Mei 2023, Simpanan Nasabah Perbankan Melambat
JAKARTA, NusaBali - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan melambat pada Mei 2023. Walau begitu likuiditas perbankan terlihat masih sangat memadai.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, DPK perbankan pada Mei 2023 tercatat melambat secara month to month (MoM) sebanyak 27 bps mencapai 6,55% atau menjadi Rp 8.007 triliun dari bulan sebelumnya atau April 2023 yang tumbuh 6,82%.
"Perlambatan DPK perbankan ini terjadi seiring dengan pengetatan likuiditas global. Selain itu juga disebabkan oleh penurunan pertumbuhan jenis simpanan giro," tutur Dian dilansir kontan.co.id.
Pertumbuhan simpanan giro turun ke level 8,35% yoy pada Mei 2023, dibandingkan posisi April 2023 yang tumbuh sebesar 13,61% yoy. Kendati demikian, Dian menilai likuditas perbankan pada Mei 2023 masih memadai dilihat dari rasio likuiditas yang terjaga, jauh di atas ambang batas ketentuannya.
Terlihat berdasarkan data OJK, pada Mei 2023 alat likuid per non core deposit (AL/NCD) serta alat likuid per DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 123,27% dan 27,52%.
Sementara Pengamat Perbankan, SVP, Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, perlambatan DPK di bulan Mei 2023 disebabkan karena agenda masyarakat yaitu merayakan hari Raya Lebaran, yang menyebabkan kebutuhan masyarakat untuk konsumsi juga meningkat sehingga lebih banyak belanja di samping menaruh uang di bank.
Walau begitu, Trioksa menyebut tren DPK hingga akhir tahun seiring dengan tren kenaikan suku bunga akan kembali meningkat walau tidak signifikan.
"Bank perlu untuk memberikan layanan yang baik serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terkait keamanan uangnya di bank sehingga tren peningkatan DPK karena kenaikan suku bunga dapat terjaga dengan baik," ujarnya.
Kendati DPK secara industri mencatatkan perlambatan secara bulanan, sejumlah perbankan mengakui adanya peningkatan pada simpanan nasabah di bulan Mei 2023.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, yang mencatat perkembangan DPK pada posisi Mei 2023 bertumbuh 6,58%. Total DPK di Mei tercatat sebesar Rp 318 triliun dan ditopang oleh pertumbuhan Giro, deposito konsumer dan Tabungan Bisnis.
"Dengan pertumbuhan giro yang menopang DPK membuat rasio CASA berada di kisaran 52%," kata Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin.
Menurut Jasmin, dalam menjaga pertumbuhan DPK maka Bank tetap fokus pada beberapa ekosistem bisnis yang telah dijalani saat ini baik di perdagangan, industri, pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu perseroan menargetkan pertumbuhan DPK hingga akhir tahun bisa di capai di kisaran 9%-10%.
Adapun total DPK PT Bank Mandiri per Mei 2023 mencapai sebesar Rp 1.147,9 triliun, tumbuh 15,8% secara Year on Year (YoY) dan tumbuh 5,8% dari posisi April 2023 dengan rasio CASA mencapai 78%.
SVP Retail Deposit Product And Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati menyatakan, pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan dana Tabungan dan Giro.
Hal ini disebut Evi sejalan dengan strategi Bank Mandiri dalam optimalisasi penghimpunan dana murah melalui layanan perbankan dan solusi yang menyeluruh bagi nasabah, termasuk fokus pada pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas transaksional melalui Kopra by Mandiri dan Livin’ by Mandiri. 7
1
Komentar