UNHI Pengabdian Masyarakat di Batur
BANGLI, NusaBali - Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli. Lokasi ini menimbang kelanjutan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan kebutuhan masyarakat.
‘’Kebutuhan dimaksud, yakni bidang penguatan lembaga keuangan desa adat, pembangunan ekonomi mikro umat Hindu, dan Pendidikan Agama Hindu,’’ ujar Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNHI Dr Made Novia Indriani ST MT.
Koordinator pelaksana pengabdian masyarakat pada penguatan lembaga keuangan desa adat, Dr Ida Ayu Putu Widani Sugianingrat SE MM mengatakan, kegiatan ini merupakan Hibah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementrian Agama RI TH 2023. Batur sebagai barometer perekonomian di Kecamatan Kintamani seyogyanya mampu menjadi percontohan LPD oleh wilayah lain di Wingkang Ranu.
Hadir pada kegiatan pengabdian itu, tim pengawas LPD Desa Adat Batur I Nengah Santika, Kepala LPD Desa Adat Batur I Made Bilastra, beserta seluruh pengurus LPD Deda Adat Batur lainnya. Made Bilastra menyampaikan bersyukur karena LPD Desa Adat Batur dipilih dalam program pengabdian kepada masyarakat dari UNHI.
Model pengabdian yang dilaksanakan pada Kamis (15/6), berupa pendampingan dan edukasi bertema ‘Penguatan dan Keberlanjutan LPD melalui Penerapan Environmental Social Governance (ESG)’. Kegiatan ini dengan narasumber dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Prof Dr I Wayan Suartana SE MSi AK CA. Kata dia, ESG dianggap istilah baru dalam mempertahankan keberlangsungan usaha. Namun sebenarnya sebagian besar sudah dilakukan oleh LPD. ESG secara alamiah atau organik diterapkan di tengah-tengah LPD. Seiring berjalannya waktu, strategi manajemen LPD yang sukses untuk menjalin hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan LPD harus konsisten mengarah kepada kinerja lingkungan, sosial, tata kelola LPD yang baik.
Prof Suartana menambahkan, faktor keberhasilan LPD melalui komitmen Krama Bali, modal sosial-budaya yang sangat kuat, budaya gotong royong, dan menghindari mirat dana. Faktor kegagalan LPD karena salah kelola sehingga diperlukan tata kelola tidak jadi amerta matemahan wisya, sistem pengawasan yang tidak efektif, tumbuh suburnya penyebab indikasi FRAUD (Fraud Triangle: Pressure, Opportunity, Rasionalization).
Dengan penerapan ESG, diharapkan tidak hanya memperkuat kelembagaan LPD di masa-masa mendatang, membangun hubungan yang baik antara pengawas, prajuru, panureksa, pengurus dan krama desa adat. Di sisi lain juga menghadirkan keberadaan lembaga di tengah-tengah wacana keberlanjutan lingkungan dan penguatan masyarakat adat itu sendiri.7lsa
Komentar