Korban Pradnya Paramitha Siuman Setelah Dibuatkan Banten Penebusan
Sebelum tenggelam di tibu pemandian sedalam 6 meter, korban I Gusti Ayu Istri Pradnya Paramitha sempat berkelakar minta ditolong jika sampai terjadi musibah.
Pegawai Kontrak Dinas Hubkominfo Jembrana Nyaris Tewas Tenggelam di Sungai Gelar
NEGARA, NusaBali
Tibu tempat pemandian di Sungai Gelar, Banjar Palunganbatu, Desa Batuagung, Kecama-tan Jembrana nyaris menelan korban nyawa. Korbannya adalah I Gusti Ayu Istri Pradnya Paramitha, 23, pegawai kontrak Dinas Perhubungan- Komunikasi-Informasi (Hubkominfo) Jembrana, yang tenggelam di salah satu tibu pemandian Sungai Gelar, Minggu (27/12) sore. Beruntung, nyawanya terselamatkan setelah dirawat di rumah sakit dan sempat ditempuh upaya niskala dengan membuatkan banten penebusan.
Musibah yang nyaris merenggut nyawa I Gusti Ayu Istri Pradnya Paramitha berawal ketika perempuan asal Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana ini datang ke tibu pemandian Sungai Gelar, Minggu sore sekitar pukul 15.00 Wita. Sore itu, korban Pradnya Paramitha datang hendak mandi ke salah satu titik tibu bersama 7 orang lainnya yang masih ada hubungan keluarga dan kerabat.
Sesuai kesepakatan, 8 orang sekeluarga yang terdiri dari 4 perempuan dan 4 laki-laki ini memilih untuk mandi di kawasan tibu sebelah selatan Monumen Perjuangan Gelar. Titik tibu ini memang dikenal berbahaya, dengan kedalaman air mencapai sekitar 6 meter.
Dari 8 orang sekeluarga yang hendak mandi bersama di titik tibu sebelah selatan Monumen Perjuangan Gelar sore itu, termasuk di antaranya adik kandung korban Pradnya Paramitha yakni I Gusti Ayu Agung Ari Pradnya Sinta Dewi, 15, serta sang adik sepupu I Gusti Ngurah Putu Agus Riantara, 13.
Pada awalnya, semua berjalan lancar. Empat (4) perempuan termasuk korban Pradnya Paramitha pilih mandi di bagian tepi tibu, yang airnya tidak terlalu dalam dan dekat dengan bebatuan. Sedangkan 4 orang lagi yang semuanyha pria, mandi agak ke tengah.
“Waktu awal-awal mandi, saya sama kakak (korban Pradnya Paramitha) dan dua cewek yang lain mandi di pinggir dekat bebatuan. Tapi, entah kenapa, kakak saya tiba-tiba mau menyeberangi tibu, mungkin dia penasaran. Maka, terjadilah musibah itu,” cerita adik korban, IGA Agung Ari Pradnya Sinta Dewi saat ditemui NusaBali sedang mendampingi kakaknya yang masih dirawat di Sal Dahlia RSUD Negara, Senin (28/12).
Saksi Pradnya Sinta Dewi mengisahkan, untuk menyeberangi kawasan tibu yang airnya cukup tersebut, korban Pradnya Paramitha digandeng dua rekannya yang laki-laki, yakni I Komang Nopri Kresna Yasa, 18, dan Yoga Krisna, 19. Kebetulan, dua pemuda yang masih kerabat korban ini sudah pernah beberapa kali mandi di tibu pemandian Sungai Gelar tersebut.
Namun, diduga karena terlalu ketakutan ketika sampai di tengah-tengah tibu berkedalaman 6 meter, korban Pradnya Paramitha terlepas dari pegangan Kresna Yasa dan Yoga Krisna. Perempuan berusia 23 tahun ini pun langsung tenggelam ke dalam tibu berkedalaman 6 meter. Musibah ini membuat rombongan sekeluarga panik, termasuk adik korban, Pradnya Santi Dewi, serta duet Yoga Krisna dan Kresna Yasa yang semula membonceng Pradnya Paramitha.
Mereka berusaha mencari korban sambil mengamati dari permukaan air sungai di tibu tersebut. Setelah 5 menit tenggelam, barulah bagian rambut dan tangan korban Pradnya Paramitha terlihat mengambang ke permukaan air. Saat itu, posisi korban sudah agak ke bagian pinggir tibu.
Adalah saksi Yoga Krisna yang berhasil menyambar tubuh korban Pradnya Paramitha, lalu dievakuasi ke tepi sungai. Menurut Pradnya Santi Dewi, saat ditemukan dan dievakuasi ke tepi sungai, kakaknya sudah dalam keadaan pingsan, bahkan seperti orang meninggal karena lidahnya menjulur. Untuk pertolongan awal, korban yang pingsan sempat diberikan napas buatan, termasuk menekan-nekan dadanya.
Selanjutnya, korban Pradnya Paramitha dilarikan ke RSUD Negara, dengan dibantu sejumlah warga yang kebetulan mandi di sebelah utara tibu Sungai Gelar. Korban dibawa ke RSUD Negara dalam kondisi tak sadarkan diri. “Waktu mau dibawa ke rumah sakit, kakak saya (korban Pradnya Paramitha) seperti orang kesurupan, tubuhnya meronta-ronta, tapi tidak sadar,” papar Pradnya Sinta Dewi.
Selanjutnya...
Komentar