DTW Kawasan Luar Uluwatu Bikin Aktivitas Feeding Monkey di Hari Minggu
MANGUPURA, NusaBali.com – Merespons tingginya minat wisatawan yang berkunjung ke DTW Kawasan Luar Uluwatu, pengelola pun menyuguhkan daya tarik tambahan selain menonton Tari Kecak di atas tebing.
Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana mengatakan daya tarik wisata itu yakni kegiatan feeding monkey atau memberi makan monyet setiap hari Minggu pada pukul 16.00 Wita sampai selesai.
Alasan dilaksanakan kegiatan itu, terang Wijana agar menghilangkan persepsi atau pemikiran pengunjung tentang monyet nakal.
“Memberikan makanan bebas yang kami pilih selektif. Dari manajemen pengunjung boleh berinteraksi dengan monyet secara gratis dan tetap dalam pengawasan,” tambahnya.
Tidak hanya bebas memberikan makanan saja, kegiatan itu juga bertujuan agar pengunjung bisa dekat dengan monyet dan berfoto bersama monyet.
“Memberikan makanan bebas yang kami pilih selektif. Dari manajemen pengunjung boleh berinteraksi dengan monyet secara gratis dan tetap dalam pengawasan,” tambahnya.
Tidak hanya bebas memberikan makanan saja, kegiatan itu juga bertujuan agar pengunjung bisa dekat dengan monyet dan berfoto bersama monyet.
Wijana juga menegaskan, pihaknya selalu selektif selama kegiatan itu berlangsung. Sebab, terdapat enam kelompok monyet di kawasan tersebut ada yang tergolong monyet ganas dan juga ada yang jinak. Sehingga, di sela-sela kegiatan, para pemandu akan memberikan pengetahuan kepada pengunjung untuk tidak sembarangan memberikan makanan sendiri ke monyet-monyet di Uluwatu.
“Kami larang bawa makanan sendiri dan memberikannya tanpa pengawasan kami. Jadi harus ada pendamping dari tim kami,” tegasnya.
Belum lama ini, Wijana mengungkap satu ekor monyet putih yang dirawat di DTW Kawasan Luar Uluwatu telah melahirkan anak. Namun, kini anak dari monyet ekor putih itu masih diteliti oleh Dinas Peternakan Kabupaten Badung. Hal itu dikarenakan, warna dari anak monyet itu tidak sama dengan indukannya.
“Seminggu lebih sudah melahirkan anak, namun sedang diteliti terhadap spesies ini. Karena warnanya agak kehitaman. Jantannya warna putih, betinanya warna abu-abu. Namun anaknya lahir dengan warna bulu yang agak kehitaman. Jadi ini yang perlu kami teliti,” terangnya.
Karena memiliki warna yang berbeda dari 6 kelompok monyet lainnya, Kini, monyet putih itu dimasukkan ke dalam tangkar yang lokasinya dekat dengan pintu masuk Pura Uluwatu.
“Kami memiliki satu ekor populasi monyet putih yang kami tangkar. Tujuannya agar bisa kami kontrol dan kami amankan. Karena warna spesies itu beda, jadi kami tangkar agar nantinya tidak ribut dengan monyet lainnya,” ujarnya.
Sebagai informasi tambahan, semua monyet di DTW Kawasan Luar Uluwatu, Kuta Selatan, Badung, Bali sudah diberikan vaksinasi rabies secara berkala. Meski demikian, para pengunjung di kawasan tersebut harus tetap waspada dan berhati-hati.
Wijana menerangkan setidaknya terdapat 650 ekor populasi monyet dari 6 kelompok yang sudah dilakukan perawatan vaksinasi rabies secara periodik selama selama enam bulan sekali.
“Kami larang bawa makanan sendiri dan memberikannya tanpa pengawasan kami. Jadi harus ada pendamping dari tim kami,” tegasnya.
Belum lama ini, Wijana mengungkap satu ekor monyet putih yang dirawat di DTW Kawasan Luar Uluwatu telah melahirkan anak. Namun, kini anak dari monyet ekor putih itu masih diteliti oleh Dinas Peternakan Kabupaten Badung. Hal itu dikarenakan, warna dari anak monyet itu tidak sama dengan indukannya.
“Seminggu lebih sudah melahirkan anak, namun sedang diteliti terhadap spesies ini. Karena warnanya agak kehitaman. Jantannya warna putih, betinanya warna abu-abu. Namun anaknya lahir dengan warna bulu yang agak kehitaman. Jadi ini yang perlu kami teliti,” terangnya.
Karena memiliki warna yang berbeda dari 6 kelompok monyet lainnya, Kini, monyet putih itu dimasukkan ke dalam tangkar yang lokasinya dekat dengan pintu masuk Pura Uluwatu.
“Kami memiliki satu ekor populasi monyet putih yang kami tangkar. Tujuannya agar bisa kami kontrol dan kami amankan. Karena warna spesies itu beda, jadi kami tangkar agar nantinya tidak ribut dengan monyet lainnya,” ujarnya.
Sebagai informasi tambahan, semua monyet di DTW Kawasan Luar Uluwatu, Kuta Selatan, Badung, Bali sudah diberikan vaksinasi rabies secara berkala. Meski demikian, para pengunjung di kawasan tersebut harus tetap waspada dan berhati-hati.
Wijana menerangkan setidaknya terdapat 650 ekor populasi monyet dari 6 kelompok yang sudah dilakukan perawatan vaksinasi rabies secara periodik selama selama enam bulan sekali.
Perawatan monyet-monyet itu pun dilakukan secara rutin jauh dari isu rabies yang kini merebak di masyarakat. Selain merawat monyet di kawasan tersebut, Wijana juga menuturkan pihaknya merawat anjir liar di kawasan DTW Uluwatu untuk memproteksi adanya rabies.
“Kami setiap enam bulan sekali rutin melakukan vaksin, walaupun ada isu rabies atau tidak tetap kami lakukan vaksinasi,” terang Wijana.
Kendati demikian, pihaknya selalu mengingatkan wisatawan untuk selalu berhati-hati dengan cara memasang pengumuman di sepenjang Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu.
“Kami setiap enam bulan sekali rutin melakukan vaksin, walaupun ada isu rabies atau tidak tetap kami lakukan vaksinasi,” terang Wijana.
Kendati demikian, pihaknya selalu mengingatkan wisatawan untuk selalu berhati-hati dengan cara memasang pengumuman di sepenjang Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu.
Para pemandu wisata dan petugas pecalang pun sama, mereka memiliki tugas untuk memberitahu para pengunjung agar tetap waspada, terutama dalam memagang hanphone ataupun menggunakan kacamata. *ris
1
Komentar