Tiga Hari Dirawat Nenek Tertimbun Longsor Meninggal
Tiga Korban Longsor Diikutkan Ngaben Massal
AMLAPURA, NusaBali - Korban tertimbun longsor di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem yang terjadi, Kamis (6/7) pukul 21.00 Wita, bertambah menjadi tiga orang.
Nenek Ni Nyoman Ririg,75, menyusul meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSUP Prof Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar, Minggu (9/7) pukul 07.00 Wita. Tiga korban sekeluarga yang meninggal tertimbun longsor ini akan diikutkan dalam upacara ngaben massal di Desa Adat Ngis pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (15/7) nanti.
Sebelumnya nenek Ni Nyoman Ririg sempat menjalani perawatan di RSUD Karangasem dalam kondisi kaki kiri patah, siku dan perut terluka. Selanjutnya petugas RSUD merujuk ke RSUP Prof Ngoerah. "Ya, nenek Ni Nyoman Ririg akhirnya meninggal setelah menjalani perawatan di RSUP Sanglah," ujar Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa dihubungi di Amlapura, Minggu kemarin.
Arimbawa mengatakan petugas dari RSUP Prof Ngoerah langsung mengantar jenazah nenek Ni Nyoman Ririg, Minggu pagi kemarin ke Setra Desa Adat Ngis. Di Setra Desa Adat Ngis kemudian dari pihak keluarga memandikan jenazah berlanjut upacara makingsan ring gni. Dengan demikian bencana tanah longsor yang menimbun satu keluarga di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem kini menjadi tiga orang.
Sekeluarga meninggal akibat tertimbun longsor itu, yakni kakek I Wayan Tunas,78, dan cucunya I Komang Aditya,15, dan menyusul nenek Ni Nyoman Ririg. Nenek Ririg sempat bertahap hidup setelah salah satu keponakannya I Ketut Rudit menemukan sebagian tubuhnya tertimbun dan terjepit kayu bangunan. Selanjutnya dilarikan ke RSUD Karangasem dan dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Namun Nenek Ririg hanya bertahan empat hari terhitung sejak, Kamis (6/7) dan pada Minggu kemarin dia pun menyusul suaminya Kakek Wayan Tunas dan cucunya Komang Aditya.
Salah satu putra korban, yakni I Ketut Ariana mengatakan nantinya ketiga korban akan diikutkan dalam upacara ngaben massal di Desa Adat Ngis pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (15/7). "Kedua orangtua saya bersama anak saya I Komang Aditya ikut upacara ngaben massal," jelasnya.
Sementara Bupati Karangasem I Gede Dana bersama Sekda I Ketut Sedana Mertha dan Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa menyerahkan bantuan kepada korban longsor di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu kemarin.
Foto: Penyerahan bantuan kepada keluarga korban longsor di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (9/7). -IST
Bupati Gede Dana dan Sekda Sedana Mertha membantu secara pribadi untuk biaya ngaben. Sedangkan BPBD menyerahkan bantuan berupa matras, selimut, makanan siap saji, bantuan berikutnya menyusul rencananya dari BRI Cabang Karangasem berupa sembako.
Hanya saja berapa nominal bantuan dari Bupati Gede Dana dan Sekda Ketut Sedana Mertha tidak diketahui. "Intinya kami membantu, sebagai bentuk duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, agar yang ditinggalkan diberi ketabahan lahir dan bathin," jelas Bupati Gede Dana.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa dalam waktu dekat mengusulkan ke BPBD Provinsi Bali agar keluarga korban dapat santunan masing-masing Rp 15 juta. "Kita akan usulkan ke BPBD Provinsi Bali," jelasnya.
Seperti diketahui ketiga korban meninggal dalam waktu berbeda. Awalnya saat melakukan pencarian, petugas gabungan di bawah Koordinasi Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa, dan Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem I Gusti Ngurah Eka menemukan jenazah kakek I Wayan Tunas, Jumat (7/7). Menyusul sehari kemudian menemukan jenazah I Komang Aditya, Sabtu (8/7).
I Komang Aditya sendiri tercatat sebagai siswa kelas IX/A SMPN 6 Abang, tinggal bersama kakek dan neneknya, karena kedua orangtuanya I Ketut Ariana dan Ni Luh Sudarmi bekerja di Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, bersama adik kandungnya.
Sang kakek I Wayan Tunas dan sang nenek Ni Nyoman Ririg sendiri meninggalkan 6 anak dan 9 cucu. Sedangkan cucunya I Komang Aditya, meninggalkan dua orangtua atas nama I Ketut Ariana dan Ni Luh Sudarmi, serta seorang adik perempuan.
Selama ini sepasang kakek dan nenek itu tinggal di ketinggian jauh dari tetangga, seluruh bangunan rumahnya terdorong tanah longsor hingga nyemplung ke jurang sejauh 60 meter menimbun sekeluarga tersebut. 7 k16
1
Komentar