Kasus Mutilasi Sapi di Ubud Masih Misteri
GIANYAR, NusaBali - Kasus Mutilasi paha sapi di Desa Sayan, Kecamatan Ubud masih misterius. Terduga pelakunya belum berhasil diungkap.
Namun demikian, Polsek Ubud hingga kini masih terus melakukan penyelidikan kasus yang terjadi di awal Juni 2023.
Kanit Reskrim Polsek Ubud, Iptu Nyoman Agus Putra Ardiana saat dikonfirmasi mengatakan pengungkapan kasus ini relatif sulit. Sebab minimnya saksi maupun barang bukti yang mengarahkan penyelidikan ke terduga pelaku. "Kami masih proses penyelidikan," ujar Iptu Ardiana, Senin (26/6).
Iptu Ardiana mengatakan bahwa kendala dalam pengungkapan kasus ini, dikarenakan minimnya petunjuk di tempat kejadian perkara. Sebab, TKP ini merupakan kawasan persawahan yang jauh dari pemukiman. Terlebih lagi, pelaku diduga melakukan aksinya saat malam hari, sehingga tak ada masyarakat yang melihat orang yang mencurigakan sebelum kejadian. "Kendalanya petunjuk di seputaran TKP nihil," ujarnya.
Dikarenakan minimnya petunjuk di TKP, pihak kepolisian pun sempat mendatangi pedagang sapi dan perusahaan yang biasa menjagal sapi. Hal itu untuk mencari tahu adanya oknum yang menjual kaki sapi ke sana. Namun upaya tersebutpun belum memberikan petunjuk ke aparat. "Kita berusaha menyasar dagang sapi dan yang biasa jagal sapi, cuman belum ada titik terang," ujarnya.
Sebelumnya seekor sapi milik I Kadek Widagda di Subak Bija, Banjar Ambengan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, ditemukan tewas dimutilasi Selasa 30 Mei 2023. Kasus serupa kembali terjadi di subak yang sama. Korban kedua ialah sapi milik I Nyoman Darsana. Kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Ubud, Jumat 9 Juni 2023.
Kondisi sapi milik Darsana ini, hampir sama dengan kondisi sapi milik Widagda. Yakni mayat sapi kehilangan kaki belakang, serta kandang sapi dipenuhi cipratan darah segar. Kasus tersebutpun telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Sementara jarak kadang sapi antara Widagda dengan Darsana cukup jauh.
Atas kondisi tersebut, Darsana dan keluarganya pun terpukul. Sebab sapinya itu telah ia rawat sejak dua tahun lalu. Selain dirawat dengan sangat baik, keluarga ini juga memanfaatkan fermentasi kotoran sapi untuk menyuburkan tanaman yang ditanam di sawah. Saat ini, korban hanya bisa berharap pelaku segera terungkap. "Kami tahu, sapi kami tak akan bisa kembali hidup, tapi kami hanya berharap pelaku segera ditangkap, karena kejadian ini meresahkan, dan agar tidak ada korban lagi," ujarnya. 7 nvi
Komentar