Setelah Dirawat Intensif, Dokter Widi Meninggal
Sebelumnya Dievakuasi dari Lantai 2 Rumahnya Pakai Crane
SINGARAJA, NusaBali - Dokter Made Widiadnyana atau dr Widi,52, yang sempat dievakuasi menggunakan crane dari lantai dua rumahnya di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dinyatakan meninggal dunia, Rabu (19/7).
Widiadnyana menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 10.00 Wita dalam perawatan di ruang ICU RSUD Buleleng.
Tim medis tidak bisa berbuat banyak setelah melakukan penanganan dengan menggunakan mesin bantuan napas, namun tidak ada respons dari pasien. Hingga Rabu sore kemarin jenazah dr Widiadnyana masih dititipkan keluarga di rumah sakit, karena sedang ada upacara keagamaan di rumahnya. Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha dihubungi Rabu kemarin menjelaskan dr Widiadnyana sejak dirujuk dari rumahnya ke RSUD Buleleng dirawat di ruang intensif. Sebelumnya tim medis RSUD Buleleng juga telah memberikan terapi maksimal atas diagnosa penyakit yang dideritanya.
“Diagnosanya asam urat dan komplikasi yang membuat kondisinya terus menurun. Sebetulnya saat kami terima di rumah sakit beliau tidak obesitas, malahan berat badannya kurang. Kemarin dievakuasi dengan crane karena akses tandu sulit masuk di lantai dua rumahnya,” ucap Arya Nugraha. Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Buleleng ini pun menyebut dr Widiadnyana dalam kondisinya sebulan terakhir mendapat pendampingan khusus dari IDI Buleleng. Secara berkala rekan-rekan di IDI mengecek kondisi dr Widiadnyana. Mulai dari dokter umum, dokter penyakit dalam dan dokter bedah plastik untuk penanganan gangguan gerak dan kerusakan sendi.
Namun karena tidak ada respon membaik maka disepakati dirujuk untuk dirawat inap pada, Senin (17/7) lalu. “Karena keterbatasan sumber daya yang bisa mendampingi beliau kami back up bantu evakuasi rujukan,” imbuh dokter asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. Dokter Widiadnyana selama hidupnya dikenal sebagai dokter umum. Beberapa tahun terakhir dr Widiadnyana lebih fokus di bisnis yang dikelola bersama keluarganya.
“Diagnosanya asam urat dan komplikasi yang membuat kondisinya terus menurun. Sebetulnya saat kami terima di rumah sakit beliau tidak obesitas, malahan berat badannya kurang. Kemarin dievakuasi dengan crane karena akses tandu sulit masuk di lantai dua rumahnya,” ucap Arya Nugraha. Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Buleleng ini pun menyebut dr Widiadnyana dalam kondisinya sebulan terakhir mendapat pendampingan khusus dari IDI Buleleng. Secara berkala rekan-rekan di IDI mengecek kondisi dr Widiadnyana. Mulai dari dokter umum, dokter penyakit dalam dan dokter bedah plastik untuk penanganan gangguan gerak dan kerusakan sendi.
Namun karena tidak ada respon membaik maka disepakati dirujuk untuk dirawat inap pada, Senin (17/7) lalu. “Karena keterbatasan sumber daya yang bisa mendampingi beliau kami back up bantu evakuasi rujukan,” imbuh dokter asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. Dokter Widiadnyana selama hidupnya dikenal sebagai dokter umum. Beberapa tahun terakhir dr Widiadnyana lebih fokus di bisnis yang dikelola bersama keluarganya.
Sebelumnya dr Made Widiadnyana,52, asal Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng terpaksa harus dievakuasi menggunakan mobil crane dan mobil derek dari lantai dua rumahnya. Evakuasi darurat ini dilakukan tim gabungan, Senin (17/7) karena kondisi dr Widiadnyana terus melemah akibat penyakit diabetes dan asam urat akut yang dideritanya. Tim gabungan terdiri dari Pos SAR Buleleng, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Buleleng dibantu Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Kelurahan dan Desa Adat. Mobil crane milik Dinas PUTR dan Dishub Buleleng sudah stand by sejak pukul 10.30 Wita. Selain itu mobil ambulance RSUD Buleleng juga sudah siaga.
Proses evakuasi dipimpin langsung petugas Pos SAR Buleleng dibantu dokter, perawat, dan tim gabungan lainnya. Kondisinya yang lemah serta pertimbangan berat badan dan kondisi eksisting ruang tempat tinggalnya membuat proses evakuasi tidak bisa dilakukan secara manual.
Widiadnyana dievakuasi melalui jendela di lantai dua rumahnya. Kemudian dengan tandu Pos SAR Buleleng diturunkan menggunakan mobil crane.Sementara ketika sampai di bawah tim kesehatan sudah stand by dan langsung dibawa ambulance menuju RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan intensif. 7 k23
1
Komentar