Jatiluwih Rancang Fasilitas Parkir
TABANAN, NusaBali - Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya bakal merealisasikan pembangunan parkir umum di objek wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel.
Saat ini kawasan yang sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) ini masih krisis areal parkir. Walhasil banyak wisatawan, khususnya rombongan enggan berkunjung.
Selama ini manajemen hanya mengandalkan kerjasama dengan sejumlah warung ataupun restoran yang ada di sekitaran objek untuk memarkir kendaraan wisatawan. Itu pun tempatnya tidak begitu luas. Bila dipaksakan maka akan terjadi, kemacetan khususnya saat adanya sejumlah event.
Bupati Sanjaya menegaskan rancangan untuk membuat sarana parkir umum tersebut masih dalam kajian. Skema ataupun gambaran sudah dicermati.
"Ya ini masih dalam kajian, pola dan skema (rancangan) untuk tempat parkir sudah saya lihat," ungkapnya, Sabtu (22/7) usai acara pembukaan Festival Jatiluwih IV.
Menurutnya, skema untuk membuat parkir umum ini tidak akan mengurangi lahan sawah yang sudah ada di Jatiluwih. Melainkan bakal dibangun di lain tempat. Nantinya untuk menuju objek wisatawan bakal dijemput dengan kendaraan buggy. "Tempatnya tidak di sini (sawah). Ada sentralisasi. Nantilah itu sabar," sebutnya.
Diakui memang, dengan tidak adanya sarana parkir umum membuat sejumlah wisatawan khususnya rombongan bus enggan berkunjung. Padahal objek wisata Jatiluwih tidak kalah dengan objek wisata Tanah Lot dan lainnya.
"Infrastruktur untuk jalan sudah bagus. Parkir yang kendala. Biasanya perbandinganya kalau satu objek wisata parkirnya 10. Nah di sini (Jatiluwih) terbalik. Jadi wisatawan yang ke Jatiluwih susah parkir disebarkan dari mulut-mulut dan kuranglah kunjungannya.
Seandainya parkirnya seperti Tanah Lot dan Ulun Danu saya yakin kurang promosinya pun kunjungan akan menjadi sama," katanya.
Bupati Sanjaya mengakui untuk merealiasikan parkir tersebut masih dimatangkan. Ketika skema ini sudah disepakati antara pangempon, desa adat, maupun desa baru dilakukan langkah selanjutnya. Sehingga apa yang menjadi keinginan masyarakat dan manajemen bisa terpenuhi.
Sementara itu Plt Manager DTW Jatiluwih I Gede Made Alit Toya Winangun membenarkan selama ini Jatiluwih memang kendala di parkir. Wisatawan yang datang berkunjung belum mendapatkan parkiran yang memadai. "Sekarang kita hanya bekerjasama dengan pemilih warung dan restoran untuk memberikan tempat kantong parkir wisatawan," akunya.
Disebutkan areal parkir umum yang diperlukan Jatiluwih sekitar 500 are. Dan proses ini memang masih dalam kajian. "Jadi ini masih dikaji, biar tidak salah kami di manajemen. Mudah-mudahan sesuai harapan," tandas Toya Winangun. 7des
Selama ini manajemen hanya mengandalkan kerjasama dengan sejumlah warung ataupun restoran yang ada di sekitaran objek untuk memarkir kendaraan wisatawan. Itu pun tempatnya tidak begitu luas. Bila dipaksakan maka akan terjadi, kemacetan khususnya saat adanya sejumlah event.
Bupati Sanjaya menegaskan rancangan untuk membuat sarana parkir umum tersebut masih dalam kajian. Skema ataupun gambaran sudah dicermati.
"Ya ini masih dalam kajian, pola dan skema (rancangan) untuk tempat parkir sudah saya lihat," ungkapnya, Sabtu (22/7) usai acara pembukaan Festival Jatiluwih IV.
Menurutnya, skema untuk membuat parkir umum ini tidak akan mengurangi lahan sawah yang sudah ada di Jatiluwih. Melainkan bakal dibangun di lain tempat. Nantinya untuk menuju objek wisatawan bakal dijemput dengan kendaraan buggy. "Tempatnya tidak di sini (sawah). Ada sentralisasi. Nantilah itu sabar," sebutnya.
Diakui memang, dengan tidak adanya sarana parkir umum membuat sejumlah wisatawan khususnya rombongan bus enggan berkunjung. Padahal objek wisata Jatiluwih tidak kalah dengan objek wisata Tanah Lot dan lainnya.
"Infrastruktur untuk jalan sudah bagus. Parkir yang kendala. Biasanya perbandinganya kalau satu objek wisata parkirnya 10. Nah di sini (Jatiluwih) terbalik. Jadi wisatawan yang ke Jatiluwih susah parkir disebarkan dari mulut-mulut dan kuranglah kunjungannya.
Seandainya parkirnya seperti Tanah Lot dan Ulun Danu saya yakin kurang promosinya pun kunjungan akan menjadi sama," katanya.
Bupati Sanjaya mengakui untuk merealiasikan parkir tersebut masih dimatangkan. Ketika skema ini sudah disepakati antara pangempon, desa adat, maupun desa baru dilakukan langkah selanjutnya. Sehingga apa yang menjadi keinginan masyarakat dan manajemen bisa terpenuhi.
Sementara itu Plt Manager DTW Jatiluwih I Gede Made Alit Toya Winangun membenarkan selama ini Jatiluwih memang kendala di parkir. Wisatawan yang datang berkunjung belum mendapatkan parkiran yang memadai. "Sekarang kita hanya bekerjasama dengan pemilih warung dan restoran untuk memberikan tempat kantong parkir wisatawan," akunya.
Disebutkan areal parkir umum yang diperlukan Jatiluwih sekitar 500 are. Dan proses ini memang masih dalam kajian. "Jadi ini masih dikaji, biar tidak salah kami di manajemen. Mudah-mudahan sesuai harapan," tandas Toya Winangun. 7des
1
Komentar