Cari Air, Warga Serbu Alun-alun Bangli
Bencana Alam, Layanan Perumda Terganggu
Warga berharap agar proses perbaikan jaringan pipa yang hancur tersebut bisa secepatnya tuntas.
BANGLI, NusaBali
Layanan Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli terganggu karena bencana alam akibat hujan lebat empat hari. Warga pun kesulitan mendapat air. Akibatnya, air bersih yang mengalir di kran di Alun-alun Bangli diserbu warga Kota Bangli.
Pantauan Senin (10/9), tampak warga antre mencari air di Alun-alun Kota Bangli. Warga berbondong-bondong datang membawa tempat air, seperti jerigen dan ember hingga galon air.
Salah seorang warga, Ketut Suarteja mengatakan pasokan air dari PDAM sudah ngadat sejak 4 hari terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan air, dia terpaksa mengambil air di Alun-alun Bangli. Dirinya dari pagi hingga siang hari sudah empat kali bolak balik ambil air di tempat itu. Sekali jalan membawa dua galon air. "Air di sini (alun-alun) tetap mengalir, apa karena jalur pipa beda atau karena air sumur bor,” ujarnya.
Warga lainnya, Ketut Surya mengaku terpaksa cari air di alun-alun karena aliran air di rumahnya mati sejak tiga hari terakhir. Dia memilih mencari air di alun-alun karena jarak alun-alun ini dekat dengan rumah.
Kedua warga itu memaklumi kondisi yang terjadi. Namun, warga berharap agar proses perbaikan jaringan pipa yang hancur tersebut bisa secepatnya tuntas sehingga air dapat mengalir kembali.
Selain di Alun- alun Bangli, beberapa kran air juga diserbu warga. Seperti di tempat rekreasi air Water Bom Sidembunut (WBS).
Onwer WBS Ida Bagus Raka Mudarma mengaku sudah sejak tiga hari berbagi air dengan masyarakat. Semula air untuk warga Sidembunut dan sekitarnya. Namun belakangan ini warga yang datang dari wilayah Kota Bangli. "Ratusan orang setiap hari mencari air di sini," ungkapnya. Pihaknya masih akan berbagi air hingga kondisi normal.
Terpisah, Kepala BPBD Bangli I Wayan Wardana mengatakan permintaan bantuan air bersih berasal dari beberapa lokasi. Permintaan air bersih bisa melalui telepon ke BPBD Bangli, mendatangi langsung ke Kantor BPBD Bangli, hingga melalui pengaduan 24 Jam Bangli Era Baru.
"Sebetulnya, permintaan bantuan air bersih sejatinya tidak hanya kali ini saja. Sebelum ada kejadian bencana, masyarakat biasanya meminta bantuan air bersih karena menggelar upacara keagamaan," sebutnya.
Dia mengaku cukup kewalahan untuk memenuhi permintaan masyarakat pasca bencana ini karena jumlah armada pemasok air terbatas. Permintaan air bersih tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, namun adapula yang meminta untuk penyemprotan jalan yang tertutup lumpur. "Kami hanya memiliki dua mobil tangki pemasok air, namun satu mobil hari ini rusak," sambungnya.7esa
Komentar