Operator Kapal Penyeberangan Diminta Waspada
Gelombang Laut Selat Bali dan Lombok hingga Tiga Meter
DENPASAR, NusaBali - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, meminta operator kapal penyeberangan untuk mewaspadai tinggi gelombang laut di Selat Bali dan Selat Lombok.
Diperkirakan tinggi gelombang laut mencapai hingga tiga meter hingga Sabtu (29/7) besok.
“Kami imbau selalu waspadai potensi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Kamis (27/7) seperti dilansir Antara.
Cahyo Nugroho mengungkapkan ketinggian gelombang laut yang berpotensi terjadi di Selat Bali dan Selat Lombok dipengaruhi oleh kecepatan angin selama periode 27-29 Juli 2023. Diperkirakan kecepatan angin pada rentang waktu tersebut mencapai 40 kilometer per jam atau 21,5 knot.
Angin tersebut bertiup dari arah timur-selatan atau berasal dari benua Australia bergerak konstan menuju daratan Asia atau disebut angin timuran, seiring puncak musim kemarau di Bali yang diperkirakan pada Juli-Agustus 2023.
Tak hanya di Selat Bali dan Selat Lombok, masyarakat dan nelayan juga diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan di Bali yang diperkirakan mencapai hingga empat meter, yakni di Selat Badung. Adapun kecepatan angin di kawasan itu diperkirakan mencapai hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam yang bergerak dari arah timur-tenggara.
Untuk diketahui, adapun kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 7 ant
“Kami imbau selalu waspadai potensi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Kamis (27/7) seperti dilansir Antara.
Cahyo Nugroho mengungkapkan ketinggian gelombang laut yang berpotensi terjadi di Selat Bali dan Selat Lombok dipengaruhi oleh kecepatan angin selama periode 27-29 Juli 2023. Diperkirakan kecepatan angin pada rentang waktu tersebut mencapai 40 kilometer per jam atau 21,5 knot.
Angin tersebut bertiup dari arah timur-selatan atau berasal dari benua Australia bergerak konstan menuju daratan Asia atau disebut angin timuran, seiring puncak musim kemarau di Bali yang diperkirakan pada Juli-Agustus 2023.
Tak hanya di Selat Bali dan Selat Lombok, masyarakat dan nelayan juga diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan di Bali yang diperkirakan mencapai hingga empat meter, yakni di Selat Badung. Adapun kecepatan angin di kawasan itu diperkirakan mencapai hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam yang bergerak dari arah timur-tenggara.
Untuk diketahui, adapun kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 7 ant
1
Komentar