Dewan Dorong Pemerintah Tingkatkan Infrastruktur Jalan
Pariwisata Menggeliat, Cegah Kemacetan Makin Parah
MANGUPURA, NusaBali - Problem kemacetan menjadi tantangan besar di Kabupaten Badung. Padahal kini pariwisata sedang menggeliat.
Titik rawan kemacetan kerap terjadi di antaranya di Kerobokan menuju Tibubeneng dan Canggu. Tak ayal pemerintah didorong segera melakukan peningkatan infrastruktur jalan demi mengurai kemacetan.
Persoalan ini disampaikan langsung anggota DPRD Badung I Wayan Sandra saat rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Badung dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Badung belum lama ini. Politisi PDIP asal Desa Tibubeneng ini mengatakan, persoalan kemacetan harus menjadi atensi serius, mengingat cukup banyak penerbangan yang ingin masuk ke Bali. Namun jika tidak mampu mengendalikan kemacetan, maka ke depan ini akan menjadi masalah besar.
Sandra menyontohkan, saat ini kemacetan dari arah Kerobokan menuju Tibubeneng dan Canggu setiap harinya macet berjam-jam. “Mohon kiranya ada petugas dari Dinas Perhubungan yang mengatur lalu lintas. Karena kemacetan dari Kerobokan ke Tibubeneng dan Canggu itu hampir berjam-jam. Sekarang orang mencari alternatif dari Jalan Gatsu masuk Dalung Permai, masuk Buduk, Tibubeneng terpencar, tidak ada yang ngatur. Akhirnya terjadi kemacetan di mana-mana. Macet tidak bergerak,” katanya.
Persoalan ini disampaikan langsung anggota DPRD Badung I Wayan Sandra saat rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Badung dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Badung belum lama ini. Politisi PDIP asal Desa Tibubeneng ini mengatakan, persoalan kemacetan harus menjadi atensi serius, mengingat cukup banyak penerbangan yang ingin masuk ke Bali. Namun jika tidak mampu mengendalikan kemacetan, maka ke depan ini akan menjadi masalah besar.
Sandra menyontohkan, saat ini kemacetan dari arah Kerobokan menuju Tibubeneng dan Canggu setiap harinya macet berjam-jam. “Mohon kiranya ada petugas dari Dinas Perhubungan yang mengatur lalu lintas. Karena kemacetan dari Kerobokan ke Tibubeneng dan Canggu itu hampir berjam-jam. Sekarang orang mencari alternatif dari Jalan Gatsu masuk Dalung Permai, masuk Buduk, Tibubeneng terpencar, tidak ada yang ngatur. Akhirnya terjadi kemacetan di mana-mana. Macet tidak bergerak,” katanya.
Menanggapi usulan tersebut, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa menegaskan akan segera mengomunikasikan dengan jajarannya, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Dinas Perhubungan untuk segera ditindaklanjuti. Sementara terkait kemacetan yang terjadi saat ini, Adi Arnawa sependapat bahwa mesti dilakukan peningkatan infrastruktur jalan yang memadai di daerah pariwisata. Apalagi ada target di tahun 2035 sebanyak 45 juta kunjungan ke Bali.
“Di mana-mana kita sudah macet. Sederhananya, ini berarti kunjungan wisatawan sudah meningkat. Pemakai jalan sudah meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Tadi saran dewan segera kita harus lakukan peningkatan infrastruktur jalan,” sebutnya.
Menurut Adi Arnawa, dengan target kunjungan wisatawan yang sedemikian banyak, maka perlu dilakukan langkah mulai sekarang. “Kalau tidak dari sekarang kita melakukan langkah-langkah perbaikan seperti saran dewan, bukan tidak mungkin kita akan stuck. Orang baru turun dari pesawat sudah langsung tidak bisa bergerak. Ini kita takutkan dan akan menjadi satu hambatan terkait dengan mendorong pariwisata yang sustainable,” ucap Adi Arnawa.
“Tapi untuk sementara ini kita siasati dengan cara membuka akses-akses jalan yang sudah ada. Sambil jalan, kalau sudah memadai rekayasa lalu lintas itu akan kita lakukan,” kata Adi Arnawa. 7 ind
“Di mana-mana kita sudah macet. Sederhananya, ini berarti kunjungan wisatawan sudah meningkat. Pemakai jalan sudah meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Tadi saran dewan segera kita harus lakukan peningkatan infrastruktur jalan,” sebutnya.
Menurut Adi Arnawa, dengan target kunjungan wisatawan yang sedemikian banyak, maka perlu dilakukan langkah mulai sekarang. “Kalau tidak dari sekarang kita melakukan langkah-langkah perbaikan seperti saran dewan, bukan tidak mungkin kita akan stuck. Orang baru turun dari pesawat sudah langsung tidak bisa bergerak. Ini kita takutkan dan akan menjadi satu hambatan terkait dengan mendorong pariwisata yang sustainable,” ucap Adi Arnawa.
“Tapi untuk sementara ini kita siasati dengan cara membuka akses-akses jalan yang sudah ada. Sambil jalan, kalau sudah memadai rekayasa lalu lintas itu akan kita lakukan,” kata Adi Arnawa. 7 ind
Komentar