Ratusan Perpustakaan di Badung Belum Terakreditasi
Tingkat kegemaran membaca di Kabupaten Badung dengan nilai 52,96 serta indeks pembangunan literasi masyarakat tahun 2022 adalah 4,06.
MANGUPURA, NusaBali
Belum semua perpustakaan di Kabupaten Badung terakreditasi. Dari 416 perpustakaan sekolah jenjang SD, SMP serta perpustakaan desa/kelurahan, baru 126 yang sudah terakreditasi. Dengan demikian masih ada sebanyak 290 perpustakaan di Gumi Keris yang belum terakreditasi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskerpus) Kabupaten Badung Wayan Kristiani dalam kegiatan Talkshow Literasi dengan tema Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Berdayakan Masyarakat Kabupaten Badung Melalui Upaya Kreatif Berbasis Potensi Wilayah yang diselenggarakan bersama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, pada Sabtu (24/6) dipusatkan di Lobby Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung.
Selain mengungkap bahwa masih banyak perpustakaan yang belum terakreditasi, Kristiani juga menyebut tingkat kegemaran membaca di Kabupaten Badung dengan nilai 52,96 serta indeks pembangunan literasi masyarakat tahun 2022 adalah 4,06. Apa yang kami peroleh masih jauh dari sempurna. Harapan kami dengan diadakannya Talkshow dan Sosialisasi Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di Kabupaten Badung dapat memberikan pemahaman terhadap tolok ukur dan potret diri dari perpustakaan sekolah yang merupakan jantungnya pendidikan, harapnya.
Sementara itu, Bunda Literasi Kabupaten Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta, mengucapkan banyak terima kasih kepada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah bersinergi dengan Diskerpus Badung melaksanakan kegiatan Talkshow Literasi di Puspem Badung. Menurutnya, indeks pembangunan literasi masyarakat dan tingkat kegemaran membaca sudah dijadikan target dalam RPJMD Kabupaten Badung, sebagai upaya membudayakan kegemaran membaca masyarakat.
Literasi itu adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas sebagai modal memenangkan persaingan global, ujarnya.
Sementara, Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando, mengatakan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan perpustakaan menjadi hal yang sangat penting dalam menciptakan ekosistem literasi di masyarakat, sehingga tujuan dari perpustakaan berbasis inklusi sosial dan tujuan dari pembangunan berkelanjutan tercapai secara tepat. Bersamaan dengan hal tersebut, tahun 2023 Perpustakaan Nasional RI mempunyai tagline transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan, solusi cerdas pemulihan ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19.
Perpustakaan Nasional melalui kegiatan ini menjadi penggerak antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat untuk berangkat dari perspektif yang sama bahwa perpustakaan memiliki peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan melalui budaya literasi, ujarnya. 7 ind
Komentar