Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan
JAKARTA, NusaBali - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengkhawatirkan risiko berkurangnya pasokan komoditas pangan seperti gandum akibat kebijakan Rusia hingga ancaman fenomena El Nino.
Ia mengatakan Rusia sampai saat ini belum mau memperlonggar kesepakatan biji-bijian laut hitam atau black sea grain initiatives yang tentunya akan mempengaruhi distribusi atau lalu lintas pengiriman gandum.
"Ini berarti pada paruh kedua tahun ini kita akan sangat dipengaruhi ketidakpastian dari komoditas, hampir mirip seperti 2022, ditambah dengan nanti El Nino. Ini jadi sesuatu yang harus kita waspadai pada paruh kedua 2023 ini," ujarnya di Kemendagri, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (31/7).
Menurutnya, kondisi ini perlu diperhatikan dengan baik dan hati-hati tak hanya pemerintah pusat tapi juga daerah. Sebab, kenaikan harga karena pasokan pangan yang berkurang bisa menyebabkan inflasi tinggi.
Inflasi yang tinggi tentu akan berdampak tak menggembirakan bagi masyarakat karena harus direspons oleh kebijakan moneter bank sentral. Caranya, dengan menaikkan suku bunga acuan, di mana ini tak hanya dilakukan Indonesia tapi seluruh negara di dunia.
Hal ini sudah pernah terjadi pada saat perang Rusia-Ukraina mulai muncul di awal tahun lalu. Sehingga, Sri Mulyani berharap dampaknya bisa diminimalisir di tahun ini.
Terutama perlu difokuskan pada penurunan inflasi di wilayah timur Indonesia yang masih sangat tinggi, seperti di Babel, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Papua Barat, Papua, dan Sulawesi Barat.
"Dalam hal ini itu sekarang kita masih punya peer antardaerah, dinamika harga masih cukup tinggi, kita lihat beberapa daerah yang sekarang masih menunjukkan peningkatan mohon untuk diperhatikan," jelasnya.
"Dan tadi faktornya tidak hanya disrupsi supply karena adanya produksi yang terganggu, karena adanya pasokan tapi juga sekarang ada masalah iklim, el nino. Jadi mohon kita semuanya sangat berhati-hati," pungkasnya. 7
Komentar