Bupati Tabanan Bawa 50 Okokan dan 15 Manusia Banteng
Creative Fun Walk Bersama Ganjar dan Koster, Bupati Sanjaya Sajikan Okokan
Okokan merupakan kesenian tradisional khas Tabanan, representasi dari gembiranya masyarakat di gumi lumbung panggannya Bali.
TABANAN, NusaBali
Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengusung kesenian Okokan dan Manusia Banteng dalam acara Creative Fun Walk Bersama Ganjar dan Koster yang diselenggarakan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar, Sabtu (17/6) pagi. Sajian seni khas Tabanan yang dipersembahkan itu sebagai wujud kolaborasi budaya, dan merupakan representasi dari pertanian di gumi lumbung panggannya Bali.
Creative Fun Walk Bersama Ganjar dan Koster pada Sabtu kemarin, merupakan tindak lanjut dari pertemuan dalam bidang kebudayaan yang ditandai dengan MoU naskah kerja sama yang dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Jumat (16/6).
Kegiatan yang merupakan wujud kerja sama dalam membangkitkan kembali hubungan kesejahteraan antara Jawa dan Bali ini diisi dengan beragam hiburan dan penampilan kesenian dari berbagai daerah.
Pada Sabtu kemarin, Bupati Sanjaya membawa 50 Okokan dan 15 manusia banteng, sebagai identitas khas seni asli Tabanan yang menjadi maskot di setiap pertunjukan.
Bupati Sanjaya mengatakan kontribusi mempersembahkan Okokan dan manusia banteng, karena Okokan merupakan representasi dari pertanian di Tabanan.
“Tabanan yang terkenal sebagai lumbung pangannya Bali dan memiliki khasanah budaya yang sangat beragam. Saat ini, Okokan merupakan kesenian tradisional khas Tabanan yang merupakan representasi dari pertanian itu sendiri. Musik dari okokan merupakan bunyi-bunyian yang biasanya diikatkan pada sapi atau kebo (kerbau). Jadi musik Okokan ini adalah representasi dari gembiranya masyarakat Tabanan,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan ini.
Dia juga menekankan, Kabupaten Tabanan sebagai daerah agraris dengan wilayah pertanian yang luas dan sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah petani, menjadikan Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali. Pertanian juga merupakan sektor andalan masyarakat Tabanan. “Jadi kesenian yang dipersembahkan ini kental dan sangat berkaitan dengan representasi pertanian di Tabanan,” tandasnya.
Bupati Sanjaya juga berharap, temu budaya yang terjalin antara kebudayaan Jawa dan Bali ini mampu memperkenalkan budaya di masing-masing daerah, sekaligus dapat meningkatkan kreativitas serta melestarikan budaya sesuai dengan tujuan utamanya.
Sebelumnya dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) Bidang Kesenian antara Jawa Tengah dan Bali untuk Indonesia Raya, di Ballroom Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (16/6).
Penandatanganan dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster. Hal ini didasari bahwa Jawa dan Bali memiliki keterikatan secara historis terlihat dari kemiripan budaya kedua daerah. Kegiatan Jumat sore bertajuk 'Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia Raya' dihadiri sekitar 3.000 hadirin termasuk bupati/walikota se-Bali, tokoh masyarakat, tokoh budaya, hingga bendesa adat dan kepala desa. Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri juga turut menyaksikan penandatanganan yang akan jadi salah satu tonggak pelestarian budaya Nusantara.
Gubernur Koster mengatakan kerjasama antarkedua daerah memiliki tujuan membangkitkan kembali hubungan budaya antara tanah Jawa dan Bali yang secara historis terbangun sejak ribuan tahun lalu.
“Hubungan kultural ini ditandai dengan kemiripan aksara Jawa, kemiripan wayang Jawa dan wayang Bali, seni tari, seni gamelan, kemiripan dalam filosofi kehidupan, pemahaman gunung dan laut atau nyegara gunung, dan kemiripan ekspresi budaya hidup lainnya,” ujar Gubernur Koster. 7 des
Komentar