Cengkih Sambung Dikembangkan di Lahan Kering
SINGARAJA, NusaBali - Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng melakukan inovasi berupa pengembangan cengkih sambung di lahan kering. Puluhan pohon cengkih sambung ini sudah ditanam di beberapa daerah penghasil cengkih untuk menguji produksi dan kualitasnya. Inovasi cengkih sambung ini dikembangkan Dinas Pertanian Buleleng sebagai salah satu solusi budidaya di lahan kering.
Inovasi yang dilakukan Dinas Pertanian Buleleng melihat dari keberadaan lahan kering di wilayah Buleleng sangat luas. Tanaman cengkih dipilih karena memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan jika dikembangkan. Hanya saja tanaman ini selama ini hanya dapat tumbuh dan berproduksi bagus di dataran tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta, Minggu (18/6), mengatakan untuk dapat dibudidayakan di lahan kering, tanaman cengkih pada waktu pembibitan pada batang bawahnya disambung dengan tanaman jamblang atau juwet dan tanaman jambu klampuak atau jambu hutan.
Kedua tanaman ini dipilih karena memiliki akar yang kuat dan daya tahan untuk bertumbuh di lahan kering sangat bagus. Sedangkan varietas cengkih yang disambung di bagian atas tanaman menggunakan cengkih Zanzibar.
“Cengkih sambung ini sudah kami uji coba sejak tahun 2019. Sudah ditanam beberapa pohon percontohan di kantor daerah Munduk, Banjar, Busungbiu, dan Mengening ini kami jadikan pohon pembanding. Sudah mulai berbunga. Walaupun batang bawang menggunakan tanaman lain tidak berpengaruh pada hasil dan kualitas cengkih,” terang Sumiarta.
Setelah berhasil dikembangkan di lahan-lahan percontohan yang memang basis penghasil cengkih, tanaman ini akan diujicobakan kembali di lahan dataran rendah. Sumiarta mengaku optimis inovasi cengkih sambungnya ini dapat berhasil dengan baik. Sebab beberapa pohon cengkih sambung yang ada di kantor Dinas Pertanian percontohan dataran rendah sudah berbunga lebat.
“Dengan perbaikan sistem perakaran cengkih yang tahan terhadap lahan kering asal dirawat dengan baik ini pasti berhasil. Nanti kita lihat hasil di dataran rendah dulu, kalau bagus hasilnya nanti ke depannya akan dibuat bibit dalam skala besar,” ungkap Sumiarta. 7k23
Komentar