Gelombang Tinggi, Pelni Denpasar Awasi Operasional 24 Jam
DENPASAR, NusaBali - BUMN PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Denpasar meningkatkan pengawasan operasional kapal selama 24 jam untuk mengantisipasi cuaca buruk terutama gelombang laut tinggi di Bali.
"Pengawasan secara visual dan menggunakan teknologi yang ada di sistem kami," kata Kepala Pelni Cabang Denpasar, Muhammad Ardiansyah di Denpasar, Senin (10/7).
Peningkatan pengawasan dilakukan setiap jam pada waktu jaga selama 24 jam nonstop, dari sebelumnya dilakukan pada jam tertentu saat keadaan normal menyesuaikan kondisi di lapangan. Pihaknya juga mengawasi pelayaran kapal melalui sistem penelusuran yang dimiliki untuk mengetahui posisi terkini kapal.
Selain itu, lanjut dia, secara rutin kru kapal melaporkan kondisi kepada Pelni dan instansi terkait lainnya melalui komunikasi baik melalui telepon atau satelit. Meski beberapa hari terakhir terjadi gelombang tinggi, hingga saat ini operasional pelayaran Pelni Denpasar masih berjalan normal.
"Sejauh ini masih aman, dari sisi jadwal masih tepat waktu. Namun memang kurang nyaman karena gelombang tinggi," ucapnya. Pelni Denpasar mengoperasikan empat unit kapal yakni Kapal Motor (KM) Awu, KM Leuser, KM Binaiya, dan KM Tilongkabila melalui Pelabuhan Benoa Denpasar menuju sejumlah kota di Indonesia bagian timur.
Di sisi lain, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa Denpasar mengeluarkan edaran kepada pengelola kapal cepat di wilayah kerja setempat untuk memperhatikan serta berpedoman kepada informasi perkembangan cuaca berdasarkan informasi BMKG terbaru
Edaran yang ditandatangani Kepala KSOP Benoa Denpasar Sadeli pada Jumat (7/7) dikeluarkan mencermati perkiraan gelombang tinggi di Laut Bali, Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok, Selat Alas, Laut Sumbawa dan Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta nelayan dan operator kapal untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi di jalur penyeberangan Bali yang diperkirakan hingga empat meter, 10-12 Juli 2023.
"Peningkatan kecepatan angin memicu peningkatan tinggi gelombang di perairan utara dan selatan Bali," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho di Denpasar, Senin kemarin.
Ada pun potensi ketinggian gelombang laut hingga empat meter itu diperkirakan terjadi di Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Badung. Berdasarkan pengamatan BMKG secara umum kecepatan angin di Bali diperkirakan ratarata hingga 45 kilometer per jam atau sekitar 24 knot yang bertiup dari arah timur-tenggara. Meski begitu, diperkirakan untuk perairan Laut Bali kecepatan angin menguat dari awalnya hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam menjadi 30 knot atau 55 kilometer per jam pada 10-11 Juli 2023 yang bertiup dari tenggara-selatan.
Sedangkan untuk potensi ketinggian gelombang laut di Laut Bali diperkirakan mencapai hingga 2,5 meter. Pergerakan angin di Bali berasal dari Benua Australia yang bergerak ke daratan Asia termasuk Bali pada peralihan ke musim kemarau. 7 ant
1
Komentar