“El Nino itu dapat terjadi pada satu hingga tiga tahun sekali. Akan tetapi tidak terjadi rutin setiap satu tahun sekali, bisa tiga tahun sekali atau empat tahun lagi terjadi. Karena El Nino tahun ini bertepatan dengan musim kemarau, sehingga pasti akan ada potensi pengurangan curah hujan yang siginifikan terutama di bulan Juli,” jelasnya.
Diana juga menerangkan, dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat dengan adanya fenomena adalah kekeringan dan kebakaran hutan. Namun, prediksi untuk wilayah Bali, dampak yang akan terjadi adalah kekeringan.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap kekeringan yang akan terjadi terutama untuk wilayah Bali Bagian Utara,” tutupnya. *ris
“El Nino itu dapat terjadi pada satu hingga tiga tahun sekali. Akan tetapi tidak terjadi rutin setiap satu tahun sekali, bisa tiga tahun sekali atau empat tahun lagi terjadi. Karena El Nino tahun ini bertepatan dengan musim kemarau, sehingga pasti akan ada potensi pengurangan curah hujan yang siginifikan terutama di bulan Juli,” jelasnya.
Diana juga menerangkan, dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat dengan adanya fenomena adalah kekeringan dan kebakaran hutan. Namun, prediksi untuk wilayah Bali, dampak yang akan terjadi adalah kekeringan.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap kekeringan yang akan terjadi terutama untuk wilayah Bali Bagian Utara,” tutupnya. *ris
Komentar