Kasus Narkoba Masih Marak, Buleleng Jadi Tujuan Bandar Besar
SINGARAJA, NusaBali - Kasus narkoba di Buleleng masih marak. Bahkan, aparat penegak hukum mengakui jika Buleleng saat ini menjadi tujuan bandar besar.
Saat melakukan penyelidikan, polisi kerap kesulitan lantaran wajah anggota kepolisian saat ini mulai dikenali oleh pengedar.
Kasat Narkoba Polres Buleleng, AKP Andi Nurul Yaqin mengatakan, sejak Januari hingga saat ini pihaknya telah menangani 16 perkara narkotika, yang sebagian besar berasal dari golongan pengguna. Penyebaran narkoba di Buleleng masih didominasi dilakukan dengan sistem tempel.
Ia pun mengakui, polisi masih kesulitan menangkap para pengedar narkoba. Hal ini disebabkan lantaran para pengedar sudah mengetahui gerak-gerik petugas, sehingga para pengedar berpindah-pindah tempat dengan cepat.
Pihaknya pun meminta bantuan laporan dari masyarakat untuk memberikan informasi. Dengan Informasi sekecil apapun menurutnya sangat membantu. "Mungkin mereka (pengedar) sudah tau. Melihat gerak-gerik anggota kami mereka (pengedar) sudah curiga. Jadi mereka kabur duluan," ungkapnya, Minggu (16/7) di Buleleng.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kajari Buleleng, Agung Bagus Kade Kusimantara mengakui bandar-bandar besar narkotika sudah mulai masuk ke Buleleng. Menurutnya, para pengedar narkoba saat ini memilih mencari daerah pesisir seperti di Buleleng. Hal ini lantaran di wilayah perkotaan seperti Denpasar sudah banyak dilakukan penyisiran dan pengajaran.
"Daerah heterogen seperti Denpasar dan Badung sudah kami kejar ke mana-mana. Jadi mereka (pengedar) larinya ke pinggir, seperti di Buleleng. Saya baru dua pekan menjabat Plh, sudah ada lima perkara narkoba yang masuk. Bagaimana tiga bulan ke depan," ujarnya.
Bagus Kade juga menyebut, peredaran narkoba di daerah Buleleng mulai menyasar generasi muda terutama kalangan pelajar. Pihaknya pun berupaya melakukan antisipasi penyebaran narkotika di kalangan siswa dengan memberikan pemahaman bahaya narkoba melalui program Jaksa Masuk Sekolah (JMS).
"Jaksa akan memberikan informasi mengenai dampak dan antisipasi terhadap narkoba," tandasnya. 7 mzk
Kasat Narkoba Polres Buleleng, AKP Andi Nurul Yaqin mengatakan, sejak Januari hingga saat ini pihaknya telah menangani 16 perkara narkotika, yang sebagian besar berasal dari golongan pengguna. Penyebaran narkoba di Buleleng masih didominasi dilakukan dengan sistem tempel.
Ia pun mengakui, polisi masih kesulitan menangkap para pengedar narkoba. Hal ini disebabkan lantaran para pengedar sudah mengetahui gerak-gerik petugas, sehingga para pengedar berpindah-pindah tempat dengan cepat.
Pihaknya pun meminta bantuan laporan dari masyarakat untuk memberikan informasi. Dengan Informasi sekecil apapun menurutnya sangat membantu. "Mungkin mereka (pengedar) sudah tau. Melihat gerak-gerik anggota kami mereka (pengedar) sudah curiga. Jadi mereka kabur duluan," ungkapnya, Minggu (16/7) di Buleleng.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kajari Buleleng, Agung Bagus Kade Kusimantara mengakui bandar-bandar besar narkotika sudah mulai masuk ke Buleleng. Menurutnya, para pengedar narkoba saat ini memilih mencari daerah pesisir seperti di Buleleng. Hal ini lantaran di wilayah perkotaan seperti Denpasar sudah banyak dilakukan penyisiran dan pengajaran.
"Daerah heterogen seperti Denpasar dan Badung sudah kami kejar ke mana-mana. Jadi mereka (pengedar) larinya ke pinggir, seperti di Buleleng. Saya baru dua pekan menjabat Plh, sudah ada lima perkara narkoba yang masuk. Bagaimana tiga bulan ke depan," ujarnya.
Bagus Kade juga menyebut, peredaran narkoba di daerah Buleleng mulai menyasar generasi muda terutama kalangan pelajar. Pihaknya pun berupaya melakukan antisipasi penyebaran narkotika di kalangan siswa dengan memberikan pemahaman bahaya narkoba melalui program Jaksa Masuk Sekolah (JMS).
"Jaksa akan memberikan informasi mengenai dampak dan antisipasi terhadap narkoba," tandasnya. 7 mzk
1
Komentar