PPDB Jalur Prestasi Rentan Pemalsuan Piagam
Sekolah dan Dinas Pendidikan harus benar-benar selektif memverifikasi piagam prestasi.
SEMARAPURA, NusaBali
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Klungkung lewat jalur prestasi disinyalir ada pemalsuan piagam penghargaan. Upaya ini dilakukan agar siswa yang bersangkutan bisa masuk di sekolah yang diinginkan. Kondisi ini membuat para orangtua siswa yang ingin mendaftarkan anaknya dari jalur prestasi menjadi resah.
Mereka mendesak pihak sekolah dan Dinas Pendidikan harus benar-benar selektif memverifikasi piagam prestasi. Persoalan tersebut mendapat atensi dari Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta. Mereka bersama-sama memantau kinerja panitia PPBD di sejumlah sekolah, Jumat (23/6) pagi.
Hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gede Darmawan dan Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Disdikpora Klungkung I Ketut Suastana.
Bupati Suwirta mengawali kunjungan ke SMAN 2 Semarapura, SMPN 2 Semarapura, SD 1 Semarapura Kangin, SD 1 Semarapura Tengah dan terakhir di SMPN 1 Semarapura. Dalam kesempatan itu Bupati Suwirta mengingatkan sekolah-sekolah agar memverifikasi keaslian dari piagam yang dibawa siswa saat mendaftar dari jalur prestasi. “Jangan sampai menggunakan piagam yang tidak sah atau menggunakan prestasi buatan,” ujar Bupati Suwirta.
Kata dia, setelah turun ke sejumlah sekolah pihaknya tidak menemukan adanya piagam palsu. Namun Bupati Suwirta mengakui, Kamis (22/6), mendengar informasi ada yang mengaku, bahwa saat anaknya mendaftar pada salah satu sekolah SMPN di Klungkung dari jalur prestasi malah tergeser dengan pesaingnya yang menggunakan prestasi tidak sah. Untuk itu, pihaknya turun mengecek kebenarannya di lapangan. “Yang jelas baik pihak sekolah maupun Disdik harus benar-benar mencocokkan piagam yang dikirim tersebut dengan sederet prestasi yang sudah tercatat selama ini di Disdik,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gede Darmawan, juga akan mengawasi dengan ketat seleksi PPDB ini, terutama dari jalur prestasi. Kalau ada yang menggunakan piagam palsu otomatis akan digugurkan dari jalur prestasi. “Tidak ada kami temukan piagam palsu,” katanya.
Sedangkan dari jalur zonasi pihak sekolah mulai was-was karena berpotensi memicu polemik saat pembacaan pengumuman. Karena rata-rata dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK jalur zonasi cukup tinggi peminat dari kuota yang tersedia. Waka Kesiswaan I Ketut Langkir, menyebut SMAN 2 Semarapura memiliki kuota 360 orang. Dengan persentase 50 persen jalur reguler, 20 persen jalur miskin, 20 persen jalur prestasi dan 10 persen jalur zonasi.
Kata dia, pendaftaran yang cukup banyak dari batas kuota tersebut berada di jalur zonasi, dengan pendaftar sudah mencapai 90 orang, dari data persentase 10 persen atau 36 orang. Pihaknya tengah menunggu petunjuk teknisnya apakah penentuan jarak itu juga akan menggunakan aplikasi google maps atau tidak. Yang jelas aparat desa sekitar sekolah seperti kapala lingkungan (Kaling) tetap dilibatkan.
“Pengumuman dari jalur zonasi inilah yang cukup kami khawatirkan menimbulkan polemik, untuk itu kami tetap akan mengacu kepada peraturan dan prosedur, serta verifikasi secara obyektif,” ujar Waka Kesiswaan SMAN 2 Semarapura, I Ketut Langkir.
Kepala SMPN 1 Semarapura Nyoman Karyawan mengatakan, secara umum PPDB berjalan dengan lancar. Dia mengakui sempat ada persoalan dari orangtua siswa, karena mendaftarkan anaknya di dua jalur sekaligus dari zonasi dan prestasi. Otomatis kalau sudah masuk di zonasi namanya tidak akan muncul di jalur prestasi. Terlebih ini menggunakan sistim online.
Mengenai masalah zonasi, Bupati Suwirta mengatakan, kalau mengacu penuh terhadap aplikasi online dalam PPDB akan terjadi ketimpangan di sana-sini. Karena belum tentu kalau menggunakan zonasi di satu tempat jumlah masyarakat yang akan sekolah jumlah seperti itu. Sehingga akan terjadi saling mengisi antar sekolah. “Sebelum final sampai ke pengumuman, saya minta agar dirapatkan dulu untuk mengentahui penyeberan siswa. Jadi tidak ada siswa yang tidak dapat sekolah,” ujarnya. *wa
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Klungkung lewat jalur prestasi disinyalir ada pemalsuan piagam penghargaan. Upaya ini dilakukan agar siswa yang bersangkutan bisa masuk di sekolah yang diinginkan. Kondisi ini membuat para orangtua siswa yang ingin mendaftarkan anaknya dari jalur prestasi menjadi resah.
Mereka mendesak pihak sekolah dan Dinas Pendidikan harus benar-benar selektif memverifikasi piagam prestasi. Persoalan tersebut mendapat atensi dari Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta. Mereka bersama-sama memantau kinerja panitia PPBD di sejumlah sekolah, Jumat (23/6) pagi.
Hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gede Darmawan dan Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Disdikpora Klungkung I Ketut Suastana.
Bupati Suwirta mengawali kunjungan ke SMAN 2 Semarapura, SMPN 2 Semarapura, SD 1 Semarapura Kangin, SD 1 Semarapura Tengah dan terakhir di SMPN 1 Semarapura. Dalam kesempatan itu Bupati Suwirta mengingatkan sekolah-sekolah agar memverifikasi keaslian dari piagam yang dibawa siswa saat mendaftar dari jalur prestasi. “Jangan sampai menggunakan piagam yang tidak sah atau menggunakan prestasi buatan,” ujar Bupati Suwirta.
Kata dia, setelah turun ke sejumlah sekolah pihaknya tidak menemukan adanya piagam palsu. Namun Bupati Suwirta mengakui, Kamis (22/6), mendengar informasi ada yang mengaku, bahwa saat anaknya mendaftar pada salah satu sekolah SMPN di Klungkung dari jalur prestasi malah tergeser dengan pesaingnya yang menggunakan prestasi tidak sah. Untuk itu, pihaknya turun mengecek kebenarannya di lapangan. “Yang jelas baik pihak sekolah maupun Disdik harus benar-benar mencocokkan piagam yang dikirim tersebut dengan sederet prestasi yang sudah tercatat selama ini di Disdik,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gede Darmawan, juga akan mengawasi dengan ketat seleksi PPDB ini, terutama dari jalur prestasi. Kalau ada yang menggunakan piagam palsu otomatis akan digugurkan dari jalur prestasi. “Tidak ada kami temukan piagam palsu,” katanya.
Sedangkan dari jalur zonasi pihak sekolah mulai was-was karena berpotensi memicu polemik saat pembacaan pengumuman. Karena rata-rata dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK jalur zonasi cukup tinggi peminat dari kuota yang tersedia. Waka Kesiswaan I Ketut Langkir, menyebut SMAN 2 Semarapura memiliki kuota 360 orang. Dengan persentase 50 persen jalur reguler, 20 persen jalur miskin, 20 persen jalur prestasi dan 10 persen jalur zonasi.
Kata dia, pendaftaran yang cukup banyak dari batas kuota tersebut berada di jalur zonasi, dengan pendaftar sudah mencapai 90 orang, dari data persentase 10 persen atau 36 orang. Pihaknya tengah menunggu petunjuk teknisnya apakah penentuan jarak itu juga akan menggunakan aplikasi google maps atau tidak. Yang jelas aparat desa sekitar sekolah seperti kapala lingkungan (Kaling) tetap dilibatkan.
“Pengumuman dari jalur zonasi inilah yang cukup kami khawatirkan menimbulkan polemik, untuk itu kami tetap akan mengacu kepada peraturan dan prosedur, serta verifikasi secara obyektif,” ujar Waka Kesiswaan SMAN 2 Semarapura, I Ketut Langkir.
Kepala SMPN 1 Semarapura Nyoman Karyawan mengatakan, secara umum PPDB berjalan dengan lancar. Dia mengakui sempat ada persoalan dari orangtua siswa, karena mendaftarkan anaknya di dua jalur sekaligus dari zonasi dan prestasi. Otomatis kalau sudah masuk di zonasi namanya tidak akan muncul di jalur prestasi. Terlebih ini menggunakan sistim online.
Mengenai masalah zonasi, Bupati Suwirta mengatakan, kalau mengacu penuh terhadap aplikasi online dalam PPDB akan terjadi ketimpangan di sana-sini. Karena belum tentu kalau menggunakan zonasi di satu tempat jumlah masyarakat yang akan sekolah jumlah seperti itu. Sehingga akan terjadi saling mengisi antar sekolah. “Sebelum final sampai ke pengumuman, saya minta agar dirapatkan dulu untuk mengentahui penyeberan siswa. Jadi tidak ada siswa yang tidak dapat sekolah,” ujarnya. *wa
1
Komentar