Kasus Narkoba di Bali Terus Meningkat
MANGUPURA, NusaBali - Kasus narkoba secara nasional periode 2022 sampai Juni 2023 ini berhasil ditekan hingga 20 persen. Menariknya di Bali justru terbalik.
Kasus narkoba di Pulau Dewata yang menjadi tujuan wisata duni cenderung meningkat. Sementara secara nasional menurun. Hal ini menjadi tantangan bagi aparat penegak hukum maupun masyarakat umumnya.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose usai menutup turnamen Kejuaraan Tenis Meja Internasional Smash On Drugs (SOD) 2023 di Auditorium Widya Sabha, Universitas Udayana, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Rabu (21/6) malam.
Komjen Golose mengungkapkan periode 2022 sampai Juni 2023 sebanyak 591 orang warga Bali dipenjara karena narkoba. Selain itu orang luar Bali 717 orang dan warga negara asing 110 orang. Ribuan orang ini ada pengguna, pengedar, dan bandar. Kasus narkoba di Bali setiap tahun cenderung meningkat. Sementara secara nasional berhasil ditekan. Sebelumnya 60-70 persen penghuni lapas adalah terpidana narkoba kini bisa ditekan sampai 20 persen.
"Yang menjadi konsentrasi saya adalah periode 2022 sampai saat ini ada sekitar 591 penduduk Bali yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Angka ini masih tinggi. Ini menjadi pesan agar kita tingkatkan lagi upaya-upaya pencegahan dengan cara menekan. Kalau pengguna narkotika segera lapor ke BNN untuk direhabilitasi sebelum dilakukan upaya paksa. Upaya paksa adalah upaya yang terakhir sebenarnya. Tetapi kalau direhabiltasi di BNN gratis," ungkap Komjen Golose.
Sebelumnya Komjen Golose mengungkapkan ada 1.150 narkoba jenis baru yang beredar di dunia saat ini. Dari ribuan narkoba jenis baru itu 91 di antaranya terdeteksi ada di Indonesia. Narkoba jenis baru yang beredar di kalangan bawah adalah sintetis cannabis. Diicampur-campur segala macam jenis.
Terbaru saat ini adalah narkoba jenis zombie. Narkoba jenis ini kata Golose belum terdeteksi beredar di Indenisia. Munculnya narkoba zombie ini juga menjadi perhatian BNN di seluruh Indonesia. "Sampai saat ini belum ditemukan. Mungkin sudah ada penggunanya di Indonesia tetapi belum terdeteksi," ungkap jenderal Golose. 7 pol
Komentar