Paskibraka Nasional asal Bali Incar Pasukan Delapan
JAKARTA, NusaBali - Dua perwakilan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2023 asal Bali di tingkat nasional, yakni Made Guruh Anggara Putra dan Komang Andini Tria Amanda telah berada di Jakarta sejak 15 Juli 2023 lalu guna menjalani latihan di tingkat pusat.
Mereka berlatih bersama dengan perwakilan 37 provinsi lainnya di Taman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur untuk persiapan tampil pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Di pemusatan latihan, Made Guruh berada di kelompok A. Sementara Komang Andini di kelompok B. Selama berlatih dua minggu, keduanya mendapat kesempatan berada di pasukan delapan dan pasukan 17. Di pasukan delapan, mereka juga sudah menjajal berbagai posisi. Made Guruh berlatih sebagai Danpok (Komandan Kelompok) delapan, pengerek bendera, pembentang bendera dan penjuru. Begitupula dengan Komang Andini. Dia telah berlatih di pasukan delapan dan 17. Di pasukan delapan, Komang Andini berlatih di posisi serpihan kanan dan kiri serta membawa baki bendera.
Dengan mencoba berbagai posisi tersebut, keduanya kompak mengincar berada di pasukan delapan. Komang Andini ingin menjadi pembawa baki bendera dan Made Guruh ingin terpilih sebagai pembentang bendera. "Dari semua yang saya latih, saya berharap berada di pasukan delapan sebagai pembentang bendera," ujar Made Guruh saat ditemui NusaBali di sela-sela latihan, Sabtu (29/7) lalu.
Agar impiannya terwujud, Made Guruh terus menjalani latihan sesuai arahan pelatih. Dia juga semangat ketika latihan berlangsung. Tak ketinggalan, Made Guruh memanfaatkan waktu yang ada untuk menjalani latihan tambahan. Hal sama dilakukan Komang Andini.
Bahkan, Komang Andini juga menyempatkan diri latihan di barak. Lantaran di sana, ada tangga yang bisa mereka gunakan untuk latihan melangkah menapaki tangga saat membawa baki bendera. "Terkadang saya juga latihan di kamar untuk membawa bakinya," ucap Komang Andini. Pemilihan Paskibaraka yang bertugas menaikkan bendera di pagi hari dan penurunan bendera di sore hari baru diketahui pada hari H atau 17 Agustus. Di sana akan diketahui pula, siapa saja yang dipercaya sebagai Danpok, pengerek, pembentang dan pembawa baki bendera. "Mohon doanya, semoga saya terpilih sebagai pembawa baki bendera," ucap Komang Andini. Komang Andini, Made Guruh dan Paskibraka nasional lainnya sendiri memulai aktivitas di pemusatan latihan mulai pukul 05.00 WIB dengan diawali olahraga bersama. Kemudian mandi dan bersih-bersih. Lalu sarapan pagi serta latihan baris berbaris hingga sore hari. Selanjutnya, mereka mendapat pembekalan dengan materi berbeda-beda dari sejumlah narasumber seperti dari Lemhanas maupun dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila.
Mengikuti berbagai kegiatan itu, Komang Andini dan Made Guruh merasa senang. Lantaran mereka bisa bertemu dengan dengan Paskibraka dari Sabang sampai Merauke. Mereka merasa mendapat pengalaman baru. Terlebih mereka di tempatkan satu kamar dengan Paskibraka dari provinsi berbeda. "Kami satu kamar, dengan Paskibraka dari Jawa Timur," ucap Made Guruh. Meski begitu, siswa dari SMAN 1 Semarapura, Klungkung ini bisa berinteraksi dengan Paskibraka dari provinsi lainnya. Semisal dengan Paskibraka dari Papua. Menurut Made Guruh, bahasa Papua sangat unik.
Dia pun, belajar dasar-dasar bahasa Papua yaitu ucapan Sa (Saya) dan Ku (Kamu). Sementara Paskibraka Papua atau yang lainnya menanyakan penyebutan angka-angka dalam bahasa Bali. Bagi Made Guruh, mereka sangat cepat belajar penyebutan angka tersebut. Beda lagi dengan Komang Andini. Siswi dari SMAN 9 Denpasar ini mendapat pertanyaan dari Paskibraka lainnya mengenai arti salam Om Swastiastu. Selama berlatih di Cibubur, Komang Andini mengaku, ada rasa kangen dengan orang tuanya di kampung halaman. Namun, dia tidak bisa menghubungi mereka.
Lantaran selama latihan, handphone Paskibraka dikumpulkan agar mereka fokus berlatih. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini mengaku, kangen terhadap ibundanya Anak Agung Ayu Iin Wiyapika. Sebab, sang ibu selalu mengingatkan dia makan tepat waktu, tidak banyak main handphone dan melakukan hal-hal negatif. "Jika di rumah, ibu biasa ingatkan Andini tidak boleh ini dan itu. Lalu mengingatkan makan dan tidak main handphone terus menerus. Itu membuat Andini kangen dengan beliau. Tapi orang tua selalu berpesan, saya di sini harus fokus latihan dan jaga diri dengan baik agar sukses menjalankan tugas sebagai Paskibraka," papar Komang Andini.
Komang Andini berharap, orang tuanya dapat menyaksikan dia menjalankan tugas secara langsung sebagai Paskibraka di Istana Negara. Jika mereka tidak bisa datang langsung, bisa menyaksikan melalui televisi. Hal sama dikatakan Made Guruh. "Berharap mereka bisa datang langsung. Bila tidak bisa, tidak apa-apa," ucap Made Guruh seraya menitikan air mata.
Made Guruh mengaku, sangat kangen dengan orang tuanya. Lantaran baru pertama kali dia jauh dari keluarga. Sebagai bentuk mengobati rasa rindu dengan keluarga, dia membawa handuk dari rumah. "Handuk ini masih ada bau-bau rumah, sehingga bisa mengobati rasa rindu saya dengan orang tua. Walau saya kangen orang tua, saya harus tetap latihan, karena tujuan saya di sini untuk melaksanakan tugas dengan baik," tegas Made Guruh. 7 k22
Di pemusatan latihan, Made Guruh berada di kelompok A. Sementara Komang Andini di kelompok B. Selama berlatih dua minggu, keduanya mendapat kesempatan berada di pasukan delapan dan pasukan 17. Di pasukan delapan, mereka juga sudah menjajal berbagai posisi. Made Guruh berlatih sebagai Danpok (Komandan Kelompok) delapan, pengerek bendera, pembentang bendera dan penjuru. Begitupula dengan Komang Andini. Dia telah berlatih di pasukan delapan dan 17. Di pasukan delapan, Komang Andini berlatih di posisi serpihan kanan dan kiri serta membawa baki bendera.
Dengan mencoba berbagai posisi tersebut, keduanya kompak mengincar berada di pasukan delapan. Komang Andini ingin menjadi pembawa baki bendera dan Made Guruh ingin terpilih sebagai pembentang bendera. "Dari semua yang saya latih, saya berharap berada di pasukan delapan sebagai pembentang bendera," ujar Made Guruh saat ditemui NusaBali di sela-sela latihan, Sabtu (29/7) lalu.
Agar impiannya terwujud, Made Guruh terus menjalani latihan sesuai arahan pelatih. Dia juga semangat ketika latihan berlangsung. Tak ketinggalan, Made Guruh memanfaatkan waktu yang ada untuk menjalani latihan tambahan. Hal sama dilakukan Komang Andini.
Bahkan, Komang Andini juga menyempatkan diri latihan di barak. Lantaran di sana, ada tangga yang bisa mereka gunakan untuk latihan melangkah menapaki tangga saat membawa baki bendera. "Terkadang saya juga latihan di kamar untuk membawa bakinya," ucap Komang Andini. Pemilihan Paskibaraka yang bertugas menaikkan bendera di pagi hari dan penurunan bendera di sore hari baru diketahui pada hari H atau 17 Agustus. Di sana akan diketahui pula, siapa saja yang dipercaya sebagai Danpok, pengerek, pembentang dan pembawa baki bendera. "Mohon doanya, semoga saya terpilih sebagai pembawa baki bendera," ucap Komang Andini. Komang Andini, Made Guruh dan Paskibraka nasional lainnya sendiri memulai aktivitas di pemusatan latihan mulai pukul 05.00 WIB dengan diawali olahraga bersama. Kemudian mandi dan bersih-bersih. Lalu sarapan pagi serta latihan baris berbaris hingga sore hari. Selanjutnya, mereka mendapat pembekalan dengan materi berbeda-beda dari sejumlah narasumber seperti dari Lemhanas maupun dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila.
Mengikuti berbagai kegiatan itu, Komang Andini dan Made Guruh merasa senang. Lantaran mereka bisa bertemu dengan dengan Paskibraka dari Sabang sampai Merauke. Mereka merasa mendapat pengalaman baru. Terlebih mereka di tempatkan satu kamar dengan Paskibraka dari provinsi berbeda. "Kami satu kamar, dengan Paskibraka dari Jawa Timur," ucap Made Guruh. Meski begitu, siswa dari SMAN 1 Semarapura, Klungkung ini bisa berinteraksi dengan Paskibraka dari provinsi lainnya. Semisal dengan Paskibraka dari Papua. Menurut Made Guruh, bahasa Papua sangat unik.
Dia pun, belajar dasar-dasar bahasa Papua yaitu ucapan Sa (Saya) dan Ku (Kamu). Sementara Paskibraka Papua atau yang lainnya menanyakan penyebutan angka-angka dalam bahasa Bali. Bagi Made Guruh, mereka sangat cepat belajar penyebutan angka tersebut. Beda lagi dengan Komang Andini. Siswi dari SMAN 9 Denpasar ini mendapat pertanyaan dari Paskibraka lainnya mengenai arti salam Om Swastiastu. Selama berlatih di Cibubur, Komang Andini mengaku, ada rasa kangen dengan orang tuanya di kampung halaman. Namun, dia tidak bisa menghubungi mereka.
Lantaran selama latihan, handphone Paskibraka dikumpulkan agar mereka fokus berlatih. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini mengaku, kangen terhadap ibundanya Anak Agung Ayu Iin Wiyapika. Sebab, sang ibu selalu mengingatkan dia makan tepat waktu, tidak banyak main handphone dan melakukan hal-hal negatif. "Jika di rumah, ibu biasa ingatkan Andini tidak boleh ini dan itu. Lalu mengingatkan makan dan tidak main handphone terus menerus. Itu membuat Andini kangen dengan beliau. Tapi orang tua selalu berpesan, saya di sini harus fokus latihan dan jaga diri dengan baik agar sukses menjalankan tugas sebagai Paskibraka," papar Komang Andini.
Komang Andini berharap, orang tuanya dapat menyaksikan dia menjalankan tugas secara langsung sebagai Paskibraka di Istana Negara. Jika mereka tidak bisa datang langsung, bisa menyaksikan melalui televisi. Hal sama dikatakan Made Guruh. "Berharap mereka bisa datang langsung. Bila tidak bisa, tidak apa-apa," ucap Made Guruh seraya menitikan air mata.
Made Guruh mengaku, sangat kangen dengan orang tuanya. Lantaran baru pertama kali dia jauh dari keluarga. Sebagai bentuk mengobati rasa rindu dengan keluarga, dia membawa handuk dari rumah. "Handuk ini masih ada bau-bau rumah, sehingga bisa mengobati rasa rindu saya dengan orang tua. Walau saya kangen orang tua, saya harus tetap latihan, karena tujuan saya di sini untuk melaksanakan tugas dengan baik," tegas Made Guruh. 7 k22
Foto: Biodata Made Guruh Anggara Putra. -NOPIYANTI
Foto: Biodata Komang Andini Tria Amanda. -NOPIYANTI
1
Komentar