Juara Porsenijar Diseleksi untuk Popnas
DENPASAR, NusaBali - Para pejudo juara Porsenijar Bali, akhir Juni 2023 lalu akan diseleksi untuk tampil dalam ajang Popnas di Sumatera Selatan pada Oktober 2023.
Para juara di tiap kelas belum pasti dikirim, karena harus kembali dilihat kemampuannya untuk menyesuaikan kuota yang diberikan pihak Disikpora Provinsi Bali.
"Untuk cabor judo itu ada 16 kelas putra putri dikalikan dua, untuk SMP dan SMA masing - masing 8 kelas putra dan 8 kelas putri, tapi kita hanya dapat kuota 10 atlet," ucap Koordinator Porsenijar cabor Judo, Agus Putra Adnyana, Senin (24/7).
Dengan adanya seleksi jumlah kuota, kata Agus Adnyana, maka harus melihat hasilnya secara keseluruhan. Semua itu karena kuota sangat terbatas, sehingga para juara di tiap kelas Porsenijar Bali belum tentu dikirim.
Namun solusinya, kata pria yang Ketua Pengkot PJSI Denpasar itu, untuk kelas yang sama di tingkat SMP dan SM akan ada seleksi internal lagi. Para juara itu akan berkompetisi kembali mencari yang terbaik mewakili Bali di ajang Popnas.
Agus Putra Adnyana yang juga pelatih judo Bali mengakui hasil Porsenijar Bali, memang Kota Denpasar mendominasi sebagai peraih medali emas terbanyak. Namun hal itu belum pasti atletnya bisa mewakili Bali di ajang Popnas.
"Kita sangat selektif dengan kuota terbatas, terlebih ada juga tim pencatat saat Porsenijar Bali yang melihat dan memantau atlet tampil di final," kata Agus Adnyana, yang Waketum Pengprov PJSI Bali itu.
Sehingga akan diketahui siapa atlet dengan kualitas teknik bagus, apakah menang mudah atau bagaimana di final.
Menurutnya, harus dilihat detail kemampuan atlet sebelum diputuskan mewakili Bali. Terlebih Bali sendiri tercatat sebagai runner up saat Popnas 2019 di Jakarta. Saat itu medali emas Bali terpaut satu emas dengan tuan rumah DKI Jakarta yang keluar sebagai juara umum.
“Jadi misi kita untuk mempertahankan dan dan menjaga tradisi emas di Popnas yang waktu itu berhasil meraih 4 emas Popnas,” kata Agus Putra Adnyana. dek
"Untuk cabor judo itu ada 16 kelas putra putri dikalikan dua, untuk SMP dan SMA masing - masing 8 kelas putra dan 8 kelas putri, tapi kita hanya dapat kuota 10 atlet," ucap Koordinator Porsenijar cabor Judo, Agus Putra Adnyana, Senin (24/7).
Dengan adanya seleksi jumlah kuota, kata Agus Adnyana, maka harus melihat hasilnya secara keseluruhan. Semua itu karena kuota sangat terbatas, sehingga para juara di tiap kelas Porsenijar Bali belum tentu dikirim.
Namun solusinya, kata pria yang Ketua Pengkot PJSI Denpasar itu, untuk kelas yang sama di tingkat SMP dan SM akan ada seleksi internal lagi. Para juara itu akan berkompetisi kembali mencari yang terbaik mewakili Bali di ajang Popnas.
Agus Putra Adnyana yang juga pelatih judo Bali mengakui hasil Porsenijar Bali, memang Kota Denpasar mendominasi sebagai peraih medali emas terbanyak. Namun hal itu belum pasti atletnya bisa mewakili Bali di ajang Popnas.
"Kita sangat selektif dengan kuota terbatas, terlebih ada juga tim pencatat saat Porsenijar Bali yang melihat dan memantau atlet tampil di final," kata Agus Adnyana, yang Waketum Pengprov PJSI Bali itu.
Sehingga akan diketahui siapa atlet dengan kualitas teknik bagus, apakah menang mudah atau bagaimana di final.
Menurutnya, harus dilihat detail kemampuan atlet sebelum diputuskan mewakili Bali. Terlebih Bali sendiri tercatat sebagai runner up saat Popnas 2019 di Jakarta. Saat itu medali emas Bali terpaut satu emas dengan tuan rumah DKI Jakarta yang keluar sebagai juara umum.
“Jadi misi kita untuk mempertahankan dan dan menjaga tradisi emas di Popnas yang waktu itu berhasil meraih 4 emas Popnas,” kata Agus Putra Adnyana. dek
1
Komentar