Penampilan Mirai Taiko Dojo di Ajang Pesta Kesenian Bali Ke–45
Sebelum Tampil di PKB, Latihan Online dengan Guru di Jepang
Bali World Culture Celebration
Pesta Kesenian Bali (PKB)
PKB XLIV
PKB XLV Tahun 2023
Jepang
Mirai Taiko Dojo
Mirai Taiko Dojo tampil sekitar 1 jam, membawakan delapan garapan musik. Semuanya merupakan karya baru.
DENPASAR, NusaBali
Kalangan Ayodya Taman Budaya (Art Centre) Provinsi Bali di Denpasar bergemuruh dengan suara musik tradisional Jepang Bonten yang dibawakan Mirai Taiko Dojo, Senin (19/6) malam. Ratusan penonton yang hadir sangat antusias dan meminta lagi dan lagi agar musik dimainkan ulang.
Bonten menggunakan alat musik utama bernama taiko, alat musik serupa drum yang rata-rata berukuran jumbo. Dalam pementasannya para pemain penuh riang semangat dan berenergi, atraktif dalam memukul taiko. Selain taiko, ada juga alat musik yang dimainkan, seperti samisen (semacam gitar khas Jepang) dan shinobuya (seruling khas Jepang).
Semua alat musik dimainkan bersama-sama sehingga menghasilkan sebuah instrumen yang khas, kuat, dan dinamis.
Menurut koordinator pementasan Daisei Takeya, terakhir dia tampil di Bali tahun 2019, setelah itu datang pandemi Covid-19 sehingga tidak memungkinkan bisa tampil.
Daisei menjelaskan ada sekitar 45 seniman yang diajak serta dalam penampilan kali ini. Tidak semuanya orang Jepang, bahkan kebanyakan adalah orang Indonesia baik dari Bali maupun Jakarta. Komunitas seni Mirai Taiko Dojo sendiri berbasis di Jakarta.
“Kita melibatkan murid dari Jepang 3 orang, Jakarta 11, dan Bali, total 45 orang. Menampilkan 8 karya tabuh, membawakan tabuh kolaborasi. Saya sangat senang bisa tampil di panggung mewah ini,” kata Daisei usai pementasan.
Musik taiko sendiri memang biasa dibawakan pada setiap pembukaan berbagai acara di Jepang. Musik tradisional ini menggunakan alat musik utama berupa gendang atau drum besar bernama taiko, menjadi harmoni dengan suara seruling khas Negeri Sakura dan sejenis gong kecil yang dipukul sesekali.
Daisei menambahkan, dalam pertunjukan selama sekitar 1 jam, ada delapan garapan yang dibawakan. Semuanya merupakan garapan baru. Uniknya, selama latihan sebelum tampil dalam festival seni terbesar di Bali, dilakukan secara online dengan sensei (guru) yang berada di Jepang.
Daisei juga mengungkapkan taiko bisa dikolaborasikan dengan berbagai jenis musik lain termasuk gamelan Bali. “Makna taiko ini persembahan kepada Dewa-Dewa, memberi semangat tapi ada juga yang musiknya lebih santai,” ujar Daisei.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ni Wayan Sulastriani yang ikut larut semangat mengikuti irama musik Bonten menyampaikan apresiasi dengan jenis musik yang dibawakan para seniman dari Mirai Taiko Dojo.
“Sangat atraktif, apalagi Mirai Taiko Dojo ini memang setiap tahun dia berpartisipasi (pada PKB) dan antusias penonton kepada musik Jepang ini luar biasa. Tentunya musik ini memberikan vibrasi bagi seniman-seniman Bali dalam berkarya,” kata Sulastriani.
Dikatakannya, kehadiran Mirai Taiko Dojo merupakan bagian dari event Bali World Culture Celebration serangkaian PKB ke–45 tahun 2023 yang menghadirkan 9 pementasan seni dari 7 negara asing. “Ini adalah salah satu promosi Bali, meskipun memang sudah dikenal di mancanegara tapi perlu terus diperkenalkan,” tandas Sulastriani. 7 cr78
1
Komentar