Sistem Zonasi Untungkan Sekolah Swasta
Sebanyak 291 siswa di Kecamatan Kediri tidak akan diterima di SMP negeri, Pemkab Tabanan buat solusi dirikan SMP swasta dengan pinjam gedung SDN 5 Kediri.
TABANAN, NusaBali
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 untungkan sekolah swasta. Sebab siswa yang tidak diterima di sekolah negeri di satu kecamatan, kecil kemungkinan mau pindah ke kecamatan lainnya yang jarak tempuhnya jauh. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Tabanan, di Kecamatan Kediri dan Kecamatan Tabanan banyak tamatan SD yang tidak bisa ditampung di SMP Negeri.
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, Wayan Adnyana mengatakan, ada 291 siswa tidak akan diterima di SMP negeri. Sementara di Kecamatan Tabanan terdata sebanyak 429 tamatan SD yang tidak akan diterima di SMP negeri. Diyakini, siswa dari Kecamatan Kediri dan Kecamatan Tabanan kecil kemungkinan mau sekolah ke SMP negeri di Kecamatan Pupuan, Selemadeg, dan Baturiti yang masih kekurangan siswa. Solusinya mereka harus rela sekolah di SMP swasta.
Adnyana mengatakan, sistem zonasi itu memunculkan masalah di Kecamatan Kediri. Pasalnya, di Kecamatan Kediri tidak ada SMP swasta. Para siswa juga diyakini tidak akan mau sekolah di SMP yang jauh dari tempat tinggalnya. “Kami akan bangun SMP swasta, namanya SMP Lab Ganesha. Sekolah bernuansa Hindu mengedepankan pendidikan karakter. SMP swasta ini akan dijadikan sekolah model,” terang Adnyana di Tabanan, Senin (20/6).
Dikatakan, membuat SMP swasta di Kecamatan Kediri lebih memungkinkan tinimbang buat SMP negeri. Pasalnya buat SMP negeri harus pikirkan lahan. Sesuai rencana, SMP Lab Ganesha akan pinjam gedung SDN 5 Kediri di Desa Kediri. Mereka akan sekolah sore hari. “SMP Lab Ganesha masih kita koordinasikan tempatnya, kami mulai nanti tahun 2018. Buat sementara pinjam gedung SDN 5 Kediri dulu,” terang Adnyana yang mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini.
Sementara sebanyak 429 siswa di Kecamatan Tabanan yang tidak tertampung di SMP negeri sudah ada solusinya. Sebab di Kecamatan Tabanan ada tiga SMP swasta yakni SMP Saraswati, SMP Bintang Persada, dan SMP Harapan. Adnyana meyakini SMP Harapan yang berlokasi di Banjar Pande, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan atau seberang SMPN 1 Tabanan akan hidup kembali tahun ajaran 2017/2018 ini. Dikatakan, guru di SMP negeri dan di SMP swasta sama, pendidikannya pun sama. “Tahun ini SMP swasrta harus berbenah untuk mendapatkan siswa,” pinta Adnyana yang mantan Kepala SMAN 2 Tabanan dan SMAN 1 Tabanan ini.
Terkait PPDB tahun ajaran 2017/2018, Adnyana mengatakan, Kadis Pendidikan se-Bali sudah bertemu dengan Ombudsman. Berbagai permasalahan ataupun solusi telah disampaikan ke Ombudsman. Termasuk menandatangai pernyataan yang isinya berkomitmen mewujudkan pelaksanaan PPDB tahun 2017/2018 yang berkwalitas, berintegritas, serta berdasarkan Prosedur Operasional Standar yang telah ditetapkan-sekolah sekolah yang berada di bawah kewenangan. Termasuk komitmen mengoreksi kinerja kepala sekolah yang melanggar aturan PPDB. *d
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, Wayan Adnyana mengatakan, ada 291 siswa tidak akan diterima di SMP negeri. Sementara di Kecamatan Tabanan terdata sebanyak 429 tamatan SD yang tidak akan diterima di SMP negeri. Diyakini, siswa dari Kecamatan Kediri dan Kecamatan Tabanan kecil kemungkinan mau sekolah ke SMP negeri di Kecamatan Pupuan, Selemadeg, dan Baturiti yang masih kekurangan siswa. Solusinya mereka harus rela sekolah di SMP swasta.
Adnyana mengatakan, sistem zonasi itu memunculkan masalah di Kecamatan Kediri. Pasalnya, di Kecamatan Kediri tidak ada SMP swasta. Para siswa juga diyakini tidak akan mau sekolah di SMP yang jauh dari tempat tinggalnya. “Kami akan bangun SMP swasta, namanya SMP Lab Ganesha. Sekolah bernuansa Hindu mengedepankan pendidikan karakter. SMP swasta ini akan dijadikan sekolah model,” terang Adnyana di Tabanan, Senin (20/6).
Dikatakan, membuat SMP swasta di Kecamatan Kediri lebih memungkinkan tinimbang buat SMP negeri. Pasalnya buat SMP negeri harus pikirkan lahan. Sesuai rencana, SMP Lab Ganesha akan pinjam gedung SDN 5 Kediri di Desa Kediri. Mereka akan sekolah sore hari. “SMP Lab Ganesha masih kita koordinasikan tempatnya, kami mulai nanti tahun 2018. Buat sementara pinjam gedung SDN 5 Kediri dulu,” terang Adnyana yang mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini.
Sementara sebanyak 429 siswa di Kecamatan Tabanan yang tidak tertampung di SMP negeri sudah ada solusinya. Sebab di Kecamatan Tabanan ada tiga SMP swasta yakni SMP Saraswati, SMP Bintang Persada, dan SMP Harapan. Adnyana meyakini SMP Harapan yang berlokasi di Banjar Pande, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan atau seberang SMPN 1 Tabanan akan hidup kembali tahun ajaran 2017/2018 ini. Dikatakan, guru di SMP negeri dan di SMP swasta sama, pendidikannya pun sama. “Tahun ini SMP swasrta harus berbenah untuk mendapatkan siswa,” pinta Adnyana yang mantan Kepala SMAN 2 Tabanan dan SMAN 1 Tabanan ini.
Terkait PPDB tahun ajaran 2017/2018, Adnyana mengatakan, Kadis Pendidikan se-Bali sudah bertemu dengan Ombudsman. Berbagai permasalahan ataupun solusi telah disampaikan ke Ombudsman. Termasuk menandatangai pernyataan yang isinya berkomitmen mewujudkan pelaksanaan PPDB tahun 2017/2018 yang berkwalitas, berintegritas, serta berdasarkan Prosedur Operasional Standar yang telah ditetapkan-sekolah sekolah yang berada di bawah kewenangan. Termasuk komitmen mengoreksi kinerja kepala sekolah yang melanggar aturan PPDB. *d
Komentar