nusabali

Syukuri Pekerjaan Tukang Sapu, Meski Cuma Dihonor Rp 989.000

  • www.nusabali.com-syukuri-pekerjaan-tukang-sapu-meski-cuma-dihonor-rp-989000

Putu Puspa Renika Sari sudah bela kontingen Jembrana sejak Porprov Bali 2007, namun baru rutin persembahkan medali emas mulai Porprov Bali 2009, 2011,, 2013, hingga 2015

Sebagai atlet panjat tebing andalan Bali, Puspa Renika juga pernah mendulang prestasi dalam Kejurnas Kelompok Umur 2010 di Jakarta, ketika sukses menyabet 2 medali emas. Dia juga kembali berjaya dalam Kejurnas Kelompok Umum 2010 di Semarang, lalu laga Pra PON di Semarang tahun 2011.

Sebagai atlet andalan Indonesia, Puspita Renika juga sempat meraih prestasi membanggakan dengan menyabet medali emas dan perunggu dalam Asian Youth Cup 2009 di GOR Ngurah Rai Denpasar. “Saat Asian Youth Cup 2009 itu, saya sabet medali emas dari kategori speed dan perunggu dari kategori boulder,” beber Puspa Renika.

Semua prestasinya itu direngkuh Puspa Renika melalui kerja keras dan ketekunannya. Sejak kecil, dia sudah terbiasa hidup sederhana dan ulet dalam melakukan sesuatu. Maklum, sejak kecil dia diasuh ibu kandungnya, Ni Luh Sukerni, 60, yang hanya seorang penjual canangsari keliling dari rumah ke rumah. Sedangkan ayahnya sudah meninggal sejak dirinya baru lahir. Di samping sang ibu, dia juga diasuh kakek dan nenek dari ibundanya di Banjar Sawe Rangsasa, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana.

Toh, dalam kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan, Puspa Renika mampu menamatkan pendidikan di SMAN 1 Negara tahun 2009. Perempuan yang memiliki cita-cita sebagai guru olahraga ini sebenarnya ingin melanjutkan kuliah di Undiksha Singajara (Buleleng). Namun, mimpinya terbentur keadaan ekonomi keluarga, sehingga dia membulatkan tekat untuk langsung mencari kerja di Kabupaten Jembrana.

Saat awal-awal tamat SMA, Puspa Renika hanya fokus membantu ibundanya berjualan canang. Sempat datang kesempatan untuk melatih ektrakulikuler panjat tebing di SMPN 4 Mendoyo tahun 2011. Namun, kegiatan itu tidak bertahan lama karena kerusakan tempat latihan.

Nah, setelah mencari-cari informasi, akhirnya datang lagi kesempatan bagi Puspa Renika untuk menjadi tenaga kontrak di Pemkab Jembrana. Dia pun diterima dan ditugaskan sebagai tukang sapu di Taman Bermain Anak sejak Oktober 2014, dengan honor hanya Rp 989.000 per bulan.

Meski bekerja sebagai tukang sapu dengan honor rendah, Puspa Renika tetap bersyukur. Dirinya toh tetap bisa unjuk gigit atas kemampuannya selaku atlet panjat tebing. Dari profesi atlet ini pula, dia terkadang dapat bonus lumayan besar untuk menopang kehidupan keluarganya. 

Puspa Renika mengisahkan, berkat suksesnya mempersembahkan medali emas dalam Porprov Bali 2015 di Singaraja, Pemkab Jembrana memberinya bonus sebesar Rp 16 juta. Bonus sebesar itu sebagian besar habis digunakan untuk membayar utang-utang keluarganya, terutama utang pamannya---satu-satunya saudara lelaki dari sang ibu.

Selanjutnya...

Komentar