Antrean Mengular di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk
Fast Boat Mati Mesin, Penumpang Dievakuasi di Padangbai
NEGARA, NusaBali - Masa libur panjang sekolah menyebabkan terjadinya peningkatan arus penumpang lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Kepadatan penumpang yang terjadi di tengah adanya renovasi Dermaga Ponton di Pelabuhan Gilimanuk ini, belakangan memicu antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur maupun Pelabuhan Gilimanuk, Melaya, Jembrana.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, Kamis (6/7) lonjakan penumpang di lintas penyeberangan Selat Bali ini sudah terjadi sejak libur Hari Raya Idul Adha beberapa waktu lalu. Meski puncak arus balik libur Idul Adha diperkirakan sudah terjadi pada, Minggu (2/7) lalu, namun masih tetap terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk.
Bahkan pada, Kamis petang kemarin dikabarkan terjadi antrean kendaraan sepanjang 7 kilometer dari Pelabuhan Ketapang hingga di wilayah Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi. Sementara di Gilimanuk juga terjadi antrean hingga di depan Pasar Umum Gilimanuk atau sepanjang 500 meter dari Pelabuhan Gilimanuk.
"Di Ketapang yang lebih padat. Kalau di Gilimanuk juga masih tetap ada antrean, tetapi tidak sebanyak di Ketapang," ujar Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Agus Sugiarta saat dikonfirmasi, Kamis petang kemarin.
Menurut Agus Sugiarta, salah satu penyebab antrean kendaraan ini dipengaruhi adanya renovasi Dermaga Ponton menjadi Dermaga MB di Pelabuhan Gilimanuk. Karena satu dermaga berkurang, sedangkan volume kendaraan membeludak di tengah masa libur panjang ini, antrean pun tidak terelakkan. "Yang antrean didominasi kendaraan logistik (truk, pick up) dan mobil pribadi. Kalau roda dua (sepeda motor) masih lancar," ucap Agus Sugiarta.
Di samping berkurangnya satu dermaga tersebut, kata Agus Sugiarta, antrean yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir ini juga diperparah cuaca yang tidak menentu. Menurutnya, di Gilimanuk sendiri kerap terjadi air surut yang membuat kapal kesulitan sandar di Dermaga LCM Gilimanuk. Sementara di Ketapang kerap terjadi arus bawah cukup kuat yang juga menghambat proses kapal sandar.
"Kalau di lintasan (tengah perairan Selat Bali) masih aman. Sampai saat ini, belum sampai ada kita lakukan penundaan (penutupan) penyeberangan. Tetapi kalau nanti memang cuaca tidak memungkinkan, terpaksa harus kita tunda," ucap Agus Sugiarta.
Menurut Agus Sugiarta, belakangan sudah dilakukan upaya mempercepat waktu bongkar muat kapal di tiap dermaga yang tersedia di Ketapang maupun Gilimanuk. Waktu bongkar muat kapal yang normalnya 45 menit, dipercepat hingga 25 menit. Di samping itu, saat ini juga dilakukan upaya menambah kapal yang beroperasi di lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Bahkan, kata Agus Sugiarta, jumlah kapal yang beroperasi per Kamis kemarin sebanyak 33 unit kapal. Namun penambahan kapal itu diakui tidak begitu efektif untuk mengurai antrean kendaraan. Sementara General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Syamsudin mengaku sudah melakukan berbagai langkah strategis dalam menghadapi lonjakan penumpang pada masa libur panjang ini. Selain penambahan armada kapal di dermaga MB 1, 2, dan 3, jumlah kapal yang semula 15 kapal di 3 Dermaga MB, telah ditingkatkan menjadi 18 kapal. Selain itu, di Dermaga LCM atau pelengsengan juga ditingkatkan dari 12 kapal menjadi 15 kapal.
Selain penambahan armada kapal, Syamsudin menyatakan telah melakukan perubahan dalam proses bongkar muat di pelabuhan. Menurutnya, waktu bongkar muat yang sebelumnya memakan waktu 13 menit, kini telah dipercepat menjadi 10 menit. "Hal ini dilakukan untuk memastikan proses bongkar muat berjalan lebih efisien dan mengurangi waktu tunggu kendaraan," ucap Syamsudin.
Sebagai langkah lanjutan untuk mengurangi kepadatan, Syamsudin mengatakan dari pihak ASDP juga menambah KMP Prathita untuk pemuatan di Dermaga Ponton Pelabuhan Ketapang. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kapasitas muatan di Pelabuhan Ketapang.
Foto: Evakuasi Inami fast Boat. -NANTRA
Sementara dari Karangasem dilaporkan Kapal Cepat Inami Fast Boat mengalami masalah pada mesin yang tiba-tiba mati dan ada percikan api saat tengah berlayar dari Dermaga Rakyat Padangbai, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem menuju Objek Wisata Gili Trawangan, di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Kamis (6/7) pukul 12.00 Wita.
Peristiwa mati mesin diduga gara-gara aki mengalami korsleting ini menyebabkan kepanikan penumpang yang sebagian besar wisatawan mancanegara (Wisman). Beruntung evakuasi bisa dilaksanakan dengan baik dan tidak menimbulkan korban pada penumpang.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Karangasem, I Gusti Ngurah Eka mengungkapkan awalnya pihaknya dapat laporan dari salah satu petugas Balawista Padangbai yang menyebutkan Inami Fast Boat mengalami mati mesin di perairan Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.
Inami Fast Boat ini hendak berlayar dari Pelabuhan Rakyat Padangbai menuju Objek Wisata Gili Trawangan, di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Baru perjalanan beberapa menit dari Dermaga Rakyat Padangbai atau baru menempuh jarak sekitar 1 mil mesin tiba-tiba mati. Diduga bagian aki korsleting sehingga menyebabkan kapal tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Selanjutnya Nakhoda Inami Fast Boat mengontak petugas Pelabuhan Padangbai untuk meminta bantuan. Selanjutnya petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem melakukan evakuasi dengan cara menarik Inami Fast Boat menggunakan fast boat lainnya yang sedang melintas ke Dermaga Rakyat Padangbai.
"Inami Fast Boat itu mengangkut 93 penumpang dan kru, semuanya selamat, hanya saja batal berangkat ke Objek Wisata Gili Trawangan," ujar I Gusti Ngurah Eka. Di bagian lain Kepala Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai Sentot Ismudyanto Kuncoro dikonfirmasi, ada nada sambung hanya saja tidak ada respons. 7 ode, k16
1
Komentar