Gubernur Koster Buka BBTF 2023 yang Dihadiri 350 Buyers dan 230 Sellers
Tegaskan Hulunya Pariwisata Bali adalah Budaya
MANGUPURA, NusaBali - Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi membuka Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2023 di Hotel Westin, kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Sukra Pon Kulantir, Jumat (16/6) bersama Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf RI Vinsensius Jemadu serta Ketua BBTF Putu Winastra.
Di hadapan para pelaku pariwisata, Gubernur Koster mengingatkan sekaligus mendorong pariwisata Bali harus berbasis budaya. Dengan adanya konsep tersebut, diharapkan bisa menghadirkan wisatawan berkualitas dan bermartabat ke depannya.
“Kita baru pulih dari pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun lebih hingga membuat pariwisata Bali terpuruk. Astungkara berkat kerja ekstra keras kita semua, pandemi bisa dikelola dengan baik, dan Bali merupakan Provinsi di Indonesia terbaik menangani Pandemi. Hal ini setelah vaksinasi Covid-19 di Bali menjadi paling tercepat dengan mencapai angka tertinggi, yaitu vaksinasi pertama mencapai 108 persen, vaksinasi kedua 98 persen, dan vaksinasi ketiga booster lebih dari 80 persen,” ujar Gubernur Koster dalam sambutannya.
Menurutnya, kerja ekstra keras itu telah membawakan hasil, di mana masyarakat dunia kembali memberikan kepercayaan kepada Bali sebagai Pulau Dewata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Itulah sebabnya mulai 7 Maret 2022 diberlakukan wisatawan mancanegara (Wisman) masuk Bali tanpa karantina, sehingga pariwisata Bali secara perlahan mulai pulih. Pada bulan Januari 2022, Wisman yang ke Bali jumlahnya hanya 500 orang, Februari naik ke angka 700 orang, dan begitu diberlakukan kebijakan tanpa karantina tercatat pada bulan April sampai akhir tahun 2022 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali sudah mencapai lebih dari 2 juta orang.
Pariwisata Bali memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Bali. Dimana lebih dari 54 persen perekonomian Bali bergantung dari pariwisata. Oleh karena itu, pemulihan pariwisata berdampak langsung terhadap pemulihan ekonomi Bali.
Pada tahun 2020 ketika pariwisata Bali mengalami keterpurukan, perekonomian Bali juga ikut terpuruk di angka minus 9,31 persen atau paling rendah dalam sejarah di Bali dan paling rendah di Indonesia, karena baru pertama kali dunia mengalami Pandemi Covid-19. Sejalan dengan membaiknya Pandemi, di tahun 2021 ekonomi Bali mulai membaik menjadi minus 2,47 persen, selanjutnya tahun 2022 perekonomian Bali berada diangka positif 4,84 persen (Year on Year) pada bulan Desember 2022.
Kemudian tahun 2023 triwulan I, perekonomian Bali sudah mengalami lompatan dengan tumbuh 6,04 persen atau sudah tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.
“Atas pertumbuhan ekonomi Bali yang sudah tinggi ini, maka sudah waktunya kita melakukan suatu gerakan percepatan pemulihan pariwisata. Saya mendorong pembangunan pariwisata di Bali agar diselenggarakan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali dan Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, supaya pariwisata Bali berkualitas dan bermartabat dengan betul-betul menjaga budaya Bali melalui tata kelola yang baik. Sehingga hal ini semua harus menjadi komitmen bersama,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Itulah sebabnya, Gubernur Koster mengajak terus pemangku kepentingan pariwisata agar bergerak serentak secara bersama-sama mewujudkan pariwisata yang berbasis budaya, berkualitas, dan bermartabat. “Kita harus bersama-sama menjaga alam, manusia, dan kebudayaan Bali agar tetap lestari serta tetap menjadi daya tarik utama wisatawan dunia,” ujar Gubernur Koster.
Untuk menjaga kualitas pariwisata Bali, pihaknya tengah gencar memberlakukan pengetatan terhadap perilaku wisatawan yang tidak baik di Provinsi Bali. “Ingat Bali jangan dirusak oleh perilaku-perilaku yang tidak sopan, karena Bali harus dibangkitkan dengan budaya yang kuat, kearifan lokalnya yang terjaga melalui ekosistem kehidupan yang baik,” tegas orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Bali ini yang disambut tepuk tangan. Pembangunan infrastruktur juga tengah gencar diberlakukan untuk pariwisata.
Pembangunan infrastruktur ini penting, karena Bali sangat tertinggal di bidang infrastruktur dibandingkan dengan Singapura, Thailand dan Malaysia. “Infrastruktur yang gencar saya bangun bertujuan agar Bali berdaya saing hingga mampu memenangkan persaingan global, khususnya di sektor pariwisata,” kata mantan Anggota DPR RI Dapil Bali 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini. Mengakhiri sambutannya, Gubernur Koster sangat mendukung gelaran Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2023.
Dia pun berharap seluruh pemangku kepentingan di pariwisata memahami bahwa hulu dari pariwisata Bali ini adalah budaya, untuk itu semua pihak harus menjaga alam dan budaya Bali dengan baik. “Tanpa alam dan budaya Bali, pariwisata Bali tidak akan bisa eksis berkelanjutan sepanjang zaman yang menjadi sumber perekonomian masyarakat Bali,” pungkas Gubernur Koster yang disambut tepuk tangan.
Sementara Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu menyampaikan bahwa Bali memiliki pariwisata budaya yang sangat diunggulkan dan hal tersebut menjadikan Bali sangat diminati oleh seluruh wisatawan di dunia. Untuk itu, baik dari pusat maupun daerah sangat konsisten untuk menjaga kualitas pariwisata Bali, sehingga dapat bertumbuh menjadi pariwisata yang berkelanjutan. “Untuk itu, saya berharap acara ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata Bali dan seluruh daerah di Indonesia,” ujar Vinsensius.
Sedangkan Ketua BBTF, Putu Winastra menyampaikan terimakasih atas kesediaan Gubernur Koster membuka acara BBTF ke-9. BBTF tahun 2023 ini diawali dengan acara temu wicara dengan mengangkat topik Quality and Sustainable Tourism, serta wellness dan medical tourism. Sesuai arahan Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, maka di ajang ini ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan Pariwisata Bali melakukan penyelenggaraan pariwisata yang sebaik mungkin untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan Pariwisata Bali.
“BBTF 2023 mendatangkan 350 buyers dari 51 negara, dan 230 sellers dari 5 negara, dimana selain Indonesia, ada China, Malaysia, Amerika Serikat dan Italia yang hadir. Jadi jelas posisi Bali tetap menjadi market place yang besar daya tariknya. Selain itu ada juga 11 exhibitors Destinasi Indonesia dari Bali, Jogjakarta, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, kepulauan Riau, Jawa Barat, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat hingga di ajang ini juga telah bergabung untuk pertama kalinya industry baru dari BUMN, dimana Bali International Hospital yang segera akan dibuka di Kawasan Ekonomi Khusus, Sanur,” jelas Putu Winastra sembari menyampaikan keberhasilan BBTF 2023 akan mempromosikan pariwisata yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan di Bali. dar
1
Komentar