Tabanan Tawarkan Wisata Belajar Membuat Keris
TABANAN, NusaBali - Kabupaten Tabanan ternyata menawarkan aktifitas menarik selain mengunjungi tempat wisata. Salah satunya adalah belajar membuat keris Bali.
Di tempatnya Pande Ketut Margita alias Margi Keris tiap minggunya hampir meladeni belasan wisatawan yang ingin belajar menempa keris Bali.
Ternyata aktifitas menarik ini sudah dilirik wisatawan asing sejak tahun 1995 namun mulai makin ramai dan makin dinikmati untuk membuat keris Bali sekitar tahun 2005. "Sudah lama diminati, tapi makin ramai ya dari tahun 2005 karena mereka (wisatawan asing) penasaran akan membuat keris," ujar Pemande Besi kenamaan asal Banjar Batusangian, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan ini, Minggu (25/6).
Menurutnya, wisatawan tertarik untuk membuat keris Bali karena rasa penasaran. Apalagi corak ataupun hasil dari keris yang dilihat ada ciri khas Bali. Selain itu digunakan sebagai kenang-kenangan bahwa pernah mencoba membuat keris di Bali sehingga diabadikan. "Setiap minggu ada saja yang datang, 3-4 orang, bahkan sebelum Covid-19 sampai meladeni 10 orang seminggu," kata Pande Ketut Margita.
Disebutkan dalam proses belajar membuat keris ini, seluruh ilmu ditransfer kepada wisatawan. Terutama informasi mengenai bahan baku cara melipat keris yang bagus, hingga menginformasikan kadar PH dari keris yang dibuat. "Tak sulit mengajarkan menempa kalau sudah punya skil menempa. Rata-rata wisatawan menikmati," jelasnya.
Untuk belajar membuat keris Bali ini, Pande Ketut Margita alias Margi Keris mematok harga per jam. Satu jam wisatawan yang belajar harus membayar Rp 300.000. Biasanya wisatawan ini maksimal belajar membuat keris paling lama 8 jam setiap hari. Bahkan saking antusiasnya pukul 07.30 wita sudah ada yang datang ingin belajar.
"Keris dari hasil pembuatan wisatawan ini biasanya mereka beli langsung. Tapi ada yang tidak dibeli hanya ingin menikmati sensi membuat saja kemudian fotonya diabadikan. Namun jika ingin membeli saya persilakan harganya mulai Rp 4 juta per pcs," beber ayah dua anak ini.
Diakuinya, aktifitas wisatawan ingin membuat keris Bali ini sangat dinikmati. Apalagi keuntungan bersih tiap bulan yang didapat dari wisatawan belajar membuat keris sampai Rp 6 juta. Namun selain sebagai penghasil tambahan perekonomian proses ini juga dijadikan sebagai kesempatan memperkenalkan produk asli Tabanan ke pasar internasional. "Wisatawan yang sering belajar keris ini paling banyak wisatawan Kanada dan Amerika," sebutnya.
Sementara disisi lain pasca Covid-19 pemasaran produk hasil buatanya menurun untuk dipasar ekspor. Diungkapkannya, pernah sekali hanya mengirim barang ke Arab Saudi jenis pisau sebagai alat pemegang ikan namun bukan untuk pemotong. “Jumlahnya sekitar 600 pcs,” kata Pande Ketut Margita. Berbeda dengan sebelum Covid-19 hampir tiap tahun mendapat pesanan ekspor. Paling sering ke Jerman karena setiap akhir tahun mendapat pesanan 1.600 pcs pisau yang masuk hotel. "Sekarang agak menurun untuk ekspor yang banyak mesan dari dalam negeri saja," tandas Margi Keris. 7 des
1
Komentar