Korban Pradnya Paramitha Siuman Setelah Dibuatkan Banten Penebusan
Sebelum tenggelam di tibu pemandian sedalam 6 meter, korban I Gusti Ayu Istri Pradnya Paramitha sempat berkelakar minta ditolong jika sampai terjadi musibah.
Setibanya di RSUD Negara pun, korban Pradnya Paramitha tetap saja dalam kondisi pingsan. Menurut kedua orangtua korban, pasangan I Gusti Ngurah Gede Tirtayasa, 51, dan Sagung Wahyuni, 49, pihaknya sempat merasa ada gangguan niskala dari peristiwa sewaktu putrinya tenggelam. Karena itu, sesaat setelah sempat menengok putrinya di RSUD Negara, Minggu petang, mereka langsung pulang untuk membuatkan banten penebusan dengan sarana daksina di lokasi tenggelam.
Benar saja, setelah orangtuanya selesai menghaturkan banten penebusan di tibu pemandian Sungai Gelar, kondisi korban Pradnya Paramitha semakin membaik, kesadarannya pun pulih. “Setelah diperciki tirta (air suci), barulah anak saya ini (korban) mau muntah, lalu keluar cairan berupa lendir-lendir, sampai bisa dirawat di Sal Dahlia ini,” kenang ayah korban, IGN Gede Tirtayasa, saat ditemui NusaBali di RSUD Negara, Senin kemarin.
Tirtayasa menambahkan, kecurigaan terjadi gangguan niskala tersebut diperkuat oleh penuturan beberapa rekan korban Pradnya Paramitha yang ikut mandi di tibu Sungai Gelar. Konon, korban Pradnya Maramitha sempat mengeluarkan kata-kata seperti menantang ingin uji nyali menyeberangi tibu berkedalaman 6 meter.
Bukan hanya itu. Sebelum mulai menyeberangi tibu dibantu dua rekannya, korban Pradnya Paramitha juga sempat sesumbar seraya meminta agar ditolong jika sampai tenggelam. “Mungkin perkataan itu membuat marah makhluk halus penunggu kawasan tibu, sehingga anak saya dicelakai secara niskala,” papar Tirtayasa.
“Memang anak saya ini (korban) orangnya agak nekat-nekatan juga. Padahal, baru dua hari sebelum kejadian, Jumat (25/12), dia pulang dari mendaki di Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur,” lanjut Tirtayasa yang kesehariannya bekerja sebagai staf Tantib di Kantor Camat Negara.
Namun demikian, Tirtayasa mengaku menyesalkan tidak adanya pengawasan dari pihak pengelola tibu pemandian Sungai Gelar tersebut. Dia berharap ke depan dipasang plang larangan mandi di titik terdalam, seperti di lokasi korban Pradnya Paramitha tenggelam. “Katanya kemarin juga ada tukang parkir, tapi tak ada yang memberitahu kalau di sana airnya dalam,” sesal Tirtayasa.
Sementara itu, korban IGA Istri Pradnya Paramitha hingga Senin kemarin masih terbaring lemas di ruang perawqatan Sal Dahlia RSUD Negara. Kepada NusaBali, pegawai kontrak Dinas Hubkominfo Jembrana ini mengaku tidak ingat sama sekali tentang peristiwa dirinya sampai tenggelam di tibu pemandian Sungai Gelar.
Menurut Pradnya Paramitha, dirinya hanya ingat mandi seperti biasa dan ketika siuman sudah dirawat di RSUD Negara. Pasca sehari semalam dirawat, korban mengakui kondisinya sudah membaik. “Tapi, saya masih merasa sulit bernapas karena mungkin masih ada air di bagian paru-paru,” tutur pegawai kontrak yang bertugas di Tempat Uji Kelayakan Kendaraan Dinas Hubkominfo Jembrana ini. 7 ode
1
2
Komentar