Disdikpora Ingatkan MPLS Taat Aturan
BANGLI, NusaBali - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli Komang Pariarta, meninjau pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 1 Bangli pada Rabu (12/7).
Dia mengingatkan kepada seluruh kepala sekolah agar pelaksanaan MPLS sesuai aturan dan mekanisme yang ada.
Pariarta mengharapkan, pelaksanaan MPLS berjalan lancar sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan dalam surat edaran yang telah dikeluarkan pemerintah. "Pelaksanaan MPLS agar sesuai dengan mekanisme yang ada, seperti yang sudah disampaikan ke sekolah-sekolah," tegasnya.
Jelasnya, MLPS agar menyenangkan. Anak-anak tidak dibebani dengan kegiatan yang bersifat negatif. Kegiatan negatif justru membuang energi dan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. "Kita ingin pendidikan untuk anak-anak pendidikan yang berbudaya etika yang baik dan berkarakter," ujarnya.
Dia menekankan melalui pelaksanaan MPLS untuk membangun kesiapan anak-anak dalam mengikuti kurikulum merdeka melalui kebhinekaan, kegotongroyongan. Selain itu, juga menguasai teknologi informasi. "Suka tidak suka, mau tidak mau, sekolah wajib mengikuti digitalisasi di bidang pendidikan," ungkapnya.
Kepala SMPN 1 Bangli I Wayan Agus Adi Wiguna menyampaikan untuk pelaksanaan MPLS mengacu pada panduan yang telah dituangkan oleh pemerintah. Untuk materi, seperti wawasan wiyata mandala dan kepramukaan. Hal tersebut dikemas dalam pelaksanaan MPLS. Harapannya, dengan MPLS mampu mengajak anak-anak dari berbagai SD itu untuk membangun nilai budaya positif, menumbuhkan nilai kebajikan. ‘’Termasuk mewujudkan program sekolah dengan konsep kegiatan itu efektif dan menyenangkan untuk anak-anak," ujarnya.
Jelasnya, pelaksanaan MPLS tidak seperti masa orientasi sekolah (MOS), seperti dahulu. Saat ini lebih menekankan pada penumbuhan karakter, etika, dan budaya. "Ini termasuk implementasi kurikulum merdeka. Dalam pelaksanaan MPLS dilaksanakan kegiatan di dalam maupun luar ruangan yang mampu memenuhi kebutuhan anak," sambungnya.
Saat ini, siswa baru di SMPN 1 Bangli 317 orang, terbagi dalam 10 kelas. Jumlah ini lebih sedikit di bandingkan tahun lalu, 350 siswa. Diakui, kondisi seperti ini juga terjadi di sekolah lain.
"Karena secara umum, input dari SD lebih sedikit dari tahun sebelumnya, sehingga jumlah siswa di SMP berkurang," kata Made Agus.
Seiring penerapan kurikulum merdeka, pihaknya berharap nilai karakter siswa tumbuh dengan pondasi yang kuat dalam proses pembelajaran. 7esa
1
Komentar