Penanganan Demam Berdarah di Buleleng, Jutaan Nyamuk Wolbachia Dibiakkan
Metode penanganan demam berdarah ini akan mengawinkan nyamuk Aedes Aegypti dengan nyamuk wolbachia.
SINGARAJA, NusaBali
Pilot project penanganan kasus Demam Berdarah (DB) di Kabupaten Buleleng segera akan dimulai. Nyamuk wolbachia akan menekan populasi aedes aegypti penyebab DB. Puluhan kader yang tersebar di beberapa desa termasuk tenaga kesehatan sudah mengikuti pelatihan sebagai langkah awal program yang diluncurkan Selasa (4/7) malam di kawasan Pantai Penimbangan.
Rencananya The World Mosquito Program (WMP), bersama pemerintah akan mengembangbiakkan nyamuk wolbachia 10 juta per minggunya. Metode penanganan demam berdarah ini akan mengawinkan nyamuk Aedes Aegypti dengan nyamuk wolbachia. Nyamuk wolbachia betina kawin dengan pejantan aedes aegypti maka jentik yang akan dihasilkan adalah nyamuk wolbachia. Sedangkan jika betina adalah nyamuk aedes aegypti bertemu dengan pejantan wolbachia, maka betina aedes aegypti menjadi mandul.
Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar dipilih sebagai lokasi penerapan penanganan DB dengan wolbachia pertama di Bali. Hal ini melihat jumlah kasus DB di dua daerah ini sangat tinggi. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bali Wayan Widia mengatakan secara nasional Bali selalu menjadi provinsi dengan masuk lima besar kasus DB tertinggi.
"Selama ini promosi kesehatan sudah kita laksanakan dengan gencar, baik penanganan dengan 3M maupun fogging namun belum menunjukkan hasil maksimal. Kebetulan dari WMB membuat cara baru tidak salah untuk mencoba dan ini sudah berhasil diterapkan di Bantul, Yogyakarta," terang Widia.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto menjelaskan jumlah kasus DB hingga Juni lalu sudah mencapai 611 kasus. Meskipun jumlah dan angka kematian kasus menunjukkan tren penurunan tetap harus dilakukan penanganan yang intensif. Sebanyak 55 orang relawan pun sudah dibentuk di masing-masing desa. Selain juga ada 15 orang tenaga teknis yang juga sudah dilatih untuk memperlancar program ini.
Sementara itu Anggota Komisi IX DPR RI asal Buleleng I Ketut Kariyasa Adnyana Buleleng patut bersyukur mendapatkan prioritas program ini. Dia pun menjelaskan proyek penanganan DB menggunakan metode wolbachia murni dibiayai oleh pihak ketiga. Dia pun berharap setelah metode penanganan DB ini diterapkan ada penurunan kasus DB di Buleleng.
"Bali daerah pariwisata sangat tergantung pada keamanan dan kesehatan, sehingga segala cara dan metode penanganan patut dicoba, apalagi metode ini sudah teruji keberhasilannya 70 persen," ucap politisi asal Busungbiu, Buleleng ini.
Di sisi lain pihak WBM menjelaskan penanganan DB dengan nyamuk ber wolbachia adalah metode yang sangat aman dan ramah lingkungan. Metode ini pun sudah diterapkan di 12 negara untuk penanganan DB. Indonesia sebagai daerah tropis sangat efektif menggunakan metode wolbachia. Penyebaran jentik nyamuk wolbachia pun akan disebar selama 6 bulan ke depan dan akan dipantau penuh tingkat keberhasilannya. 7k23
1
Komentar