4 Napi Kabur Lewat Terowongan
Empat napi yang semuanya warga negara asing kabur dari LP Kerobokan dengan tinggalkan barangnya, tapi paspor mereka sudah tak ada
Sebelum Masuk Terowongan 75 cm x 50 cm, Terlebih Dulu Jebol Plafon LP Kerobokan
DENPASAR, NusaBali
Empat narapidana (napi) penghuni Blok Bedugul LP Kelas II A Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung kabur melalui terowongan, Senin (19/6) subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Terowongan sempit sepanjang 15 meter berisi air tersebut merupakan gorong-gorong yang lama tidak berfungsi. Sebelum menuju mulut terowongan, kempat napi ini diduga keluar dari blok tahanannya dengan membobol plafon.
Keempat napi yang kabur dari LP Kerobokan ini semuanya warga negara asing dalam kasus berbeda. Pertama, Shaun Edward Davidson alias Eddie Lonsdale alias Michael John Bayman Bin Eddi, 33, warga negara Australia terpidana 1 tahun penjara terkait kasus keimigrasian, yang ditahan di Blok Bedugul LP Kerobokan sejak 5 April 2016. Uniknya, Michael John yang dikenal sebagai pelatih boxer kalangan napi LP Kerobokan, justru kabur hanya berselang 2 bulan jelang bebas.
Kedua, Dimitar Nikolov Iliev, warga negara Bulgaria terpidana 7 tahun penjara karena langgar UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, yang diitahan di Blok Bedugul LP Kerobokan sejak 13 Juni 2016. Dia baru masih hari menjalani sisa hukumannya 5 tahun, 3 Bulan, 6 hari.
Ketiga, Sayed Mohamesd Said, 31, warga negara India terpidana 14 tahun penjara terkait kasus narkotika, yang ditahan di Blok Brdugul LP Kerobokan sejak 10 September 2015. Keempat, Tee King bin Tee Kim Sai, 50, warga negara Malaysia terpidana 7 tahun 6 bulan penjara kasus narkotika yang ditahan di Blok Bedugul LP Kerobokan sejak divonis majelis hakim PN Denpasar, 15 September 2016. Mereka merupakan bagian dari 69 napi warga negara asing yang khusus ditahan di Blok Be-dugul LP Kerobokan.
Keempat napi asing ini diduga kabur dari LP Kerobokan sekitar pukul 05.00 Wita, sebelum turun hujan. Namun, menghilangnya keempat napi ini baru diketahui petugas skitar pukul 07.30 Wita, saat dilakukan pemeriksaan saat serah terima petugas jaga.
Kala itu, petugas jaga malam yang beranggotakan 10 orang menyerahkan tugas piket kepada 10 petugas jaga pagi melalui apel penyerahan bukti penjagaan. Nah, ketika apel penyerahan itu, keempat napi tersebut sudah tidak ada. Karena ada 4 napi menghilang, 10 petugas jaga malam dan 10 petugas jaga pagi pun bersama-sama melakukan pencarian di dalam blok, dengan menyisir seluruh pinggiran tembok LP Kerobokan.
Dalam pencarian itu, petugas membuka sebuah tutupan terbuat dari bahan semen yang diduga sebagai septic tank. Begitu tutupan tersebut dibuka, ternyata merupakan mulut terowongan yang terhubung keluar tepat di sisi barat LP Kerobokan tembus di Raya Jalan Mertanadi Kerobokan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terowongan sepanjang 15 meter mengarah ke barat dari belakang Blok Bedugul LP Kerobokan. Terowongan berdiameter 75 cm x 50 cm ini berada sekitar 1,5 meter di bawa permukaan tanah. “Selama ini, kita menduga itu hanya tutupan septic tank. Tapi, ternyata itu tutup lubang kontrol yang tembus ke luar, namun sudah tidak berfungsi lagi,” jelas Kepala LP Kerobokan, Tonny Nainggolan, Senin kemarin.
Mendapati fakta mencurigakan tersebut, petugas jaga kemudian berkoordinasi dengan komandan jaga malam AA Sudiarsa dan komandan jaga pagi, I Gede Adi Sudarma. Mereka kemudian meneruskan laporan ke Kepala LP Kerobokan, Tonny Nainggolan. Selanjutnya, masalah ini dikoordinasikan dengan jajaran Polsek Kuta Utara, Polres Badung, dan Polda Bali.
Dari hasil penyisiran yang dilakukan petugas LP Kerobokan dan kepolisian, ditemukan dua ember, beberapa handuk, tempat minum, dan sandal di lokasi terowongan tergenang air tersebut. Menurut Tonny Nainggolan, pihaknya semula menduga para napi yang kabur masih terjebak di dalam terowongan. Maka, petugas Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Denpasar pun diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penyedotan air. Namun, saat air sudah terkuras dan petugas masuk ke dalam terowongan, keempat napi sudah tidak ada.
Tony Nainggolan menyebutkan, Pos II yang berada sebelah terowongan di mana empat napi kabur, selama ini memang tidak dijaga petugas LP lantaran keurangan personel. Bahkan, ada dua pos yang tidak dijaga petugas LP, yakni Pos II dan Pos VI. Petugas hanya menjaga di Pos I, Pos III, Pos IV, dan Pos VII.
Ditanya terkait kamera pengawas yang mengarah ke lokasi, menurut Tony, CCTV mengalami gangguan, sehingga tidak berhasil merekam aksi kaburnya keempat napi asing. “Warga binaan di LP Kerobokan mencapai ribuan orang. Tapi, mereka hanya dijaga 10 petugas tiap shift jaga,” keluhnya.
Sementara, Wadir Reskrimsus Polda Bali AKBP Rudi Setiawan menyatakan pihaknya sudah memeriksa seorang napi di Blok Bedugul LP Kerobokan, Aris Noprianto, 30, terkait kasus kaburnya empat napi asing. Berdasarkan kesaksian Aris Noprianto, dia sempat melihat napi Sayed Mohammed Said duduk bengong di kamarnya, Senin subuh sekitar pukul 05.00 Wita.
Nah, ketika Aris bergerak ke tempat sampah, napi Sayed Mohammed mengikutinya dari arah belakang. Kemudian, terpidana 14 tahun kasus narkotika asal India tersebut terlihat berbelok arah menuju mulut terowongan. “Hanya Sayed yang sempat dilihat oleh saksi Aris. Besar kemungkinan Sayed ini merupakan napi terakhir yang keluar melalui lubang tersebut,” jelas AKBP Rudi.
Menurut mantan Kapolres Badung ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus kaburnya 4 napi dari LP Kerobokan tersebut. Polisi juga memeriksa rekaman CCTV milik toko penjualan filter air di Jalan Mertanadi Nomor 107 Keronbokan, yang berada tepat di depan ujung keluarnya terowongan di mana para napi kabur.
“Kita masih analisa rekaman CCTV. Kalau terkait kemungkinan ada orang lain yang membantu pelarian, kita masih telusuri,” kata AKBP Rudi. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk melakukan pemantauan di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung untuk mencegah kaburnya empat nasi asing ini ke luar Bali. Koordinasi juga dilakukan dengan pihak Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) dan Pelabuhan Padangbai (Karangasem) untuk mencegah napi kabur ke luar Bali kewat jalur darat.
Sementara itu, informasi lain yang dihimpun NusaBali menyebutkan, dari hasil pemeriksaan sementara, barang-barang milik keempat napi asing yang kabur masih utuh di Blok Bedugul LP Kerobokan. Namun, petugas tidak menemukan paspor keempat WNA tersebut.
Kasi Pidum Kejari Denpasar, Ketut Maha Agung, mengatakan untuk paspor dua napi yaitu Shaun Edward (asal Australia) dan Dimitar Nikolov (asal Bulgaria) sudah diserahkan kepada yang bersangkutan usai keluarnya putusan yang berkekuatan hukum tetap. “Paspor kedua WNA ini diserahkan setelah dilakukan eksekusi. Kemungkinan dua WNA lainnya juga sama,” terang Maha Agung saat dikonfirmasi secara terpisah, Senin kemarin. * dar,rez
Komentar