Bukukan Laba Bersih Rp 11 Miliar, PDAM Setor PAD Rp 7,5 Miliar
SINGARAJA, NusaBali - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Hita Buleleng atau PDAM Buleleng mencatatkan laba bersih sebesar Rp 11 miliar untuk tahun 2022. PDAM Buleleng pun menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 7,5 miliar.
Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana mengatakan, pihaknya telah membukukan laba bersih untuk periode 2022 sebesar Rp 11 miliar. Hasil itu dibukukan melalui laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan publik dan pengawasan kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI Perwakilan Provinsi Bali.
"Dalam rapat KPM (Kuasa Pemilik Modal) Tahunan untuk tahun buku 2022 telah diputuskan kontribusi ke PAD sebesar Rp 7,5 miliar," terang Lestarina, dikonfirmasi Rabu (5/7) siang.
Adapun sumbangan ke PAD tersebut terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Mengingat pada tahun 2022 hanya mampu sumbangkan ke PAD sebesar Rp 3 miliar. Pada tahun lalu dengan kondisi pandemi PDAM Buleleng berhasil membukukan setoran PAD sebesar Rp 6 miliar lebih.
"Sisa laba setelah dividen ditentukan penggunaan sesuai Perda dan lainnya digunakan untuk peningkatan kuantitas, kualitas dan produktivitas pelayanan, dana sosial dan pendidikan, dana pensiun dan sokongan untuk peningkatan kesejahteraan karyawan. Totalnya 5 persen untuk bonus jajaran manajemen dan karyawan," bebernya
Ia menjelaskan, penempatan alokasi besaran laba ditentukan berdasar kebutuhan. Jika sebelumnya alokasi hasil laba lebih difokuskan untuk investasi peningkatan pelayanan maka tahun ini menurut Lestariana dimaksimalkan untuk disetorkan ke PAD. Sementara untuk alokasi anggaran peningkatan kualitas pelayanan Perumdam THB berencana menggunakan dana pihak ketiga melalui pinjaman perbankan.
"Dengan kapasitas air sebanyak 858 liter per detik itu memenuhi total sebanyak 62 ribu pelanggan. Dengan kondisi itu kami akan tetap menjaga performa agar jalanya perusahaan tetap stabil dan meningkat terebih PAD bersumber dari laba perusahaan," imbuh Lestariana.
Pihaknya berencana mengambil sejumlah langkah termasuk melakukan efisisensi untuk penambahan pendapatan seperti mengevaluasi tarif air minum untuk disesuaikan dengan kebutuhan.
"Soal penaikan tariff mestinya pada bulan Mei 2023 kami sudah lakukan penyesuaian sesuai RKA (Rencana Kerja Anggaran) dengan proyeksi sekitar 6-7 persen. Namun karena masih melakukan pengendalian inflasi rencana itu ditunda," tutup dia. 7mzk
Komentar